Pukul 07.00 waktu setempat, Kayshila sudah menggelar tikar di halaman rumahnya, bukan untuk yoga, tapi sekedar untuk menikmati cahaya matahari dengan udara bersih yang jarang di rasakannya.
Semalam Daffin akhirnya tidur di kamar tamu, karena Kayshila segera mengunci pintu kamarnya setelah melarikan diri dari cowok itu.
Semalam Daffa sudah mengabarinya kalau dia sudah berangkat ke Jepang, bahkan tanpa pulang ke rumahnya terlebih dahulu.
"Ke pantai yuk" ajak Daffin tiba-tiba. Cowok itu sudah berdiri di depan Kayshila, menghalangi cahaya matahari dari cewek itu.
"Gak mau, nanti gue item" balas Kayshila, bangkit dari posisi berbaring nya.
"Yaudah kemana gitu, jangan di rumah aja, bosen gue. Nanti siang kita balik." Ajak Daffin lagi. Berusaha merayu Kayshila yang sedang mager."Nanti pake pesawat komersil aja yuk, helinya biar di ambil orang Lo" ucap Kayshila mengalihkan pembicaraan.
Daffin terdiam sejenak, menimbang ucapan Kayshila."Biar kita bisa main lama nanti, balik malem aja gimana?" Lanjut Kayshila melihat Daffin terdiam.
"Emang mau kemana?" Tanya Daffin akhirnya, tidak bisa menolak permintaan Kayshila.
"Kerta Gosa Klungkung" jawab Kayshila dengan senyuman lebar.Kayshila segera berlari memasuki rumahnya tanpa memberi Daffin kesempatan berbicara sama sekali. Padahal cowok itu sama sekali tidak tahu tempat yang di maksud Kayshila.
Tidak lama kemudian Kayshila kembali dengan dress motif panjang bertali spagetti. Rambutnya juga terurai apa adanya.
"Yuk berangkat, gue yang nyetir" ajak Kayshila menggandeng Daffin dan menyeretnya segera keluar dari halaman rumah."Gue gak suka di setirin cewek" protes Daffin ketika mereka masih di luar mobil. Lalu segera masuk ke kursi kemudi.
Kayshila tertawa, ia sudah terlalu lama mengenal Daffin dan sangat memahami Ego cowok itu. Lalu dengan sigap menyambungkan ponselnya dengan GPS mobil. Tanpa izin dia juga mengambil ponsel Daffin dan memainkan game yang ada di ponsel itu.
"Daffin" teriak Kayshila tiba-tiba membuat Daffin mengejit kaget.
"Biasa aja Shil ngomongnya, gak usah teriak gitu" protesnya dengan masih fokus pada jalanan di depannya.
Kayshila hanya nyengir tanpa dosa. Kadang ia lupa dengan umurnya yang menginjak tigapuluh.Kemudian hening beberapa saat membuat Daffin menyernyit heran. Ia menoleh ke arah Kayshila yang ternyata sudah kembali fokus pada ponsel di tangannya.
"Lo mau ngomong apa?" Tanya Daffin heranKayshila menoleh, sambil meletakkan ponsel Daffin di dashboard. "Lupa tadi mau ngomong apa" balasnya santai.
"Sejak kapan galeri Lo di lock?" Tanyanya lagi, mencomot sembarang topik.
"Sejak ada yang usil ganti wallpaper gue sama fotonya." Balas Daffin datar, padahal jelas cowok itu menyindir Kayshila.
"Bilang aja Lo seneng, buktinya baru Lo ganti Minggu lalu" jawab Kayshila.
"Gue terlalu sibuk buat ngurusin kayak gitu" balas Daffin sok yang membuatnya di hadiahi cubitan di pahanya.
"Gue mau tidur, kalo udah Sampek bangunin, terus makan dulu sekitar sana"
Ucap Kayshila kemudian segera menyamankan diri di tempatnya.Daffin hanya tersenyum tanpa protes. Coba saja Daffa yang di tinggal tidur, pasti cowok itu akan mengomel panjang.
Entah berapa lama Kayshila tertidur, yang jelas ia merasa puas. Dan menyadari kalau Daffin menyampirkan jaketnya dan memasang penghalang matahari untuknya.
"Baru mau gue bangunin," celetuk Daffin setelah menyadari Kayshila sudah bangun.Mereka sudah berada di tempat parkir sebuah restoran yang sepertinya cukup terkenal melihat banyaknya kendaraan yang parkir meskipun masih pagi.
"Lo masuk dulu, cari tempat yang nyaman, gue mau ke kamar mandi dulu" pesan Daffin seraya menyerahkan beberapa barangnya, seperti jaket, dompet dan kunci mobilnya.
"Oke" jawab Kayshila patuh, mengingat dia meninggalkan cowok itu selama satu jam, mengemudi tanpa hiburan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My Friend
RomanceDi usianya yang mulai menginjak 30-an, cinta bukan lagi prioritas utama bagi Kayshila, dia memilih untuk realistis menjalani hidup. Ketika sahabatnya menawarkan sebuah hubungan realistis, dia memilih menjalaninya Tapi di tengah jalannya dalam memili...