9

484 73 3
                                    

Setelah pertunjukan musik klasik selesai, Chen Kuan Jui mengajak Hanbin beserta ibu dan Matthew untuk menemui Zhang Hao. Hanbin tentu merasa senang mendengar hal tersebut hingga ia tak berhenti tersenyum. Wumuti dan Ollie juga ikut serta termasuk Haruto dan Ricky yang segera menyusul mereka.

Sebelumnya Kuan Jui sempat mengenalkan Haruto dan Ricky pada Hanbin, ibu dan Matthew kemudian mereka saling menyapa. Hanya perkenalan singkat. Ibu lalu menatap sekumpulan lelaki tampan yang berada di sekitarnya. Zhang Hao saja sudah sangat tampan, namun keempat lelaki lainnya termasuk Ollie pun juga tak kalah tampan. Pemandangan yang sangat memanjakan mata.

Haruto tampaknya masih penasaran tentang sosok tiga orang yang diakui Kuan Jui sebagai kenalannya. Namun, ia kembali mengurungkan rasa ingin tahunya karena Kuan Jui terlalu sibuk mengobrol dengan ibu Hanbin. Ia sempat ingin bertanya pada Wumuti karena lelaki itu duduk bersama mereka, namun lelaki pirang itu sedang meladeni celotehan Ollie tentang penampilan Zhang Hao.

Mereka semua telah tiba di ruang tunggu Zhang Hao dan mengetuk pintunya. Suara Zhang Hao menyiratkan agar sang pengetuk untuk masuk. Di dalam ruangan itu terdapat Zhang Hao dan Hui yang sepertinya sedang terlibat obrolan beberapa saat lalu. Hui menyapa teman-teman Zhang Hao tersebut sebelum berlalu dari ruangan.

"Kak Hao!" Ollie berlari menghampiri Zhang Hao dan memeluknya.

Zhang Hao menggendong Ollie yang tersenyum lebar, bocah itu selalu membuatnya gemas. Pemandangan tersebut sempat membuat Hanbin merasa iri. Ia juga ingin bisa memeluk atau mungkin digendong oleh Zhang Hao. Tapi Hanbin sadar hubungannya dengan Zhang Hao tidaklah seakrab itu.

Mereka semua menyapa Zhang Hao dan mengucapkan selamat atau memberikan pujian atas pertunjukannya. Zhang Hao lalu memperhatikan ada sosok lain yang datang bersama teman-temannya. Ia terkejut begitu menyadarinya.

"Pertunjukanmu bagus sekali, Zhang Hao. Saya dan anak-anak begitu menikmatinya," puji ibu sambil tersenyum.

"Terima kasih, Nyonya. Saya tidak menyangka Anda akan hadir di sini. Tapi bagaimana bisa?" Zhang Hao masih terlihat kebingungan.

"Hm, aku yang mengundang mereka," kata Chen Kuan Jui bangga, ia merasa berhasil memberi kejutan pada Zhang Hao.

Zhang Hao pun akhirnya mengerti kenapa tiket lebih itu tidak ada saat Haruto meminta pada Kuan Jui. Namun, ia masih penasaran kenapa temannya itu justru memberikannya pada ketiga orang tersebut. Zhang Hao pikir ia perlu penjelasan mengenai hal ini dari Kuan Jui. Namun, bukan berarti ia tidak senang dengan keberadaan mereka, ia hanya tidak menduganya.

"Kenapa diam saja, Hanbin? Berikanlah buket itu pada Zhang Hao," kata ibu sambil menepuk kedua bahu Hanbin.

Hanbin sejak tadi hanya terdiam menatap kagum sosok Zhang Hao yang akhirnya menyadari keberadaannya. Lelaki tampan itu tersenyum lembut padanya yang entah kenapa kini merasa gugup. Semua pasang mata di ruangan itu juga melihat ke arahnya, Hanbin rasanya ingin bersembunyi karena malu.

"Ayo, Kak. Kasih bunganya ke kakak baik hati," kata Matthew menyemangati Hanbin.

Hanbin menghela nafas sejenak kemudian menghampiri Zhang Hao, lelaki itu telah menurunkan Ollie dari gendongannya. Tangan kecil itu mengulurkan buket bunga tersebut pada Zhang Hao yang menerimanya dengan senang hati.

"Terima kasih untuk bunganya, Hanbin. Aku senang menerimanya lalu terima kasih juga karena sudah datang bersama ibu dan temanmu," kata Zhang Hao sambil mengusap kepala Hanbin, ia berjongkok agar sejajar dengan tinggi bocah itu.

Hanbin merasa sangat senang atas ucapan Zhang Hao. Ia benar-benar bersyukur bisa datang melihat pertunjukan Zhang Hao dan bertemu lagi dengan lelaki itu. Tentu saja ia sangat perlu berterima kasih pada Kuan Jui yang tampak puas melihat pemandangan tersebut.

PemujamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang