50

304 41 4
                                    

Hanbin terlihat sedang merenung di kamarnya sendiri. Zhang Hao sedang pergi menemui teman-temannya dan ia terkejut ketika Hanbin menolak ikut bersamanya. Hanbin beralasan ia ingin beristirahat dan Zhang Hao sempat mengira putranya sedang sakit. Namun, Hanbin mengatakan dirinya baik-baik saja dan ingin sang ayah juga memiliki waktu sendiri bersama teman-temannya. Zhang Hao masih menyimpan kekhawatiran, namun tetap mencoba percaya pada putranya.

Sejak pulang dari area skating Zhang Hao sempat menyadari perubahan sedikit pada Hanbin. Lelaki itu beberapa kali ditemukan terjebak dalam lamunannya hingga Zhang Hao berpikir Hanbin bosan bersamanya. Hanbin sadar telah membuat sang ayah khawatir, ia malah memikirkan hal lain saat ayah tampannya kini bersamanya. Namun, penyebab lamunannya itu pun juga karena ayahnya serta obrolannya dengan lelaki manis yang tak sengaja ditemuinya di area skating.

Saat itu mereka memang hanya mengobrol hal biasa layaknya orang yang baru kenal. Namun, lelaki itu tiba-tiba sedikit tertarik akan hubungan Hanbin dan Zhang Hao. Hanbin sudah biasa mendengar hubungannya dan Zhang Hao tak terlihat layaknya ayah dan anak. Ia tak perlu merasa tersinggung karena ia tahu betul dirinya bukanlah anak kandung Zhang Hao. Tak heran jika lelaki itu akan berucap demikian padanya.

Lelaki manis itu sempat bercerita singkat mengenai hubungannya yang sedikit mirip dengan Hanbin. Sebelum menjadi tunangan si tampan, lelaki manis itu pernah diselamatkan hidupnya oleh si tampan dan mereka berakhir menjadi keluarga. Bertahun-tahun hidup sebagai kakak dan adik hingga akhirnya mereka menyadari perasaan cinta yang tumbuh. Pada awalnya mereka saling menyembunyikan perasaan karena takut perubahan hubungan yang terjadi.

Setelah bertahun-tahun saling memendam perasaan, akhirnya si tampan memberanikan diri menyatakan perasaannya. Ia begitu bahagia ketika mendapati perasaannya yang ternyata berbalas dengan si manis. Keduanya pun kini menjalin hubungan hingga sampai di tahap pertunangan. Mereka kini begitu berbahagia dan bersyukur tak terjebak selamanya dalam hubungan kakak adik.

"Rasanya sangat menyakitkan memendam perasaan selama bertahun-tahun padahal ternyata kami saling suka. Kami merasa bodoh saat itu, tapi di satu sisi tahu kami tak mengambil langkah karena takut kehilangan dan melukai," ujar si manis saat itu pada Hanbin.

Hanbin cukup bingung untuk menanggapi kisah lelaki itu. Lelaki itu begitu santai bercerita tentang dirinya pada orang yang baru pertama kali ditemuinya. Sempat terjadi keheningan di antara mereka hingga si anak kecil mulai berceloteh dan keduanya pun mendengarkannya. Namun, Hanbin tak begitu fokus dengan celotehan anak itu dan malah memikirkan kisah lelaki manis tadi. Matanya melirik ke arah Zhang Hao dan mendapati kedua mata mereka saling bertemu, sang ayah tersenyum padanya sebelum kembali ke obrolannya dengan si tampan.

"Maaf kalau aku jadi banyak berbicara bahkan ke hal yang mungkin tak begitu penting untuk kau ketahui. Tapi aku memberitahumu karena kupikir hubungan kalian hampir mirip dengan kami," kata lelaki manis itu yang menyadari kediaman Hanbin. "Entah bagaimana hubungan kalian ke depannya nanti, tak ada salahnya untuk menyadari perasaanmu yang sebenarnya. Hati seseorang bisa saja berubah, jangan sampai menyesal karena terlambat menyadarinya."

Itulah kata-kata terakhir dari si lelaki manis sebelum mereka bertiga berpamitan dan berlalu pergi dari hadapan Zhang Hao dan Hanbin. Hanbin mencoba mencerna perkataan lelaki manis itu kemudian melirik sosok Zhang Hao yang sedang bersamanya. Lelaki tampan yang sejak dulu dikaguminya dan disayanginya, sosok yang kini berperan sebagai ayahnya.

Selama bertahun-tahun Hanbin hidup bersama Zhang Hao sebagai ayah dan anak. Ia tak terlalu memikirkan untuk mengubah cara pandangnya terhadap Zhang Hao. Jika ia mengabaikan statusnya sebagai anak dan hanya orang biasa, ia akui mungkin ia akan jatuh cinta pada Zhang Hao. Siapa yang takkan jatuh cinta dengan lelaki tampan nyaris sempurna seperti Zhang Hao, takkan ada yang bisa menolak pesona lelaki itu.

PemujamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang