Berkali-kali Kayshila mengecek ponselnya, Varo sudah mengirim pesan kalau dia sedang dalam perjalanan. Sedangkan dirinya masih duduk di ruang rapat, mendengarkan laporan dari tim financial. Dan Daffin duduk tepat di depannya.
"Shil, mau makan malem bareng gak?" Pertanyaan Daffin membuyarkan lamunan Kayshila. Rapat ternyata sudah selesai. Semua orang sedang berkemas.
Kayshila segera ikut membereskan berkas-berkas yang tercecer di hadapannya. "Gue udah ada janji, besok kan kita flight ke Jepang, kita berempat bakal punya banyak waktu. Besok aja ya makan barengnya" jawab Kayshila nyengir, kemudian segera meninggalkan ruangan rapat sebelum Daffin bertanya lebih lanjut dan Kayshila akan kelabakan.
Dengan segera Kayshila menyaut tasnya dan pergi. Sialnya ia harus melewati ruangan Daffin untuk keluar. Sedangkan Varo sudah sampai di lobby. Ingin rasanya dia mengumpati Varo, kenapa cowok itu memilih lobby di banding basement?.
"Pulang bareng yuk!" Ucap Daffin tepat di telinga Kayshila membuatnya benar-benar terlonjak kaget.
"Daffin sinting, gue kaget banget" teriak Kayshila spontan, bahkan sampai berjongkok untuk menetralkan detak jantungnya. Banyak pasang mata menatap mereka penuh minat. Mereka tahu Daffin dan Kayshila berteman karena Daffin sendiri yang mengatakannya, tapi mereka tidak pernah melihat buktinya langsung. Dan kali ini jelas merupakan tontonan yang menarik."Sorry banget, gue gak tau Lo bakal sekaget itu" ucap Daffin menyesal, kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu Kayshila berdiri.
Kayshila menerima uluran tangan Daffin, dia merasa seperti ketahuan mencuri sesuatu, makanya dia sekaget itu. "Jangan kebiasaan ngomong di telinga kecuali bisik-bisik" ujarnya kemudian.
"Iya maaf" balas Daffin. "Jadi Lo mau pulang bareng gue gak?" Tanyanya kemudian."Gue ada janji Fin, udah di jemput di depan. Jangan ikutin gue, jangan kepoin gue" Kayshila mengeluarkan peringatan demi melihat wajah tidak puas Daffin.
Sebenarnya jantung Kayshila hampir melompat dari tempatnya, ia takut Daffin tahu kalau dia ada janji dengan Varo, pun takut mereka akan bertemu dan kembali bertengkar mengingat histori mereka yang di sebabkan oleh dirinya.
Di tambah lagi Daffin tidak menyukai Varo sejak dahulu, berbeda dengan Daffa yang bisa akrab dengan cowok itu ketika masih menjadi pacarnya.
Kayshila sesegera mungkin memasuki mobil Varo yang sudah menunggu di pintu utama.
"Tadi Itu Daffin?" Tanya Varo sembari menjalankan mobilnya. Cowok itu sempat bertemu tatap dengan Daffin tanpa Kayshila sadari.
"Iya, dia yang punya kantor" jawab Kayshila singkat. Enggan meneruskan pembicaraan tentang Daffin.Untungnya Varo tidak melanjutkan pembahasan itu. Dia benar-benar ingin meninggalkan masa lalu tetap di belakang. Dia sama sekali tidak ada dendam terhadap Daffa maupun Daffin.
Mereka sampai di salah satu kafe favorit Kayshila. Dia sengaja memilih tempat itu, karena tidak jauh dari apartemennya. Varo tidak perlu mengantarnya pulang nantinya.
"Mau pesen apa?" Tawar Kayshila saat membuka buku menu.
"Terserah elo aja, gue ngikut" balas Varo.
"Ice vanilla latte sama hot americano" pesannya.Kayshila memilih duduk di tempat yang cukup sepi, tidak banyak orang yang berlalu-lalang, mereka butuh space untuk berbicara serius. Ia bahkan mematikan ponselnya.
"To the point' aja ya Ro, gue mau minta maaf atas perbuatan Daffa sama Daffin ke elo di masa lalu. Gue beneran gak tau sama sekali kalo mereka sampai berbuat kayak gitu, gue baru tau beberapa saat lalu" ucap Kayshila lugas.Varo mengangguk samar sembari menyeruput hot americanonya."waktu itu gue emang gak terima, tapi setelah itu gue memaklumi mereka. Mereka marah karena alasan gue yang gak masuk akal mutusin elo" balasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My Friend
RomanceDi usianya yang mulai menginjak 30-an, cinta bukan lagi prioritas utama bagi Kayshila, dia memilih untuk realistis menjalani hidup. Ketika sahabatnya menawarkan sebuah hubungan realistis, dia memilih menjalaninya Tapi di tengah jalannya dalam memili...