Baik Kayshila, Grizelle, maupun Karin sudah membawa belanjaan masing-masing yang cukup banyak. Mereka memutuskan mampir di salah satu restoran yang cukup ramai.
"Sorry banget guys, gue harus balik duluan. Azil nyuruh gue balik sekarang" ucap Karin menyesal. Cewek itu barusaja kembali dari menerima telpon.
"Oh gitu, balik aja Rin, gue masih mau makan sama Shila" balas Grizelle, mereka berdua tipe orang yang cepat akrab.
"Sorry banget ya. Bye guys" ucapnya kemudian pergi diikuti satu bodyguard yang sedari tadi berdiri di belakangnya.Grizelle menghembuskan nafas berat yang sedari kemarin di tahannya. Dia menunggu saat dirinya hanya berdua dengan Kayshila.
Dia memang mengenal Kayshila dari Daffa, tapi kini dia bisa mengklaim kalau Kayshila lebih dekat dengan dirinya daripada dua sepupunya itu. Dia juga mempercayai Kayshila lebih dari semua temannya yang masih diragukan ketulusannya.
"Gue disuruh nerusin perusahaan bokap" ucapnya.
Kayshila mengalihkan pandangannya dari ponsel, fokus pada Grizelle. "Akhirnya bokap Lo bilang juga?" Balasnya.
Grizelle mengangguk, mulutnya masih menyedot ice cappuccino nya, matanya juga hanya menatap kosong lantai restoran. "Gue tau akhirnya bakal kayak gini, cuma gue gak nyangka aja kalo bakal secepet ini" ucapnya. "Mereka bilang kalo mereka juga pengen bisa liburan dengan bebas kayak om Andrew sama Tante Sarah. Gue gak bisa nolak permintaan mereka, tapi gue juga merasa belum pantas buat memimpin perusahaan sebesar itu Shil."
"Elo bisa Griz, Lo jangan merendahkan diri Lo sendiri. Gue yakin Lo bisa, Lo udah di didik dari kecil untuk ini" ucap Kayshila memandang Grizelle lamat-lamat.
Grizelle mengangguk pelan, tapi Kayshila tahu pasti cewek itu masih penuh keraguan. "Coba nanti Lo tawar juga, siapa tahu di dengerin" ucapnya lagi.
"Tadi pagi kenapa gak balik ke kamar?" Tanya Grizelle setelah beberapa saat mereka makan dalam diam.
Kayshila tersedak minumannya sendiri, membuat Grizelle yakin ada yang tidak beres. "Elo menghindar dari Daffa?" Tanya Grizelle.
Kayshila memandang Grizelle takjub, bagaimana bisa tebakannya selalu benar?
"Kenapa menghindar?ada masalah apa? Ini bukan elo banget loh Shil" lanjut Grizelle melihat kebungkaman Kayshila.Kayshila mengangguk pelan. "We just.. we kissed" ucapnya pelan.
"Terus apa masalahnya? You two dating right?" Komentar Grizelle heran.
Lagi-lagi Kayshila menghela nafas hingga Grizelle menyadari pasti ada sesuatu yang tidak di ketahuinya.
"Apa yang Lo sembunyikan dari gue?" Cacarnya. Mereka selalu terbuka satu sama lain sekecil apapun itu.Kayshila menyeruput minumannya. "Gue sama Daffa belum saling cinta" ucapnya kemudian.
Grizelle mengernyit, masih tidak tahu arah ucapan Kayshila. "Gue sama dia sepakat buat menjalani hubungan realistis sampai kita saling cinta, baru saat itu kita memutuskan arah hubungan selanjutnya" lanjutnya.
Sebenarnya Grizelle tidak terlalu terkejut, ia memang cukup heran karena tiba-tiba Daffa berpacaran dengan Kayshila, jadi hal-hal aneh seperti ini pasti tidak terhindarkan.
"Gue udah ngerasa aneh sih waktu Lo bilang kalian pacaran" komentarnya. "Terus kenapa baru sekarang Lo menghindar? Gak mungkin itu first kiss kalian kan?""Memang enggak, cuma makin kesini gue makin ngerasa semua ini gak bener Griz. Gak seharusnya kita main-main yang melibatkan perasaan kayak gini" ucap Kayshila. Nafasnya terasa semakin berat.
Grizelle ikut terdiam sejenak. "Kalo Lo ngerasa itu salah, berarti ada orang di hati Lo Shil" ucapnya kemudian.
Lagi-lagi Kayshila terdiam. "Atau Lo sebenarnya tahu siapa yang ada di hati Lo?" Tanya Grizelle hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My Friend
RomansaDi usianya yang mulai menginjak 30-an, cinta bukan lagi prioritas utama bagi Kayshila, dia memilih untuk realistis menjalani hidup. Ketika sahabatnya menawarkan sebuah hubungan realistis, dia memilih menjalaninya Tapi di tengah jalannya dalam memili...