Bab 15

15 11 16
                                    

" Apa! Jadi cowok muka badak ini mau ngelamar adek aku! Tidak bisa sebelum aku tahu sifat aslinya! " Kata Yusuf di dalam hatinya, dia yang biasanya kalem mendadak seperti security.

" Benar kamu ingin ngelamar dia karena sayang padanya? Atau kamu cuman menginginkannya hanya karena wajah adek ku yang cantik! " Yusuf tak bisa merelakan adeknya di ambil oleh orang luar seperti Iqbal.

" Ya, saya sangat menyayanginya, dan ingin melindunginya! "

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu luar yang terbuka, dua pria yang sedang berbicara hangat itu segera melihat ke arah pintu.

" Hah aku gak salah denger? Iqbal cowok yang gak aku kenal pengen ngelamar Kayla! Tidak bisa. " Kata Alvi di dalam hatinya.

" Eh Alvi gimana kabar kamu? Kerjaan kamu gimana lancar? " Yusuf segera bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Alvi lalu memeluknya.

" Hei Yusuf, kamu ini ya. " Alvi yang melihat Yusuf menangis saat memeluknya lalu menepuk-nepuk pundaknya " Ah cengeng kamu, katanya cowok kok cengeng sih! " Ejek Alvi

" Dih siapa juga yang cengeng! Aku itu kuat biar nanti bisa jaga si Kayla! "

Nila lalu keluar dari kamar anak-anak " Dasar kalian, para pria dewasa berotak bocah! Eh maaf ya, kamu Iqbal kan, maaf jadi nunjukin hal yang memalukan dari sodara sodara Kayla. "

" Kalian jangan berisik apa, Kayla sama anak-anak lagi tidur. " Nila lalu ikut bergabung dengan obrolan mereka " Kalian lagi ngomongin apa sih, sampe kayak mau tawuran! "

Yusuf lalu membisikkan sesuatu pada Nila " Jadi gini, itu orang yang namanya Iqbal mau ngelamar Adek kita, otomatis aku gak setuju dong! "

" Apa!! "

Alvi yang sudah berada di depan pintu kamar anak-anak yang sedikit terbuka lalu menyuruh Nila diam " Sttt, apa sih katanya nyuruh orang diem, tapi sendiri malah berisik! "

Iqbal yang melihat semuanya memutuskan untuk pamit " Kalo begitu saya pamit dulu, kalian sudah berkumpul di sini jangan buang waktu kalian bersama orang yang di sayang. "

" Eh masa udah mau pergi? " Tahan Nila

" Iya, terima kasih banyak atas percakapan yang hangat tadi Yusuf. "

" Kayla gak bakalan aku kasih ke kamu! Karena aku sudah melamarnya lebih dulu! " Ucap Alvi di dalam hatinya.

" Nah mari kita saling berbagi kehidupan masing-masing setelah pergi dari rumah ini! " Ajak Nila sekaligus penasaran dengan kehidupan yang lainnya.

" Yah, aku sih kerja di kota sebelah, dan naik pangkat dari ob jadi karyawan. " Alvi menceritakan kehidupannya dua tahun saat ia pergi.

" Tapi dari semua pengalamanku, aku tetap selalu kangen kalian, walaupun bertemu banyak orang. " Alvi tersenyum menatap mereka berdua " Nah kan aku udah nyeritain, sekarang giliran kalian. "

" Ah nyerutain apaan itu? Kalo nyerita itu harusnya paling dikit sepuluh menit, ini mah cuman tiga menit aja nggak. "

" No comment bos, aku lebih tua di sini. " Alvi sedikit menyombongkan usianya

" Cih gak asik, mentang-mentang kamu paling tua, padahal cuman beda beberapa bulan! "

" Udah, udah, orang lagi nostalgia malah ribut gak jelas! Ayo sekarang giliran kamu Suf! " Nila sudah capek dengan kedua saudara tak daerahnya yang selalu bertengkar, walaupun mereka sudah kepala dua tapi mereka tetap suka bertengkar.

" Ya aku mah pas pergi dari rumah dan jalan beberapa menit, tiba-tiba ada orang nyamperin aku dan ngajakin aku jadi aktor " Yusuf lalu membuka maskernya yang sedari tadi masih ia pakai " Kata orang tersebut muka aku ganteng dan cocok jadi aktor! "

Yusuf emang sedari dulu selalu menyombongkan dirinya tapi ia tak pernah lupa siapa jati dirinya, jadi meskipun ia sudah berada di puncak ia tetap ingin orang-orang yang berharga baginya.

" Sombong ya kamu! " Alvi lalu menjitak kepala Yusuf

" Aduh, aduh, sakit dong! "

" Nah sekarang giliran kamu Nil, gimana kamu pas pergi dari rumah? " Tanya Alvi sambil mengeluarkan donat yang ada ditasnya.

" Wih kok punya donat? Beli dari mana kamu? " Nila seperti berusaha menghindari pertanyaan Alvi.

" Hey, jangan ada yang menghindari pertanyaan ini, katanya nostalgia sembari menceritakan kehidupan setelah pergi dari rumah. "

Nila tak bisa menghindarinya lagi " Setelah aku pergi, aku bekerja di sebuah Kafe dan tanpa sengaja aku menolong seseorang yang di jambret. "

" Terus? "

" Terus beberapa Minggu kemudian aku di lamar, dan niatnya bulan depan aku dan dia akan menikah! " Saat Nila menceritakannya dia sedikit malu-malu karena dia yang akan lebih dahulu menikah daripada saudara-saudara lainnya.

" Dih sombong ya, sudah mau bersuami! " Yusuf yang sulit mencari pasangan hidup merasa iri dengan dengan Nila yang sebentar lagi menikah " Aku kapan ya? " Gumam Yusuf.


Cinta Semanis GulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang