Tidak, kita tidak sakit.
Kita berdua baik-baik saja.
Kita hanya perlu waktu untuk saling menghapus memori pahit itu, kamu dan aku harus selalu bersama.Kita berdua harus kembali, ya?
"Selamat datang."
"Aigoo, Jeno-ya, Renjun-ah. Bagaimana kabar kalian berdua? Kalian baik-baik saja 'kan?"
Sosok bernama Haechan itu memeluk singkat tubuh teman dekatnya, yaitu Jeno. Ia mengulurkan tangan untuk menjabat tangan kekasih dari temannya itu, jika Haechan kelepasan memeluknya maka wajahnya akan lebam karena bogem mentah dari Jeno.
Jeno dan Renjun menyambut teman-temannya. Haechan, Mark, bahkan Jaemin turut datang untuk mengunjungi sepasang kekasih tersebut. Namun, tidak dengan Jisung karena jadwal kerjanya yang padat juga jadwal kuliahnya yang seolah ikut menghalangi.
Renjun sudah menyiapkan banyak sajian di atas meja makan. Ia mempersilahkan teman-teman Jeno untuk duduk, menyalakan hot pot sehingga kuah lezat berisi bahan-bahan makanan dengan daging kualitas premium itu mendidih kembali. Ah, Renjun suka sekali dengan hot pot akhir-akhir ini.
"Yahh, Renjun-ssi sangat pandai memasak!" Haechan berseru saat menyuapkan sajian pertama ke dalam mulut. Lelaki muda asal Pulau Jeju itu bertepuk tangan selama beberapa kali sebelum meraih sumpitnya kembali.
"Terima kasih, Haechan-ssi." Renjun menjawab dengan malu-malu lalu menyuapkan beberapa helai mie lantas mengunyahnya pelan.
"Lee Jeno sungguh beruntung memiliki kekasih yang pandai memasak makanan selezat ini." Haechan terus berguman dengan nada dibuat-buat, seisi meja makan terkekeh renyah namun tidak dengan Jeno. Jeno meraih kaleng bir lalu membukanya dengan kasar, membanting pelan di atas meja.
"Dan dia sangat cantik, bukankah begitu Haechan-ah?" Goda Jaemin.
"Ya ya ya, itu jangan diragukan lagi!" Jawab Haechan sambil melirik ke arah Jeno. Jeno bersiap memasang ancang-ancang untuk menghabisi Haechan, sedangkan yang sibuk dibicarakan hanya terkekeh malu sambil memainkan sumpitnya.
"Ah, setelah makan malam, kalian harus mencoba kue buatanku dan Jeno. Rasanya sangat enak." Suara halus itu mengalihkan perhatian para laki-laki dominan tersebut.
"Benarkah? Kenapa tidak bawa ke sini sekarang saja? Aku ingin mencicipinya!"
"Oh, haha baiklah." Renjun beranjak. Berjalan pelan ke arah dapur lalu membuka kulkas. Mereka memandangi tubuh Renjun dari belakang, bahkan siluetnya terlihat begitu cantik.
"Yeppeo..." ujar Haechan dengan sepasang mata berbinar.
"Dia terlihat seperti seorang istri, dan aku suaminya." Mark menyahut sambil menyenggol lengan Jaemin, keduanya tertawa lepas.
"Ya, hentikan." Jeno meneguk isi dari kaleng bir tersebut. Diam-diam memandangi Renjun dari posisinya, tubuh Renjun terlihat berisi karena ia sedang mengandung buah hati mereka. Yah, sangat berbeda dengan Renjun yang dulu.
Cantik.
Sangat cantik."Hanya saja... dia tidak terlihat seperti pasien rumah sakit jiwa. Dia terlihat baik-baik saja, bahkan sangat polos. Kau pernah bilang dia lebih tua dari kita, bukankah begitu?" Haechan berujar dengan suara kecil. Mencicit namun orang-orang di sekitarnya masih bisa mendengar.
"Dia lebih tua 5 tahun dari Jeno." Sahut Jaemin.
"Jinjja? Dia tidak terlihat berumur."
"Bisakah kalian berhenti membicarakannya?" Jeno kembali berujar. Merasa pundung karena mereka terutama Haechan terus menggoda Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANIAC | JenoRenjun✔️
Fanfiction🔞 Adult Only JENO itu adalah pria tertampan yang pernah Renjun kenal. Tubuhnya, parasnya, senyumannya, hidung mancungnya, dan suara beratnya. Renjun ingin memiliki Jeno seutuhnya. Ia akan melakukan apapun demi mendapatkan sosok yang diidam-idamkann...