Bab 19

10 7 10
                                    

Hari Kamis tiba, Siska yang melihat jam menunjukkan pukul dua sore segera memanggil yang lain lalu mulai merencanakan hal selanjutnya " Resky, Juan, Zul, sini dulu. " Ajak Siska " kalian tahu gak di mana kak Alvi kerja? "

Semuanya hanya menggelengkan kepala karena memang tidak tahu.

" Yah gimana ya, ada yang mau nanya ke kak Kayla gak? " Juan lalu mengajukan diri " Oke, Juan nanti kamu urus kak Alvi ya, nah Zul kamu ajak kak Kayla pergi dari rumah. "

" Tapi, kalo kantornya jauh gimana? " Juan tak tahu harus bagaimana karena dia tidak bisa menaiki kendaraan umum.

" Eh iya, kak Iqbal pernah kasih mainan walkie talkie, kita lake aja. " Zul lalu mencarinya di atas lemari pakaian.

" Ini kan? " Dia lalu memberikannya pada Siska.

" Iya, tapi cuman ada dua, gimana? " Siska tak bisa berfikir, namun ia ada sebuah ide " Nih buat kalian komunikasi aja, nanti kalo keduanya udah jalan kabarin satu sama lain. "

" Tapi kamu? " Juan takut saat kak Kayla dan kak Alvi datang dekorasinya belum selesai.

" Gak usah khawatir, aku sama Resky yang bakalan urus dekorasinya, iya kan Ky? "

Resky mengangguk, semuanya mulai menjalani rencana awal yaitu menanyakan tempat kerjanya kak Alvi.

" Kak, aku mau nanya? " Saat bertanya pada Kayla, Juan merasa dirinya membeku dan gugup.

" Nanya apa Juan? " Kayla heran karena biasanya Juan jarang menanyakan sesuatu.

" Kalo kak Alvi tuh kerjanya di mana? " Juan merasa gugup namun ia juga harus berusaha seperti yang lainnya.

" Hmm, gak tau dia cuman bilang di deket sini. "

Juan tidak tahu harus bagaimana lagi, dia tidak yakin jika pergi terlalu jauh dari rumahnya " Yah gimana ini? " Ucapnya dalam hati.

" Kenapa kamu nanyain kantor kak Alvi? "

" Nggak kak, cuman penasaran. " Juan segera pergi keluar " Kak kalo gitu aku main ya. "

" Eh sendiri? Kok gak sama yang lain? "

Juan pergi tanpa menjawab pertanyaan Kayla, ia lalu berjalan menuju pos untuk memikirkan apa yang harus ia lakukan.

Tiba-tiba seseorang yang ia cari menyapanya yang sedang bengong menatap langit " Juan? Kok sendiri? "

" Kak, kak Alvi? Kok di sini? Gak kerja? " Juan seperti merasa sebuah keajaiban padanya karena dia bisa bertemu dengan kak Alvi.

" Kakak ngambil cuti, gak tahu kenapa badan kayak sakit padahal baru aja masuk kerja. " Alvi lalu menemani Juan duduk di pos " Kamu gak sama yang lain? "

" Nggak. Oh ya kak rumah kakak di mana? "

" Kamu mau tahu? Tapi jangan kasih tahu yang lain ya. " Alvi lalu mengajak Juan menuju rumahnya, Juan tak menyangka jika rumah kak Alvi cuman berjarak dua rumah darinya.

" Kakak, rumah kakak deket, tapi kok gak mampir sih! "

Alvi yang melihatnya cemberut lalu tanpa sadar ia memeluknya " Ia kakak minta maaf, lagian kak Kayla belum ngizinin kakak ke sana. "

" Padahal mampir aja gak papa kok, lagian kak Kayla juga.... " Juan segera menutup mulutnya agar berhenti bicara.

" Juga? "

" Eh nggak kak, ngomong-ngomong kamar mandinya dimana kak? Aku mau pipis. " Juan berusaha menghindari pertanyaan yang nanti di tanyakan Alvi.

" Ada di ujung sana, kamu bisa sendiri kan? " Alvi menunjukkan kamar mandi " Atau mau kakak antar? "

" Eh gak usah kak, aku bisa sendiri kok. " Dengan gagap Juan segera pergi ke kamar mandi.

Saat di kamar mandi ia mengeluarkan walkie talkie yang ia sembunyikan di saku celananya " Cek, cek. "

Zul yang mendengarnya walkie talkie nya bersuara lalu pergi sebentar ke tempat sepi " Kak bentar ya, tunggu aku di sini, tadi ada yang ketinggalan. "

" Ikut dong. "

" Cuman bentar kak, tunggu ya. "

Kayla tahu anak-anak sedang merencanakan sesuatu namun ia tak tahu apa yang mereka rencanakan " Aku jadi penasaran apa yang mereka rencanakan? "

Zul segera mengangkat panggilan Juan " Ya, di sini Zul, ada kabar? "

" Zul, aku sudah bersama kak Alvi, nanti sekitar jam empat kita ke rumah, nanti mata mereka di tutup sama telinga mereka. " Ajak Juan

" Oke. "

Sementara Resky dan Siska sedang sibuk menyiapkan dekorasi " Siska, nanti cincinnya gimana? "

" Hmm, bentar. " Siska lalu masuk ke kamar Kayla, dan mencari kotak cincin yang pernah ia lihat.

" Eh kamu gak bakal dimarahin kalo masuk tanpa izin? " Resky khawatir dengan apa yang sedang dilakukan Siska.

" Insyaallah gak bakalan, tapi kalo misalnya dimarahin biar aku sendiri yang dimarahin nya. " Siska lalu mencari di setiap sudut kamar Kayla. Akhirnya dia menemukan kotak itu di dalam laci meja rias Kayla.

" Nih ketemu! "

" Siska, kok kamu bisa tahu? "

" Stt, ini rahasia. " Siska lalu mengambil sisa dekorasi yang belum di pasang " Ayo sekarang kita lanjut ngedekor. "

Zul yang sedang bersama Alvi melihat jam sudah menunjukkan pukul empat " Eh kak, aku ke kamar mandi lagi ya. "

" Kenapa, kamu lagi sakit perut? " Alvi khawatir karena melihat Juan yang sering bolak-balik ke kamar mandi.

" Nggak kok, aku sehat-sehat aja. "

" Bener? "

" Iya bener. Aku ke kamar mandi bentar ya kak. " Juan lalu pergi ke kamar mandi untuk mengabari Zul yang sedang bersama Kayla.

" Cek, cek, Zul mohon angkat. "

Zul yang sedang bermain dengan Kayla segera mengajak Kayla bermain petak umpet " Kak kita main petak umpet ya, kakak yang jaga, aku yang sembunyi. "

" Jangan sembunyi jauh-jauh ya. "

" Siap kak. "

Zul segera bersembunyi saat Kayla mulai menghitung, dia lalu mengangkat panggilan Juan " Cek, cek, Juan ada apa? "

" Ayo kita pulang, ini udah hampir jam empat. Mereka juga mungkin udah selesai ngedekor nya. "

" Oke, kalo gitu kita bertemu di rumah. "

Zul lalu keluar dari persembunyiannya dan menghampiri Kayla yang baru saja selesai menghitung " Kak udah sore, pulang yuk. "

" Iya juga ya, kalo gitu ayo pulang. "

" Eh kak tunggu. " Zul lalu mengeluarkan kain yang ia temukan dan sudah ia bersihkan tadi " Kakak pake ini ya. "

" Buat apa? Hayo kalian lagi ngerencanain apa? " Kayla mulai khawatir dengan semua yang terjadi.

" Udah kak pake aja! " Zul segera mengikatkannya untuk menutup mata Kayla, dia juga menutup telinga Kayla dengan tangannya.

" Kita mau ke mana Zul? "

" Pulang kak. "

Zul segera membawa Kayla pulang, saat sampai ia sudah melihat kak Alvi dan Juan sudah berada di rumah. Mereka mulai memberi kode satu sama lain, lalu membuka penutup mata kak Kayla dan kak Alvi.

Saat Kayla membuka mata dia melihat Alvi berada di depannya " Loh kok Alvi ada di sini? Terus kenapa ruangannya di hias? Alvi ini rencana kamu ya? "

" Kok salahin aku sih? Aku juga gak tahu! "

Cinta Semanis GulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang