Sudah cukup malam ketika mereka sampai di sebuah villa mewah. Bahkan Daffa tidak pernah memiliki villa semewah ini
"Fyi, Azil itu pewaris Drianno Group" bisik Daffa ketika melihat Kayshila terpesona, meskipun berusaha di sembunyikan cewek itu.Kayshila hampir melongo tapi segera di tahannya. Membuat Daffa juga menahan tawa. "Temen-temen Lo lumayan juga ya" balasnya juga berbisik.
Daffa merangkul Kayshila masuk ke dalam villa mengikuti teman-temannya.
"Kalo mau mandi dulu silahkan, ada baju gantinya sekalian. Kamarnya kayak biasa aja ya" ucap Karin selaku pemilik. Sepertinya mereka memang sering berkunjung.Kayshila hanya menurut kemanapun Daffa membawanya. Mereka memasuki salah satu kamar di lantai dua. Berdekatan dengan beberapa kamar lainnya. Teman-teman Daffa juga memasuki kamar-kamar itu dengan santainya.
"Lo mau mandi dulu atau gue?" Tawar Daffa yang seketika merebahkan dirinya di kasur yang tersedia.
"Gue dulu deh" balas Kayshila, kemudian segera memasuki kamar mandi.Beberapa saat kemudian Kayshila keluar dari kamar mandi menggunakan piyama yang tersedia dengan rambut yang masih basah. Dia mendapati Daffa sedang bermain ponselnya dengan serius.
"Udah sana mandi, bentar lagi di suruh keluar kan" ujar Kayshila dan Daffa langsung menurutinya.Kayshila keluar dari kamarnya bersamaan dengan Karin yang juga keluar dari kamarnya. "mau kopi gak Shil? Gue mau bikin nih" tanyanya akrab, sepertinya Karin bukan tipe sosialita seperti layaknya menantu konglomerat lainnya.
"Boleh, gue bantuin bikin. Sekalian buat yang lain juga nanti" balas Kayshila mengikuti langkah Karin menuju minibar yang tersedia.
Kayshila memperhatikan rak yang dipenuhi dengan macam-macam jenis minuman keras. Benar-benar di kelas yang berbeda.
"Lo mau americano? Gue belum tau selera kopi Lo" tanya Karin membuat fokus Kayshila kembali pada cewek itu.
"Kenapa gak minum-minum aja kita? Besok libur juga" balas Kayshila kemudian
"Seru tuh sama main game. Bosen kalo disini selalu cuma nonton" saut Daffa yang ternyata sudah berdiri di belakang Kayshila bersama Reynand dan Febby.
"Oke deh, gue panggil Azil sama Adrian dulu. Kalian siapin minumannya" ucap Karin sebelum berlalu menuju kamarnya.Daffa mengambil beberapa botol Vodka dan Reynand mengambil beberapa botol whiskey. Sedangkan Kayshila dan Febby mengambil gelas dan es batu sebagai pelengkap.
Mereka berkumpul di ruang santai dan hanya beralaskan karpet tebal. Mereka duduk di bawah karena saran Adrian, agar lebih mudah bermain game katanya.
"Gue sebagai pemandu disini. Karena gue lagi gak ada pasangan dan kalian bertiga bermain sebagai couple" ucap Adrian membuat mereka tergelak.
Karin yang sedang bersandar pada Azil sambil menikmati red wine-nya. Febby dan Reynand yang tidak banyak bicara memilih meminum whiskey dari gelas yang sama. Serta Daffa dan Kayshila yang memilih minuman berbeda. Mereka semua memperhatikan Adrian.
"Daf, hari ini gue ambil job Lo. Biasanya selalu elo yang sendirian, sekarang giliran gue" lanjutnya.
Daffa hanya mengangkat gelasnya sebagai tanda persetujuan."Game pertama, pengetahuan tentang pasangan masing-masing, kalo gagal jawab atau memilih gak menjawab harus minum oneshot dan minumannya gue yang pilih" ucap Adrian sebagai pembukaan serta menjelaskan peraturan yang dibuatnya sendiri.
"Ini sih cuma akal-akalan Lo doang supaya kita minum banyak" protes Reynand sambil tertawa.
"Ini semua gara-gara Daffa yang biasanya selalu nemenin gue, malah bawa cewek sekarang" balas Adrian lagi. Cowok itu mendapat hadiah jitakan dari si pemilik nama.Adrian mulai menuang penuh Vodka di dua gelas ukuran sedang. "Pertanyaan pertama buat pasutri kita yang paling lama, Rey sama Febby. Kapan terakhir kali kalian having sex?" Pertanyaan Adrian mengundang tawa semua orang yang ada di ruangan itu.
"Sinting Lo" balas Reynand yang kemudian meneguk Vodka dari gelasnya disusul Febby kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My Friend
RomanceDi usianya yang mulai menginjak 30-an, cinta bukan lagi prioritas utama bagi Kayshila, dia memilih untuk realistis menjalani hidup. Ketika sahabatnya menawarkan sebuah hubungan realistis, dia memilih menjalaninya Tapi di tengah jalannya dalam memili...