Saat mendengar kabar bahwa Renjun masih hidup, Jeno baru menyadari bahwa harapan itu ada. Ia tidak bisa menahan tangisannya saat pihak kepolisian berkata kini Renjun masih hidup dan berada di kantor kepolisan lain untuk menjalankan sidang.
Jeno meminta untuk bertemu dengan Renjun namun mereka masih saja menolak. Mereka hanya memberikan kabar terbaru dari Renjun atas permohonan dari Jeno bahkan Jeno sempat bersujud-sujud di hadapan mereka demi mendengar kabar dari pemilik hatinya.
Hingga suatu hari Jeno merasa hancur. Mereka bilang, Renjun menggila. Renjun sering melakukan sesuatu di luar dugaan bahkan sering menyakiti dirinya sendiri. Atas rekaman kamera pengintai yang dirilis, Renjun dianggap tidak bersalah karena ia melakukan pembelaan diri. Semua rekaman kekerasan yang Seungho berikan pada Renjun diputar kembali di persidangan. Semua orang yang hadir menyaksikannya.
Jeno adalah seorang publik figur. Agensinya mengetahui kasus ini, mereka meminta siapapun untuk tutup mulut bahkan membayar pihak kepolisian untuk mencabut nama Jeno dari kasus ini meski prosesnya tidak semudah itu.
Jeno tidak diizinkan bertemu Renjun. Ia juga tidak diizinkan untuk keluar dari apartemen agar Jeno tidak nekat bertemu dengannya. Jeno selalu berkata bahwa Renjun tidak bersalah dan ia harus segera menjemputnya.
Jaemin yang kala itu menyaksikan keluh kesah Jeno mulai mempercayai bahwa Jeno telah mencintai penculiknya.
Ugh, terkesan gila memang.
Jaemin nyaris tidak tidur berhari-hari karena ia menerima fakta bahwa temannya ini menghilang karena diculik penggemarnya. Segila itukah?
Jaemin takut pada dirinya sendiri. Ia takut jika ada penggemarnya yang nekat melakukan hal serupa.Jeno selalu mengeluh dan bercerita kepada Jaemin karena hanya Jaemin yang mengerti.
Jaemin terpaksa mengerti lebih tepatnya. Ia tidak tahu apakah Jeno mengalami kelainan mental karena baru saja bebas dari penculiknya atau semua yang Jeno bicarakan adalah kenyataan.
Diculik, hidup bersama, bahkan bersetubuh.
"Shibal." Kalimat itu selalu Jaemin ucapkan saat Jeno bercerita sambil meneguk birnya.
Hingga Jaemin pun mencoba membantu Jeno. Ia datang ke kantor polisi lalu mengobrol mengenai kasus ini. Meski awalnya sulit karena pihak kepolisian enggan membuka kembali kasus tersebut, akhirnya salah satu dari mereka buka suara setelah disuap uang dari pria muda bermarga Na itu.
Mereka berbincang di ruang tertutup. Si polisi dengan segepok uang di kantungnya mulai buka suara, ia juga menyodorkan berkas-berkas yang berhubungan dengan Seungho dan istrinya; Renjun. Jaemin menatap berkas-berkas itu, kepalanya terasa cukup pening karena ia tidak mengerti sama sekali.
Tapi sepasang bola matanya tertuju pada beberapa buah foto yang menunjukkan paras cantik dari seorang Huang Renjun. Rasanya... tidak asing. Jaemin merasa hal sedemikian rupa.
"Dimana mereka sekarang?" Tanya Jaemin.
"Park Seungho pergi melarikan diri ke Meksiko setelah mengalami masa kritis, kami masih melakukan proses pencarian. Dan istrinya... dijebloskan ke dalam rumah sakit jiwa untuk rehabilitasi karena dia memiliki riwayat kelainan mental."
Jaemin mendongak, cukup terkejut karena mendengar pernyataan tersebut, "dimana rumah sakitnya?"
"Rumah sakit jiwa Universitas Park Jong-Min. Dia juga sempat tinggal di sana selama 5 tahun karena suaminya."
Jaemin memutuskan untuk pergi.
Rumah sakit jiwa yang jarangnya cukup jauh itu Jaemin tempuh seorang diri menggunakan mobil pribadinya. Rumah sakit itu terasa hening dan sunyi dari luar.
Jika saja bukan karena Jeno, Jaemin enggan melakukannya. Melihat wajah kurus itu menangisi sosok Renjun setiap hari membuat Jaemin terketuk untuk membantu Jeno menemukan sosok tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANIAC | JenoRenjun✔️
Fanfic🔞 Adult Only JENO itu adalah pria tertampan yang pernah Renjun kenal. Tubuhnya, parasnya, senyumannya, hidung mancungnya, dan suara beratnya. Renjun ingin memiliki Jeno seutuhnya. Ia akan melakukan apapun demi mendapatkan sosok yang diidam-idamkann...