Bab 12

22 15 8
                                    

" Hari ini kita punya karyawan baru, kalian bantu dia beradaptasi di sini. " Ucap pak Sultan selaku ketua di kantor baru Alvi.

" Nah sekarang kamu duduk di sana. " Pak Sultan menunjukkan meja kerja Alvi yang berada di paling belakang " Semoga kamu betah kerja di sini. "

" Baik pak, terima kasih. " Alvi berjalan menuju mejanya sambil melihat sekeliling, para karyawan lain juga menyapa dia.

" Hai nama kamu siapa? Aku Mala. " Ucap salah satu Karyawan dengan dandanan sederhana namun memiliki kesan elegan " Semoga kita bisa jadi tim yang hebat ya! "

" Hai juga aku Alvi. "

" Wah, wah, karyawan baru! " Tiba-tiba seseorang dari arah belakang menepuk pundak Alvi " Hai kenalin aku Novan, Novan Setyawan! "

" Heh Novan jangan kau apa-apakan anak baru tuh ya! " Tegur salah seorang karyawan.

" Gak papa lah Di, biar dia tau gimana kita kerja di sini. " Novan lalu mengantar Alvi menuju mejanya, dan ternyata meja Novan berada di sebelah Alvi.

" Gays gimana kalo kita ngadain acara penyambutan, sekalian kenalan gitu! " Aja Novan dengan semangat, semua karyawan yang lain juga menyetujuinya.

" Iya bener juga, yaudah nanti habis pulang sekolah kita ke tempat mang Koko aja ngebaso! " Ajak Dudi yang duduk di sebelah Mala.

" Wah bagus tuh, capek-capek makan yang pedes enak! " Novan lalu menatap Alvi dengan semangat " Gimana Vi? Setuju gak kalo penyambutan lo sambi ngebaso? "

" Yah tapi maaf, hari ini aku punya urusan. "

" Yah gimana nihh, penyambutan buat Alvi malah orangnya gak bakalan datang! " Abdi yang juga bersemangat tiba-tiba langsung lesu.

" Yaudah besok aja, gimana? " Semuanya menyetujui semua yang Novan ajukan, yah Alvi cukup terkejut walau Novan hanya karyawan biasa dia bisa menggerakkan karyawan lain buat ngikut dia.

" Yaudah besok aja, jangan wacana nih! " Mala lalu kembali fokus ke dalam komputernya.

" Oke besok ya! Besok bisa kan Vi? "

" Ya kayaknya bisa. "

Semuanya lalu bersemangat menanti hari besok, kantor baru Alvi terdengar aneh namun semua Karyawannya yang ramah, semangat, dan juga ceria.
...

" Kak aku mau beli tas yang ini aja. " Siska menunjukkan tas yang harganya tak seberapa pada Kayla.

" Kamu gak milih yang lain? Banya pilihan loh! "

" Aku sukanya yang ini. " Siska tahu bahwa dia sudah membebani Kayla, namun Kayla tetap memberikan yang terbaik untuknya.

" Yakin mau yang ini? "

" Iya aku suka. " Meskipun Siska ingin tas model lain tapi ia tetap memilih pilihan karena harganya yang murah.

" Oke deh masukin ke keranjangnya ya. Nah yang lain gimana, ada yang mau di beli gak? "

Kayla memperhatikan yang lainnya dan semuanya membawa tidak lebih dari satu barang " Kalian yakin cuman ini aja? Gak mau yang lain lagi? "

" Iya kak kami cukup ini aja! " Zul membawa satu buku bacaan bergambar, Resky membawa pensil warna kecil, sedang Juan membawa satu buku kamus bahasa Inggris.

Kayla yang melihatnya merasa sedih. Da tahu anak-anak tidak ingin membuatnya kesusahan, tapi dia ingin mereka merasa apa yang mereka belum pernah rasakan.

" Yakin nih? " Kayla berusaha memancing anak-anak agar membeli satu buah barang lagi.

" Iya kak, kami cukup dengan ini, terima kasih. "

Kayla tak bisa memaksa mereka " Yaudah deh, Siska kamu udah milih barang lainnya? "

Siska mengangguk sambil membawa satu kotak pensil, satu pensil, dan satu penghapus " Udah kak! "

" Kamu yakin cuman butuh satu? Biasanya kan kalo anak sekolah butuh tiga pensil. "

" Udah cukup kok kak, segini aja menurut aku udah banyak. Makasih banyak ya Kak Kayla udah mau belanjaan kami! "

" Iya kak makasih. "

" Makasih banyak ya kak Kayla! "

" Terima kasih kak! "

Kayla yang mendengarnya merasa sedih dan juga bahagia " Kalian... Kakak jadi pengen nangis denger kalian ngucapin terima kasih ke kakak! "

" Makasih ya kak, kami akan menjaga barang pemberian kakak! " Siska lalu mendekat dan mengusap air mata Kayla yang keluar.

" Ah, kalian anak-anak yang baik! Maaf ya kakak cuman bisa kasih sedikit, tapi kakak akan berusaha lagi biar kalian bisa bahagia! "

" Jangan kak, biar kami aja yang bahagiain kakak! Kami akan rajin belajar agar nanti bisa jadi anak sukses dan bisa banggain kakak! "

Air mata Kayla keluar namun Kayla berusaha menahannya " Kalo gitu kita bayar yuk! "

Semuanya menuju kasir dan membayar semua barang-barang " Udah siang aja, mumpung kita di luar sekalian aja makan di luar! " Ajak Kayla.

" Makan apa kak? Kalo makan itu takut kemahalan. " Juan menunjukkan restoran cepat saji yang berada di dekat sana.

" Hmm, yakin nih gak mau makan di sana? Jarang-jarang loh kita makan di luar, apa lagi makan makanan yang kayak gitu. " Sekali lagi Kayla memancing anak-anak.

Resky yang penasaran dengan rasa masakan cepat saji terus menatap restoran itu, ia sekali-kali mengusap air liurnya yang keluar.

" Resky kamu mau? "

" Ma... Eh nggak kok. Benar kata Juan takut mahal kak! " Resky berusaha menolak, meskipun ia sangat ingin makan di sana.

" Kalian gak mau? Yaudah deh biar kakak aja yang makan di sana! "





Cinta Semanis GulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang