"Daf, Lo dimana?" Teriak Kayshila begitu memasuki ruang tamu rumah besar keluarga Daffa.
Pandangan teralihkan ketika melihat Daffin sedang duduk di ruang tengah sambil memangku laptop. Ia menghempaskan tubuhnya di sebelah cowok itu. "Ngerjain laporan Lo?"
Pandangan Daffin sudah teralihkan dari laptopnya sejak Kayshila duduk di sebelahnya. "Gue lagi coba desain rumah masa depan" jawabnya
"Kuburan maksud Lo?"balas Kayshila kemudian tertawa sendiri oleh jokesnya.
"Lo suka rumah yang gimana Shil?" Tanya Daffin mengabaikan jokes kering Kayshila
"Gue suka yang simpel, gak pake desain-desain, kalo ada yang cocok mending beli, atau di apartemen aja, lebih terjamin." Jawabnya
"Seandainya Lo bangun rumah,Lo mau yang gimana?" Tanya Daffin lagi, masih tidak puas dengan jawaban cewek itu,"gue lagi mengumpulkan usul-usulan desain rumah, siapa tau ada ide yang gak terpikirkan sama gue"lanjutnya."Kalo gue sih, suka kamar utama, yang gede di lantai dua, full kaca ngadep ke jalan" jawab Kayshila, kali ini dengan serius.
Daffin hanya mengangguk, tapi kemudian menutup laptopnya. " Keluar yuk, kemaren kan gak jadi" ajaknya
" Lah, elo gak bilang, gue cuma pake celana pendek sama Hoodie gini,"protes Kayshila
" Santai aja Shil, gue juga cuma gini, mau ambil jaket doang" jawab Daffin.Kayshila memandang tampilan Daffin dari atas sampai bawah, tidak ada kesan berantakan walaupun dia hanya memakai jins dan t-shirt. "Elo gitu doang Keliatan rapi Daffin, nanti gue di kira pembantu Lo." balasnya sewot, Marasa tidak adil dengan kesenjangan penampilan mereka.
Daffin tertawa,"gak akan ada mikir gitu, toh kalo mau ke mall yang di liat duitnya, bukan penampilannya."
"Tapi gue bawa mobil, masa' berangkat sendiri-sendiri sih?" Tanya Kayshila lagi.
"Elo kok jadi oon sih?ya berangkat bareng lah pake mobil gue, mobil Lo di tinggal di sini, nanti pulang juga gue anterin." Jawab Daffin sedikit tidak sabar
"Lah, besok gue kerja bawa apa Daffin pinter?"
"Gue jemput juga mau?"tawar Daffin setelah memikirkan pertanyaan Kayshila barusan.
"Gila aja Lo, hari pertama kerja, udah bareng bos aja, Lo mau gue di benci sekantor?"Daffin lagi-lagi hanya tertawa, membiarkan Kayshila mengeluarkan keluh kesahnya, padahal asalnya cewek itu hanya kesal dengan penampilannya, tapi malah jadi melebar kemana-mana.
"Gue naik taksi aja deh besok" putus Kayshila kemudian setelah diam cukup lama, mungkin mulai berpikir logis.
"Yaudah gue ambil jaket dulu ya, katanya elo mau ambil kaset ke bang Daffa," pamit Daffin yang kemudian beranjak masuk kamarnya yang kebetulan di lantai satu.Baru saja Kayshila hendak beranjak karena Daffa tidak kunjung muncul, ia melihat cowok itu menuruni tangga, kemudian melemparkan kaset ke pangkuan Kayshila.
"Mau kemana Lo sama Daffin?" Tanyanya ketika sudah sempurna duduk di hadapan Kayshila.
"Mau ke mall, beli sepatu,gue mau mulai nge-gym" jawab Kayshila berbagi informasi yang kemarin tidak sempat di sampaikannya
"Elo mau nge-gym? Sejak kapan ada niat?" Tanya Daffa heran, tidak pernah mendengar Kayshila tertarik pada sport.
"Sebulan yang lalu, setiap pagi badan gue pegel2, jadi gue pikir apa salahnya kalo gue mulai olahraga" jelas Kayshila.
"Ngomong-ngomong gue ikut ke mall dong, mau beli sepatu juga"
"Tumben Lo hari minggu gak keluar sama Prisil, biasanya selalu hangout kalo weekend" tiba-tiba Kayshila teringat hal itu"Udah putus dia" saut Daffin yang kembali bergabung di ruang tengah dengan menenteng jaketnya
Daffa menimpuk adiknya dengan buku yang ada di tangannya, sedangkan Daffin segera menghindar.
"Sejak kapan putusnya, kenapa gak cerita?" Tanya Kayshila serius, jarang-jarang Daffa menyembunyikan sesuatu darinya."Seminggu yang lalu, dia sengaja gak bilang lo, takut Lo ketawain terus Lo omelin" lagi-lagi Daffin yang menjawab di sertai dengan pelototan Daffa
"Wait,,what?? seminggu yang lalu, elo yang seharian moody, marah-marah gak jelas, untung waktu itu jam kerja dan gue gak ketemu Lo lagi pas udah pulang, kalo enggak udah gue geplak kepala Lo" balas Kayshila, membuat Daffa ketar ketir dan merasa bersalah."Sorry, gue moody bukan karena putus, tapi karena si Prisil, nge spam di medsos seakan-akan akan gue yang salah, fans nya nyerbu medsos gue" akhirnya dia berani bercerita pada Kayshila, melegakan sekali.
"Lah yang mutusin siapa?" Tanya Kayshila sedikit bersimpati.
"Bayangin aja dia yang mutusin dia yang nangis-nangis seakan-akan gue yang mutusin, di lokasi syutingnya lagi, katanya gue selingkuh, gila gak tuh anak?" Jawab Daffa kali ini tidak ada yang di tahannya lagi."Yaudah sih, move on aja, pasti masih banyak yang mau sama Lo," balas Kayshila ringan,
"Pasti sih gue move on, tapi masih males cari yang baru" jawab Daffa mantap,
"Siapa juga yang nyuruh elo cepet-cepet cari lagi? Yang ada fansnya Prisil makin ngamuk, nikmatin dulu aja mas jomblo Lo, kayak gue sama Daffin nih, single tapi bahagia" ucap Kayshila seraya mengamit lengan Daffin di sebelahnya"Yaudah yuk, berangkat" ajak Daffin bangkit dari tempat duduknya
"Tungguin gue ganti baju dulu" balas Daffa
"Males, Lo main sendiri deh, gue lagi gak mood keluar bareng Lo!" Balas Daffin yang berakhir timpukan bantal dari Daffa_________________________
"Yakin Lo cuma beli satu?" Tanya Daffin ketiga kalinya sejak mereka keluar dari toko salah satu merk sepatu
"Iyaaaa, lagian gue juga belum mulai nge-gym nya, gue masih mau daftar keanggotaan dulu" jawab Kayshila
"Emang elo mau nge-gym dimana?"
"Di komplek apart gue ada tempat gym nya, bagus juga, tinggal daftar aja"Daffin hanya mengangkat bahu, tidak melanjutkan pembicaraan itu lagi.
"Mau makan dulu gak?" Tawar Daffin, setiap mereka keluar bersama, pasti mereka akan makan di resto-resto baru dan dengan menu baru, salah satu hobi mereka yang sama. "Di bawah ada restoran Jepang baru buka, mau coba kesana gak?"lanjutnya"Oke, gue yang traktir deh" jawab Kayshila
Daffin hanya tersenyum, ia paham pasti Kayshila merasa tidak enak padanya karena harga sepatu yang lumayan, padahal menurutnya itu harga yang pantas untuk membalas Kayshila yang mau sukarela pindah ke perusahaannya.
Mereka sampai di restoran yang di maksud Daffin, ternyata cowok itu sudah mereservasi salah satu meja VIP, karena memang restoran itu penuh.
"Jangan bilang lo udah bayar!"ucap Kayshila jengkel begitu mereka sudah duduk, "pantesan aja Lo cuma senyum-senyum gak jelas waktu gue bilang yang traktir, biasanya elo paling gak mau di traktir cewek apalagi gue,terus kita debat yang gak akan berujung" lanjutnya masih jengkel.
Sedangkan Daffin hanya tersenyum lagi, jika dia menanggapi ucapan Kayshila, pasti akan terjadi perang dunia kesekian.
"Bytheway Shil, di kantor ada gym, kalo Lo mau nge-gym disana aja bareng gue" ucap Daffin membuka pembicaraan setelah hening cukup lama, sembari menunggu pesanan yang masih di proses
"Enak juga sih sebenernya, tapi males banget hari Minggu berangkat ke kantor, gue pikir-pikir dulu deh" jawab Kayshila ringan, ia sudah melupakan kejengkelannya"Oh Iya, gue mau bilang dari kemaren, elo kan selama ini ngira elo di pindah ke kantor cabang" Daffin menjeda kalimatnya, mengeruput latte nya terlebih dahulu, sedangkan atensi Kayshila sudah sepenuhnya terfokus pada cowok itu
"Sebenernya bukan kantor cabang, elo tau kan perusahaan ngeluncurin brand baru setahun yang lalu, dan bokap bilang di urus sama kantor di luar negeri, tapi enggak jadi, gue yang di suruh megang brand baru itu, kantor gue yang asalnya ngurusin brand lama, semua di limpahin ke kantor pusat lagi, gue fokus ngembangin brand baru itu" jelas Daffin.Daffin memegang brand baru, GeOF, yang saat ini fokus untuk mengembangkan ponsel, laptop dan sejenisnya. Memisahkan diri dari the Andrew's yang sudah banyak memproduksi elektronik rumah tangga seperti televisi, AC, kulkas, dan lainnya
"Kok gue gak pernah tau laporan dari perusahaan Lo?" Tanya Kayshila, ia cukup mudah memahami penjelasan Daffin.
"Perusahaan gue punya kebijakan sendiri, semua keputusan ada di tangan gue. Tapi gue masih ngasih laporan juga ke Daffa, dia statusnya jadi pemegang saham terbesar, elo mungkin gak tau, tapi atasan Lo pasti tau" jelas Daffin lagi."Oh gitu, gak masalah sih, toh gue udah ambil keputusan, gue juga harus terima resikonya, gue gak masalah kerja di perusahaan apapun, yang penting nambah pengalaman sih"
Percakapan itu di anggap selesai ketika pramusaji menyajikan beberapa menit makanan yang membuat Kayshila dan Daffin meneteskan air liur
"Bantai yuk!" Begitulah kode diantara mereka berdua
Jangan Lupa Vote and Comen
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My Friend
RomanceDi usianya yang mulai menginjak 30-an, cinta bukan lagi prioritas utama bagi Kayshila, dia memilih untuk realistis menjalani hidup. Ketika sahabatnya menawarkan sebuah hubungan realistis, dia memilih menjalaninya Tapi di tengah jalannya dalam memili...