Sejak kecil Hanbin menyukai sepakbola sebagai olahraga favoritnya. Namun, sejak SMP hingga saat ini Hanbin jarang bermain sepak bola, kecuali saat jam pelajaran olahraga. Sehari-harinya ia hanya melakukan lari pagi sebagai olahraganya. Biasanya ia melakukan lari pagi sendirian karena Zhang Hao sulit bangun pagi. Tenaga Hanbin sudah habis duluan untuk membangunkan ayahnya itu dan ketika mereka lari pagi bersama, sang ayah malah berlari lebih cepat darinya dan justru meninggalkannya.
Hanbin memang jarang melihat Zhang Hao berolahraga, tapi anehnya tubuh sang ayah terlihat begitu bagus. Ia tentu saja sudah sering melihat tubuh ayahnya tanpa atasan sejak kecil. Dari luar Zhang Hao mungkin terlihat kurus, tapi ternyata perutnya berotot begitupula bagian tubuhnya yang lain. Hanbin bahkan merasa iri melihat tubuh ayahnya itu.
Selain Zhang Hao, tubuh kelima kakak tampannya pun juga bagus. Mereka semua terlihat ramping, namun ternyata sangat kuat dan cepat. Hanbin penasaran kenapa fisik mereka bisa demikian, mereka hanya berkata karena rutin melakukan olahraga. Hanbin tentu saja mempercayai ucapan para kakaknya. Hanbin terkadang mematut dirinya di cermin sambil memperhatikan bentuk tubuhnya.
"Kenapa aku begitu kurus? Padahal makanku sudah banyak," kata Hanbin sambil mengusap perutnya. "Kapan perut ini punya kotak-kotak seperti perut Ayah dan kakak-kakak lainnya?"
Hanbin memiliki tubuh yang ramping dan untuk remaja seusianya memang belum terlalu berotot. Kulitnya begitu putih membungkus tubuhnya. Hanbin pikir dia perlu melatih tubuhnya agar bisa berotot seperti yang diinginkannya. Ia juga ingin menjadi kuat seperti ayah dan para kakaknya, tentu saja juga memiliki tubuh sebagus mereka.
Hanbin mengenakan kemejanya saat sebuah ketukan terdengar di pintu kamarnya. Ia mempersilakannya masuk dan ternyata sang pengetuk adalah salah satu pelayannya. Sang pelayan memberitahu Hanbin jika ia memiliki tamu yang tengah berkunjung. Hanbin pun segera menemui tamu tersebut. Sesampainya di ruang tamu ia melihat sesosok lelaki pirang yang sudah sangat dikenalnya.
"Kak Ricky?" Hanbin tidak menduga tamu yang berkunjung adalah Ricky.
"Hi, My baby cat!" Sapa Ricky ceria.
"Ada apa Kak Ricky tiba-tiba berkunjung?" Hanbin berusaha tak salah tingkah mendengar panggilan Ricky saat menyapanya tadi.
"Memberikan lukisan yang kubuat tempo lalu," kata Ricky sambil menyerahkan bingkisan berupa lukisan pada Hanbin.
Hanbin menerima lukisan yang diserahkan Ricky padanya. Ia baru ingat kalau lelaki itu berjanji akan memberikan lukisan yang dibuatnya saat berkunjung ke studio lukis Ricky.
"Boleh aku membukanya?" Tanya Hanbin.
"Tentu saja dan aku tahu kau pasti menyukainya," kata Ricky percaya diri.
Hanbin pun membuka bingkisan tersebut dengan antusias. Ia penasaran bagaimana hasil akhir lukisan tersebut. Hanbin tercengang begitu melihat lukisan tersebut, terakhir kali dilihatnya lukisan itu sudah bagus. Namun, kali ini hasil akhirnya benar-benar indah dan luar biasa. Hanbin bahkan tidak percaya jika objek di lukisan itu adalah dirinya.
"Lukisannya semakin indah. Apa benar ini aku?" Hanbin terlihat kagum melihat hasil karya lukisan Ricky.
"Sudah kubilang kan kalau kau akan menyukainya. Lukisan terindah untuk orang yang indah juga," goda Ricky sambil mengedipkan matanya pada Hanbin. "Kau menyukainya?"
"Y-ya, aku menyukainya. Terima kasih," kata Hanbin salah tingkah. "Kenapa Kak Ricky repot-repot mengantar lukisannya sendiri? Kupikir akan dikirim dengan jasa kurir."
"Aku lebih suka mengantarnya sendiri karena aku ingin bertemu denganmu," kata Ricky sambil menatap intens Hanbin. "Tidak bolehkah?"
"Bu-bukan begitu," sangkal Hanbin yang menghindari tatapan Ricky.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemujamu
FanfictionSung Hanbin terpesona dengan laki-laki baik bernama Zhang Hao. Namun, suatu kejadian membuat Hanbin semakin dekat dengan Zhang Hao. Awalnya keduanya menyukai kedekatan itu hingga suatu hari mereka menyadari jika semua itu salah. HaoBin Zhang Hao x S...