57

208 29 14
                                    

Hari Minggu yang cerah memang cocok untuk melakukan kegiatan di luar. Seperti kini yang sedang dilakukan oleh Hanbin dan Ollie, mereka sedang mengunjungi taman bermain atas ajakan Ollie. Hanbin tentu senang menerima ajakannya apalagi menghabiskan waktu bersama Ollie yang sudah lama tidak ditemuinya. Sejak tadi mereka tampak menikmati berbagai wahana permainan yang ada dengan penuh senyuman dan tawa bahagia.

"Hei, kalian tidak sengaja melupakan keberadaan kami kan?" Celetuk Taerae yang berjalan tepat di belakang Hanbin dan Ollie.

Wajah Taerae terlihat cemberut ketika Hanbin dan Ollie menoleh ke arahnya. Tidak hanya Taerae, Gyuvin yang berada di sebelahnya pun mengangguk setuju. Kedua teman Hanbin ini juga ikut bersama atas permintaan Hanbin pada Ollie. Meskipun mereka pergi berempat, namun terlihat Ollie selalu menempel pada Hanbin dan hanya bersenang-senang dengannya. Wajar apabila Taerae dan Gyuvin merasa keberadaan mereka diabaikan.

"Maaf, aku tak bermaksud mengabaikan kalian," ujar Hanbin.

"Maaf, aku terlalu asyik dengan Kak Hanbin. Aku jadi memonopolinya," kata Ollie sambil tersenyum polos.

"Kalian berdua lebih terlihat seperti sedang berkencan," sahut Gyuvin.

"Ya, mungkin lebih baik kalian menikmati kencan kalian tanpa kami," usul Taerae.

"Sepertinya itu ide bagus! Aku dan Kak Hanbin akan bermain ke arah sana. Kita akan berkumpul siang nanti di dekat air mancur," ujar Ollie yang juga menyampaikan usulnya.

"Baiklah, setuju. Aku dan Gyuvin akan ke arah sebaliknya," sahut Taerae.

Belum sempat Hanbin berkomentar, Ollie telah menariknya untuk ke arah lain. Dari jauh Hanbin sempat membuat gestur maaf dengan sebelah tangannya. Taerae hanya menghela nafas melihat keduanya telah menjauh.

"Hanbin itu sebenarnya memang tidak peka atau pura-pura tidak peka. Sudah jelas Ollie hanya ingin pergi berdua dengannya, tapi dia malah mengajak kita," gerutu Taerae hingga membuat Gyuvin menahan tawa melihat bentuk bibir Taerae yang menyerupai bebek saat menggerutu. "Apa yang kau tertawakan? Apa aku berkata sesuatu yang lucu?"

"Tidak, tidak. Kau terlihat menggemaskan saat cemberut seperti itu," kekeh Gyuvin yang membuat Taerae meliriknya tajam.

"Kau sedang meledekku ya?" Tuding Taerae sambil memasang wajah galak, bersiap memukul Gyuvin jika mulai berniat jahil padanya.

"Kau galak sekali. Tapi kau benar, Hanbin sepertinya tidak peka. Mungkin dia memang hanya menganggap anak itu sebatas adiknya jadi dia tak terlalu mewaspadainya," ujar Gyuvin segera mengalihkan pembicaraan sebelum Taerae benar-benar memukulnya karena merasa kesal.

"Seharusnya tak kuterima ajakan Hanbin. Kau sendiri kenapa setuju untuk ikut?" Tanya Taerae.

"Aku hanya sedang bosan di rumah. Tak buruk juga kemari. Kenapa tidak kita nikmati dan bersenang-senang bersama?" Ajak Gyuvin sambil mengulurkan tangannya pada Taerae. "Anggap saja kita juga sedang berkencan."

"Apa-apaan itu? Kau sungguh ingin kupukul ya?" Taerae merasa geli mendengar ucapan Gyuvin yang sedang tersenyum cerah padanya.

"Kau ini benar-benar galak padaku ya. Ayo kita kesana!" Ajak Gyuvin sambil menggenggam tangan Taerae.

Taerae jarang melakukan kontak fisik akrab dengan Gyuvin yang sepertinya sangat menyukai hal tersebut. Hanya Hanbin yang bersedia baik itu pelukan atau genggaman tangan kadang juga sekedar cium pipi. Namun, kali ini Taerae membiarkan lelaki tinggi itu menggenggam tangannya dan membawanya ke beberapa wahana yang diminati Gyuvin. Lagipula Taerae pun juga jarang menghabiskan waktu seperti ini hanya dengan Gyuvin berdua.

Gyuvin memilih wahana-wahana yang cukup membuat Taerae kadang ragu untuk mengikutinya. Namun, Gyuvin selalu berhasil membujuknya meskipun mendapat lirikan tajam Taerae. Meskipun begitu perlahan Taerae dapat tertawa lepas bersama Gyuvin dan menikmati kebersamaan mereka. Gyuvin memang suka menjahilinya, namun ada kalanya juga lelaki tinggi ceria itu dapat membuatnya tersenyum dan tertawa akan tingkah lakunya.

PemujamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang