13

44 6 0
                                    

Kayshila terbangun oleh dering ponselnya. Semalam dia lembur untuk menyelesaikan masalah gaji karyawan yang sedikit ada kendala. Membuatnya baru saja tidur sini hari. Tapi pagi-pagi sekali ponselnya sudah berdering.

Dengan mata yang masih setengah terpejam Kayshila mengangkat panggilan itu. Tertera nama Ratna di layar ponselnya.
"Pagi banget nelponnya" protes Kayshila sebelum Ratna sempat berkata apapun.
"Buka portal berita sekarang, langsung berangkat ke kantor, tim humas dari tadi udah nelponin gue terus" ucap Ratna cepat.

Kayshila tahu pasti ada yang tidak beres. Jadi tanpa banyak protes dia segera membuka portal berita yang di maksud. Dan dia mendapati rasa kantuknya hilang seketika membaca headline news yang terpampang.

Shion Nohara tertangkap kamera sedang memasuki hotel bersama seorang pengusaha muda yang di ketahui adalah putra kedua dari perusahaan the Andrew's

"Gimana keputusan tim humas?" Tanya Kayshila kemudian, telponnya masih terhubung dengan Ratna.
"Mereka masih belum ngasih statement apa-apa, kita rapat sekarang, pak Daffin juga lagi otw kantor, Lo cepetan Dateng juga" jawab Ratna.

Kayshila segera mandi secepat mungkin, bahkan dia tidak sempat mencuci rambutnya dan make up hanya seadanya. Bahkan pakaian pun dia hanya mencari dress simpel yang ditutupi dengan blazer. Rambutnya pun hanya di jepit seadanya.

Jalan masih sepi ketika Kayshila memacu mobilnya secepat mungkin menuju kantor.

Dia sampai kantor beberapa menit kemudian, langsung menuju ruangan Daffin sesuai instruksi Ratna. Disana ada beberapa orang dari tim humas, Revan, Ratna dan Maya.
"Jadi bagaimana pak Daffin, saran pertama kita bantah pemberitaan itu atau kita konfirmasi." Tanya ketua tim Humas. Sepertinya dia tidak tidur sejak berita itu muncul tepat pukul duabelas tadi.
"Ratna, Kayshila, saya panggil kalian karena ingin mendengar pendapat kalian tentang masalah ini." Ucal Daffin melempar pertanyaan pada Ratna dan Kayshila yang sama-sama baru datang.

"Maaf sebelumnya pak, saya mau tanya, apakah benar di foto itu bapak? Karena kita butuh kebenaran dari berita itu sebelum memutuskan" jawab Ratna membenarkan letak kacamatanya. Dia mengenakan kacamata karena Matanya bengkak akibat kurang tidur.

Daffin mengangguk. "benar itu saya" balasnya singkat. Semua orang di dalam ruangan itu berusaha keras untuk tidak bertanya lebih lanjut. Bagaimanapun itu adalah kehidupan pribadi bos mereka.

"Tadi saya sempat berdiskusi dengan Bu Kayshila di telpon, karena harga saham kiTa terus naik sejak pemberitaan itu. Lebih baik kita mengonfirmasi atau membiarkan berita tetap seperti itu" ucap Ratna lagi.

"Tapi kalau pak Daffin ingin semuanya tetap privasi, kita bisa langsung menulis statement penyangkalan" saut Kayshila melihat raut wajah kurang senang Daffin.

"Kalau menurut saya pak, lebih baik kita biarkan saja berita itu berkembang dengan sendirinya. Mengingat film yang di bintangi Shion akan tayang, agar tidak merugikan pihak manapun. Terserah netizen lebih mempercayai berita mana yang beredar" ucap ketua tim humas kemudian. Menutup argumen Ratna dan Kayshila. "Tapi memang semua keputusan di tangan pak Daffin, keputusan apapun nantinya tidak akan merugikan pihak kita sama sekali" lanjutnya.

"Bapak juga harus siap nama bapak akan selalu di kaitkan dengan nama Shion. Bahkan sekecil apapun pemberitaan tentang Shion. Apa bapak sanggup menghadapi media gosip? Sedangkan selama ini bapak hanya masuk di media ekonomi?" Ucap Revan yang sedari tadi diam. Sebagai orang yang sangat mengenal Daffin, dia tau jika Daffin tidak suka kehidupan pribadinya menjadi konsumsi publik.

"Kalian kembali dulu, nanti saya kabarin gimana keputusan saya" ucap Daffin kemudian.

Semua orang mulai meninggalkan tempatnya hingga tersisa Daffin dan Revan. "Shil, duduk dulu" panggilnya pada Kayshila yang hendak keluar dari ruangan Daffin.

My Boss My Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang