Jeno berjalan di area basement dimana mobil-mobil milik para penghuni di sini diparkirkan. Jeno meringis kecil, lehernya masih sakit karena cekikan Seungho. Kuku-kuku pria itu membuat lehernya terluka.
Jeno bingung harus berjalan kemana. Ia sendiri tidak tahu dimana mobil Renjun berada. Pria muda itu mengitari area parkir tersebut sambil menekan-nekan tombol di kunci mobil berbandul kepala rubah.
Pip pip.
Ia menoleh. Menekan tombol tersebut sekali lagi lantas menghampiri. Mobil putih milik Renjun terparkir paling ujung, mobil mewah itu segera Jeno naiki.
Sial, bahkan Jeno hampir lupa caranya menyetir. Meski begitu Jeno terus mencoba, ia memundurkan mobil Renjun dengan hati-hati kemudian melajukannya keluar area hunian tersebut. Ia akan segera kembali untuk menjemput Renjun, ia masih belum mengerti mengapa Renjun memintanya pergi.
Butuh waktu sekitar dua jam untuk sampai di sebuah tempat karena Jeno sempat menyasar kemana-mana.
Satu-satunya tempat yang masih Jeno ingat, yaitu gedung agensi hiburan tempat ia dinaungi. Ia memarkirkan mobil Renjun sembarangan lantas membuka pintu.Kaki telanjangnya berjalan turun dari mobil. Jeno berjalan cepat menaiki anak tangga satu persatu. Meski ada elevator, ia tidak ingin menggunakannya karena ia belum bisa bertemu orang lain.
Gedungnya terlihat sepi. Jeno meneguk ludahnya kasar kemudian berlari kecil menyusuri lorong di lantai 12.
Ia berhenti di depan sebuah pintu, lantas mendorongnya dengan gusar.Seisi ruangan pertemuan itu menoleh. Empat laki-laki muda di dalam sana mematung sesaat, memandangi Jeno yang berdiri di ambang pintu.
Jeno menatap mereka secara bergantian sebelum berjalan menghampiri."Bantu aku. Cepat. Panggil polisi dan jemput milikku di sana. Cepat!" Teriak Jeno.
Mark yang berada paling dekat dengan Jeno pun meraih lengan temannya. Ia masih terdiam, entah harus berbuat apa. Jeno telah kembali, teman mereka telah kembali setelah sekian lama menghilang tanpa kabar.
"Hyung, kau bisa menyetir 'kan? Ayo bantu aku. Aku harus kembali dan menjemputnya, dia dalam bahaya!" Jeno menarik-narik Mark untuk keluar tetapi teman-temannya segera menghampiri.
"Jeno-ya, Jeno-ya. Tenanglah, kau aman di sini. Bersama kami." Ujar Mark menepuk-nepuk dada Jeno.
"Kenapa tidak ada yang mengerti!? Dia sendirian di sana, dia dalam bahaya! Aku harus kembali dan membawanya pergi!"
"Jeno-ya.."
"Ya, Lee Jeno. Hentikan."
Tubuh Jeno memberontak. Butuh tenaga tiga laki-laki untuk membuatnya tenang, Jeno menangis dalam dekapan Mark. Ia memohon, meminta bantuan teman-temannya untuk menjemput Renjun.
Renjun takut sendirian.
Jeno menyesal ia meninggalkan Renjun sendirian.
Bagaimana jika Seungho melakukan hal di luar nalar kepada Renjun? Apa yang akan terjadi nantinya?"Kumohon bantu aku.... dia sendirian...." lirih Jeno sebelum terjatuh ke lantai.
"Ya, Jisung-ah. Panggil manajer hyung ke sini!" Haechan berteriak, "ppali-hae!!"
Sedangkan Jaemin memangku kepala temannya. Memandangi lebam kemerahan di leher juga percikan darah di tangan dan celana hingga kaki Jeno. Jeno sendiri masih berguman, menangisi sosok 'dia' yang bahkan tidak mereka kenal.
Jeno berbeda.
Jeno menangis penuh kekhawatiran dan amarah.
Sepasang matanya memejam, kedua tangannya terus mencabik-cabik pakaiannya sendiri sesekali memukuli kepala."Renjun-ah..."
.
.
.
.
.
.- Satu bulan kemudian, akhir Januari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
MANIAC | JenoRenjun✔️
Fanfic🔞 Adult Only JENO itu adalah pria tertampan yang pernah Renjun kenal. Tubuhnya, parasnya, senyumannya, hidung mancungnya, dan suara beratnya. Renjun ingin memiliki Jeno seutuhnya. Ia akan melakukan apapun demi mendapatkan sosok yang diidam-idamkann...