Trilogy, Friend With Benefits | Sequel of Falling For My Healer | Generation 2 | Bisa di baca secara terpisah.
Tapi di rekomendasikan untuk membaca terlebih dulu 2 judul sebelumnya.
*****
Kaylee Emerald, hidupnya sangat sempurna. Ia terlahir dari ke...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Berada satu mobil dengan lelaki yang membuat hidupnya seperti di neraka, membuat Kaylee ingin memaki Alex saat ini juga, mengeluarkan sumpah serapahnya pada lelaki itu. Ya, Kaylee menyalahkan Alex atas apa yang di lakukan orangtuanya, jika saja dulu Alex tidak berjanji pada ayahnya, jika saja ia tidak sampai sedekat itu dengan Alex semuanya tidak akan seperti ini.
Alex sudah seperti benda mati yang di hidupkan oleh mesin, ia bahkan tidak mengeluarkan suara sedikitpun.
"Tidak bisakah kau menolak permintaan ayahku?" Kaylee membuka suara, sementara Alex tetap fokus mengemudi.
Kaylee berdecak sebal ketika Alex tidak merespon pertanyaannya, ia benar-benar sudah tidak tahan lagi. "Hey! Apa kau tuli? Kau bisu? Sesulit itukah menjawab pertanyaanku?"
Alex menghela napas namun matanya tidak beralih sedikitpun dari arah jalanan. "Tidak bisa," sahutnya singkat.
"Apa kau seorang pengawal yang di bayar oleh ayahku? Aku sudah memiliki kekasih yang bisa menjagaku, Alex! Persetan dengan permintaan ayahku, saat itu kita masih anak-anak. Come on, aku sudah terlalu muak dengan semua ini!" ucap Kaylee frustasi sembari menatap Alex dengan tatapan sinis.
Persetan dengan kebohongan yang ia ucapkan jika ia sudah memiliki kekasih. Vincent memang sudah mengungkapkan rasa sukanya namun ia belum meminta Kaylee menjadi kekasihnya. Biar saja, toh di pesta pun ia akan bertemu dengan Vincent.
"Apa kau ingat apa yang di katakan oleh ayahmu? Laki-laki itu yang di pegang kata-katanya," sahut Alex dingin dan tanpa ekspresi.
"Jadi, hubungan dekat antara kau dan aku yang terjalin selama ini hanya atas dasar perjanjian sialmu dengan ayahku?"
Alex menginjak rem mobilnya secara mendadak, membuat tubuh kedua orang itu sampai terhuyung ke depan. Sungguh ia ingin mengatakan jika kenyataan yang sebenarnya tidak seperti itu, Alex ingin menjelaskan namun semua itu tertahan di bibirnya.
"Katakan, Alex!" desak Kaylee.
Alex mengusap wajahnya dengan kasar, kemudian mulai melajukan mobilnya kembali. "Diam, biarkan aku mengantarmu dengan selamat."
Perjalanan yang nampak hening karena setelah perdebatan itu, keduanya tidak ada yang mau membuka suara kembali. Sampai akhirnya di depan sebuah rumah mewah tujuan Kaylee, Alex menghentikan mobilnya. Dengan cepat Kaylee melepas seatbelt yang terpasang di tubuhnya.
"Terimakasih sudah mengantarku," ucap Kaylee hendak membuka pintu mobil Alex.
"Aku tidak hanya mengantarmu, aku di minta untuk menemani dan menjagamu."
