Renjun tahu siapa itu Na Jaemin. Teman satu agensi yang tidak kalah populer dari Jeno.
Jaemin sering mengunjunginya di rumah sakit, namun tidak bersama Jeno.Jaemin menyembunyikan fakta bahwa Renjun sekarang berada di rumah sakit jiwa. Jaemin tidak ingin temannya nekat datang kemari lalu membawa Renjun pergi padahal Renjun masih dalam masa pemulihan. Temannya itu gila, bahkan sangat gila.
"Selamat atas kehamilanmu, Renjun. Jaga kesehatan dan segeralah sembuh, ya?" Dokter Kim mengusap kepala Renjun sambil memberikan senyuman.
Renjun mengusap perutnya.
Aku hamil? Batinnya."Dia bilang aku mandul... aku tidak mungkin bisa mengandung.."
Dokter Kim menghela nafas. Pria tua bernama Park Seungho itu benar-benar gila. Ia mencuci otak anak sepolos Renjun selama ini, bahkan Renjun sendiri percaya dengan perkataan mantan suaminya itu.
"Tidak. Dialah yang mandul, spermanya tidak bisa lagi berkembang biar. Sedangkan rahimmu masih subur, Renjun-ah. Kamu baik-baik saja."
Renjun mengerjap, "berarti... anak ini adalah darahku dan Jeno?"
Jaemin menatap Renjun dengan tatapan iba. Renjun tampak tidak percaya dengan kenyataan yang menimpanya. Pria muda itu menepuk bahu Renjun beberapa kali lantas melukis senyum teduh, "selamat." Ujarnya.
Sejak saat itu, Renjun lebih memperhatikan dirinya sendiri. Ia sering melakukan aktivitas di kamar rawatnya, mencoba melupakan bahwa statusnya kini kembali melajang. Seungho menceraikannya, membuangnya ke rumah sakit jiwa, dan mencabut semua harta benda yang sudah ia berikan kepada Renjun.
Renjun sendirian.
Ia tidak punya apapun, kekayaannya lenyap begitu saja.
Kini ia hanya tinggal di rumah sakit jiwa, bersama calon bayi di dalam rahimnya.Renjun sendiri meminta Jaemin untuk tidak membawa Jeno kemari. Renjun belum siap bertemu dengannya, ia takut ia akan menyakiti Jeno lagi.
Bulan kelima.
Jaemin memberitahu bahwa Renjun hidup dengan baik di rumah sakit. Ia juga mengatakan bahwa kondisi Renjun saat ini membaik, termasuk janinnya.
Mendengar itu, Jeno tidak lagi bisa menyembunyikan keterkejutan sekaligus kebahagiaannya.Namun, Jeno sempat bertengkar dengan Jaemin. Kenapa selama lima bulan ini Jaemin tidak mengatakan apapun tentang Renjun? Sedangkan Jaemin sendiri sengaja merahasiakan hal ini demi sahabatnya. Ia tidak ingin Jeno lepas kendali dan memaksakan diri untuk menemui Renjun yang sedang dalam masa pemulihan.
Tidak.
Renjun tidak mandul.
Seungho-lah yang bermasalah."Jaemin-ah, bisakah kau membawa Renjun pergi dari sana? Tabunganku sudah cukup untuk menyewa apartemen dua kamar pertahun, aku hanya bisa mengandalkanmu Jaemin-ah." Jeno memijat dahinya, "kau tahu 'kan jika manajer hyung tidak ingin aku terlibat dalam masalah itu lagi?"
Jaemin menghela nafas, "baiklah."
"Tolong ambil apartemen yang jauh dari sini, dua kamar, dan luas. Aku mau Renjun merasa nyaman di sana walau sendiri. Aku juga akan pindah ke sana dalam waktu dekat dan hidup bersamanya."
"Aku punya kerabat di daerah Incheon, kebetulan dia bekerja di perusahaan hunian. Aku akan meminta beberapa foto apartemen kosong di sana, aku akan mengirimkannya kepadamu."
Jeno mengangguk. Jaemin adalah yang paling mengerti dirinya.
"Tolong jaga dia selama aku sibuk dengan jadwalku, aku juga akan pergi keluar negeri bulan depan."
"Ya, baiklah. Sana cari uang yang banyak untuk menikahi penculikmu itu, Lee Jeno."
"Ya, jangan berkata seperti itu Jaemin-ah."
KAMU SEDANG MEMBACA
MANIAC | JenoRenjun✔️
Fanfiction🔞 Adult Only JENO itu adalah pria tertampan yang pernah Renjun kenal. Tubuhnya, parasnya, senyumannya, hidung mancungnya, dan suara beratnya. Renjun ingin memiliki Jeno seutuhnya. Ia akan melakukan apapun demi mendapatkan sosok yang diidam-idamkann...