Bab 6

38 31 10
                                    

Anak-anak semuanya sudah pada tidur, sedangkan Kayla dan Alvi tidak, mereka menatapi langit di teras.

" Aku minta maaf soal tadi. " Alvi memulai percakapan, walaupun sedikit canggung dia berusaha untuk melelehkan suasana.

" Yah aku juga minta maaf, gak kasih tau kamu. "

" Sebenernya aku bukannya mau ikut campur, tapi aku khawatir sama kesehatan kamu! Aku liat tadi kamu batuk kayak sakit banget, terus mata kamu kayak mata panda! "

Kayla merasa senang karena ia sudah lama tidak ada yang mengkhawatirkan keadaannya, namun di satu sisi ia tidak ingin membuat Alvi merasa khawatir terhadap dirinya.

" Yah tadi aku cuman tersedak bumbu aja, kalo soal mata.." Kayla berhenti menjelaskannya pada Alvi dan tiba-tiba langsung masuk ke dalam rumah.

" Ada apa Kay? " Alvi langsung mengikuti Kayla yang buru-buru masuk ke dalam rumah.

" Aku lupa lagi masak air, jadi tinggal setengah, untung aja langsung inget kalo gak bisa gawat! " Kayla segera mematikan kompor, dan langsung mengambil termos untuk di isi.

" Astaga kamu ini, masih aja pelupa! Untung gak kayak dulu! "

" Hehehehe, maaf kan kebiasaan itu susah di rubah, tapi hati ini kayak beruntung banget! " Kayla lalu mendekati Alvi " Yah aku bisa bareng kamu lagi, bisa main sama anak-anak. "

Alvi seketika langsung salah tingkah " Jadi kalo gitu, kamu mulai ada rasa sama aku! " Alvi memegang tangan Kayla sambil senyum-senyum sendiri.

" Dih apa sih! " Kayla lalu pergi meninggalkan Alvi yang berada di dapur, ia bergegas menuju kamarnya " Apa yang tadi aku omongin si! Ah dasar mulut, bikin malu aja! " Kayla memeluk bantal kesayangannya dan menutupi wajahnya.

" Tapi manis juga senyumannya tadi. " Gumam Kayla

Alvi yang sedikit mulai merasakan bahwa kesempatan itu akan segera menghampiri lalu mulai memikirkan rencana melamar Kayla.

" Ayo jangan patah semangat, firasat aku bilang aku bakalan berhasil! "

Malam itu Alvi tanpa sadar sudah begadang, saat ia melihat jam, jarum jam menunjukkan pukul dua pagi.

" Astaghfirullah aku begadang.." Teriaknya.

" Hmmm.. "

" Sttt ... anak-anak lagi tidur Alvi, kalo sampai mereka bangun nanti Kayla malah tambah jauh! " Alvi lalu mengendap-endap menuju kamarnya yang sudah di siapkan oleh Kayla dari kemarin.

" Hah.. bisa-bisanya aku begadang, nanti besok gimana nih kalo kesiangan! " Dia segera membuka hp dan melihat ternyata besok hari Minggu " Huh, untung aja besok libur! "

" Kak Alvi, waktunya sholat!! " Zul tiba-tiba masuk ke kamar Alvi dan melompat ke arah tubuhnya.

Bruk!

" Ugh, astaghfirullah! Gempa! "

" Kak Alvi ayo sholat, nanti telat! " Zul menarik Alvi yang masih di dalam mimpi, ia terhuyung-huyung saat di tari Zul dan menabrak pintu.

" Aduh, sakit, ada apa ini? " Alvi mengusap keningnya yang tadi terjedot pintu " Aduh ada apa Zul? Kakak masih ngantuk. "

" Ayo sholat, udah jam empat! "

Alvi terkejut, ia merasa baru beberapa saat menutup matanya, namun ia tak bisa marah pada Zul " Oh iya, bentar-bentar Kakak ke kamar mandi buat siap-siap. "

Kayla yang melihat mereka berdua tertawa " Hahahaha, Zul kasian Kak Alvi! Hahahaha! " Kayla berusaha menahan tawanya namun ia tidak bisa dan malah semakin besar.

" Dih ketawa, gak kasihan apa sama aku! "

" Hahahaha, maaf, maaf. Zul ayo minta maaf sama Kak Alvi, kasihan dia. "

" Loh kenapa Kak? "

" Kamu emang baik mau ngebangun Kak Alvi, tapi kasihan dia pasti sakit! " Kayla lalu mengambil kotak obat, dia lalu mengobati kening Alvi yang memar.

" Kak maaf, aku salah. " Zul menunduk, dia takut akan di marahi Alvi.

" Iya gak papa Zul, Kakak tahu maksud baik Zul. Kakak maafin Zul kok, jadi lain kali hati-hati ya! " Alvi mengusap kepalanya Zul dengan lembut dan membuat senyuman Zul muncul kembali.

" Baik Kak, lain kali Zul bakalan hati-hati! "

" Udah selesai ngobatinnya, lama amat, terpesona ya sama wajah aku! " Alvi tiba-tiba ngomong aneh dan membuat Kayla salah tingkah.

" Udah kok, siapa juga yang terpesona?! " Kayla lalu berdiri dan pergi menyimpan kotak obat.

" Hampir aja jantungku copot, liat dahinya yang besar. " Kayla menepuk pipinya agar ia tidak terlihat malu " Ayo jangan gitu lagi Kayla, dia itu udah aku anggap sodara sendiri! "

Hati Kayla masih berdegup kencang, dia berusaha membuatnya tenang namun tidak berhasil, dia lalu menatap ke arah jendela dan berbicara sendiri " Ibu apa gak papa ya kalo aku kayak gini? "

Cinta Semanis GulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang