17 . Maniac; Perasaan yang tidak bisa dijelaskan

7.2K 698 43
                                    

November minggu terakhir,
Jaemin mendapatkan cutinya. Pria muda itu mengajukan cuti satu bulan lalu namun baru disetujui hari ini. Atasannya mengosongkan jadwal Na Jaemin untuk satu bulan ke depan agar artisnya dapat menikmati hari cuti tanpa gangguan.

Jaemin merupakan tipikal seseorang yang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Menghabiskan makanan atau sekedar menonton televisi. Terkadang ia akan tertidur lelap hingga lebih dari 12 jam seperti beruang hibernasi.

Namun, sepertinya hari ini ia akan keluar untuk membeli makanan.
Biasanya ia akan pergi bersama teman dekatnya yaitu Jeno, tetapi sialnya Jeno menghilang begitu saja.

Jaemin menghela nafas. Ia pun membenarkan posisi topi dan maskernya lalu mulai mengendarai mobil pribadinya tersebut. Kepalanya masih mempertanyakan keberadaan Jeno setiap hari, pihak agensi juga pihak kepolisian sudah menyebarkan atensi mereka untuk mencari keberadaan Jeno dimanapun itu.

Jaemin selalu mencoba menghubunginya setiap hari bahkan mengiriminya pesan. Hingga Jaemin tidak melakukannya lagi saat ponsel Jeno ditemukan tergeletak tanpa tuan. Kini ponsel Jeno ditahan oleh pihak kepolisian untuk barang bukti.

Mobilnya terparkir di depan sebuah swalayan besar. Jaemin keluar dari mobilnya lanta berjalan masuk. Ia membawa keranjang dorong karena mungkin ia tidak hanya sekedar membeli makanan saja, melainkan beberapa kebutuhan rumah.

Ia mulai mengambil buah, sayuran, juga beberapa mie instan. Apapun yang ia inginkan, ia letakkan ke dalam keranjang dorong.

Setengah jam berlalu, Jaemin pun berjalan menghampiri lemari pendingin berisi banyak jenis minuman. Ia mulai mengambil beberapa botol besar minuman bersoda dan susu putih. Lantas pria muda itupun membayar semuanya di meja kasir.

"Terima kasih." Ujarnya lalu membawa dua plastik berisi barang-barang belanjaannya menuju mobil. Yah, cukup berat. Tapi Jaemin bisa mengatasi semuanya sendirian.

Sepasang mata sendunya tidak sengaja melirik ke arah kedai minuman di seberang swalayan. Jaemin meneguk ludahnya, ah ia jadi ingin minum yang manis-manis.
Detik berikutnya Jaemin berjalan menyebrangi jalanan yang ramai pejalan kaki lalu masuk ke kedai tersebut.

Memandangi papan menu.
Biasanya ia dan teman-temannya beli minuman dengan mutiara kenyal ini saat pergi menghabiskan waktu bersama. Terutama Jeno yang begitu menyukai varian milk tea dengan extra bubble.

Sial, dimana anak itu.

"Pesanan nomor 23 atas nama Lee Renjun, 2 milk tea dengan extra bubble, dan 1 strawberry dengan bubble dan keju."

Jaemin menoleh. Ia hendak memesan minumannya namun berpapasan dengan seorang laki-laki bertubuh kecil yang sedang mengambil pesanannya. Setelah mengucapkan terima kasih, sosok itu pun berbalik lalu berjalan pergi.

Jaemin mengerjap. Ia sempat bertatapan mata beberapa saat karena sosok itu lebih dulu pergi. Wow, sepasang matanya sangat berkilau seperti bubble gongcha.

Hahaha, batin Jaemin.

"Aku ingin varian milk tea dengan bubble."

"Extra bubble?"

"Tidak. Porsi biasa."







.
.
.
.
.
.





"Jeno-ya."

Jeno menoleh ke arah pintu utama. Ia melihat Renjun datang membawa banyak makanan di kedua tangannya. Renjun meletakkan semua itu di meja rendah di ruang tengah lantas melucuti luarannya satu persatu termasuk topi dan maskernya.

MANIAC  |  JenoRenjun✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang