Bab 1

132 54 49
                                    

" Nanti kalo udah gede, kita bertiga jalan bareng ya! "

" Kok bertiga? "

" Kan aku, kamu, sama anak kita! "

Gombalan manis nan lucu membuat mereka, Kayla Nadhifa Almira dan Alvi Andra Aditya, dua bocah yang sangat akrab hingga di panggil si kembar itu tertawa.

" Anak - anak waktunya makan siang! " Panggil wanita paruh baya yang sering di sebut bu Asih, entah sejak kapan dia mengelola panti asuhan itu yang hanya di isi oleh beberapa anak saja.

" Iya Bu kami datang! " Empat anak berusia kurang lebih sepuluh tahun itu lalu naik ke atas kursi meja makan yang di atasnya terdapat beberapa makanan yang tak seberapa, semua anak-anak sangat bahagia dan mereka bergegas mengambil makanan itu

" Eits, tunggu dulu, sebelum makan kita baca doa dulu ya, jangan lupa. " Semua anak-anak lalu membacakan doa sebelum makan dan mulai makan

" Gimana enak gak? Ibu dapet banyak bonus loh dari penjual ikan loh! "

" Ibu lain kali kita makan yang seperti ini lagi ya, soalnya ini makanan yang paling enak yang pernah aku makan! " Puji Nila Rahayu salah satu dari ke empat anak asuhan bu Asih

" Iya nanti ibu buatin lagi, ibu janji! Sekarang habisin ya makanannya, kalo gak abis nanti pada nangis loh! "

Semuanya bersorak gembira tak peduli bahwa mereka hidup berkecukupan atau tidak, tapi yang terpenting mereka bisa bersama berkumpul di dalam rumah kecil itu.

Setelah makan siang, bu Asih mengajarkan anak-anaknya tentang semua hal yang tak mereka ketahui, cara membaca, menulis juga semuanya hingga mereka tak sadar akan waktu yang sudah menjelang malam. Anak-anak sudah mulai mengantuk dan semuanya dipindahkan ke tempat tidur.

" Selamat tidur anak-anak. " Bu Asih mengecup kening anak-anaknya lalu pergi keluar untuk melihat bulan yabg sangat bercahaya " Andai aku bisa menemani mereka hingga mereka tumbuh dewasa! "

Tanpa terasa mereka berempat mulai tumbuh dewasa tanpa di lihat oleh bu Asih yang sudah mereka anggap ibu kandung mereka sendiri, karena bu Asih sudah meninggal lima tahun yang lalu.

" Kalian yakin mau pergi dari sini? " Tanya Kayla ke tiga sahabat " Iya Kay, nanti kapan-kapan kita bakalan mampir ke sini. " Kata Yusuf sambil memegang pundak Kayla.

" Janji ya, Alvi, Nila, Yusuf, kalian bakalan mampir ke sini ya! " Mereka bertiga mengangguk dan berjanji menggunakan janji khas masa kecil " Kami berjanji, jika kami berbohong, kata ibu kami bakalan kena hukuman! " Semuanya berpisah menempuh jalan masing-masing di usia mereka yang cukup muda.

Sekarang tinggal Kayla di rumah itu, dia tidak seperti yang lain yang memiliki arah hidup, mungkin terlalu banyak kenangan yang tidak bisa ia hapus begitu saja, dan mungkin dia ingin seperti bu Asih yang merawat anak-anak di rumah itu.

" Aku gak boleh nangis, aku udah dewasa! " Kayla menampar pelan pipi tembemnya, Kayla lalu memutuskan untuk sedikit merenovasi rumah dengan uang hasil kerjanya dulu " Ayo kita beli sesuatu buat ngerenov rumah ini! "

Kayla pergi ke sebuah toko dekorasi yang harganya cukup terjangkau" Hmm, yang mana ya, yang ini bagus tapi yang ini juga bagus, ahhh pusing!! " Setelah mempertimbangkan, Kayla memutuskan untuk pulang, menunda rencananya untuk mendekorasi rumahnya.

Hari-hari berlalu, Kayla mulai merasa kesepian, tiga sahabatnya sudah pergi mengejar masa depannya, kini hanya dia seorang yang tinggal di sana.

" Kapan ya mereka pulang? Is lah jangan mikir gitu, mereka pergi buat nyari masa depan yang cerah dong! " Kayla lalu menutup matanya dan tertidur lelap.

Dua tahun berlalu, Kayla memulai kembali kehidupannya yang kaku dengan menjadi olshop kecil-kecilan dan membagikan sedikit hasilnya kepada orang yang membutuhkan

" Alhamdulillah, aku bisa ngasih walau sedikit, Bu aku akan selalu ingat pesan ibu.."

" Kalo punya rezeki harus di bagi, kalo nggak nanti jadi gelandangan! "

Mengingat semua kenangan lama membuat Kayla merasa rindu dengan kebersamaan keluarga kecil mereka, meskipun mereka hanya makan deng tempe yang di potong kecil-kecil, dan ikan tongkol udah seperti hidangan mewah bagi mereka, semuanya menjadi kenangan yang manis di hati Kayla.

Tok, tok, tok

Ketukan pintu rumah yang di ketuk oleh seseorang yang sudah lama Kayla ingat, Kayla rindu, yaitu Alvi, sahabat juga orang sepesial di hati Kayla setelah ibu.

" Assalamualaikum Kayla, ada di rumah gak, aku datang. "

Kayla yang masih berada di dapur, segera bergegas menuju pintu dna langsung memeluk seseorang di balik pintu itu " Wa'alaikumussalam, Alvi udah pulang? Kok cepet banget? Yang lain mana? Aku dah kangen banget, gak tau kenapa rasanya kayak nunggu lama banget!! "

Rasa rindu selama dua tahun pecah seketika, tak tahu berapa lama kedua sahabat itu berpelukan. Tiba-tiba Alvi menggenggam tangan Kayla sambil mengeluarkan sesuatu dari balik saku celananya dan sebuah kotak mini yang di dalamnya terdapat cincin yang tak seberapa.

" Kayla, masih ingat gak dengan janjiku dulu? "

Kayla terdiam, perasaan yang di rasakan saat ini bercampur aduk, rasanya senang tapi membuat Kayla gelisah.

" Janji aku, yang mengajak kamu sama anak kita jalan-jalan, mungkin ini terlalu aneh buat kamu, juga terasa mendadak! " Alvi tersenyum dengan wajahnya yang seperti bayi lugu.

" Mungkin terasa aneh, tapi kita sudah menjadi sahabat sejak dahulu, bahkan kita seperti saudara kandung! " Tolak halus Kayla.

" Aku ingin memiliki hubungan lain dengan mu, sejak dulu saat pertama kali aku melihat mu di bawa oleh ibu, aku sudah jatuh cinta dengan mu! "

Kayla terkejut, dirinya sedang berada di antara dilema besar, Alvi yang sudah di anggap sebagai kakak oleh Kayla malah melamar dirinya..


Cinta Semanis GulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang