Bab 10

31 24 7
                                    

Saat itu perasaan Kayla bercampur aduk, dia menangis dan membuat anak-anak yang baru saja pulang bermain khawatir padanya.

" Kak, kakak kenapa? " Resky langsung berlari karena khawatir melihat Kayla yang berbeda dari biasanya.

" Iya Kakak kenapa? Kok nangis di luar si? " Siska, Juan, dan Zul ikut berlari menghampiri Kayla, saat itu Kayla akhirnya tersadar dan memberikan senyuman kepada mereka agar mereka tidak khawatir padanya.

" Kakak gak papa kok, cuman tadi lagi bebersih terus mungkin ada debu yang masuk. " Kayla menenangkan anak-anak yang mulai khawatir padanya.

" Bener loh, kakak gak bohong. "

" Bener kak? "

" Iya bener. " Kayla lalu jongkok agar dia bisa lebih dekat dengan anak-anak " Iya kakak gak bohong, kalo ada yang nyakitin kakak kan kakak bisa ngelawan balik. Kalian juga kalo ada yang jahat, ataupun berbuat jahat ke kalian balas aja tapi jangan terlalu berlebihan ya! "

" Iya kak! "

Semuanya lalu menunjukkan sesuatu untuk Kayla yang mereka buat saat bermain tadi " Kak ini kami buat untuk Kakak. "

" Wah kalian hebat, bikinnya di mana? "

" Tadi kami main di TK deket sini, dan kami juga di suruh masuk ikut belajar. " Siska yang memunculkan sedikit ketertarikannya untuk belajar langsung di tangkap oleh Kayla

" Oh iya Siska, kamu bentar lagi tujuh tahun ya. Gimana kalo kamu masuk SD? "

" Hah, nggak deh kak nanti makin ngerepotin Kakak. " Siska sangat ingin belajar dan pergi ke sekolah seperti anak seusianya, namun ia tidak ingin merepotkan Kayla lagi.

" Nggak kok, nggak ngerepotin Kakak, gimana mau gak? "

" Hmm sebenernya mau, tapi nanti aku makin ngerepotin kakak. " Siska tak ingin lebih merepotkan kakak tak sedarah nya itu.

" Oke, nanti kakak urus persiapannya. Nanti juga kita belanja kebutuhan sekolah! "

Siska merasa bahagia dan menantikannya dan yang lainnya juga ikut bersemangat " Kak Juan juga mau sekola. "

" Juan juga ingin sekolah? Nanti ya, kan Juan masih umur enam tahun. Jadi harus tunggu dua tahun lagi ya! "

" Asik! Kalo aku udah sekolah, aku ingin ajak kakak ke luar negeri. "

" Aku juga mau sekolah kak. " Reski dan Zul juga ikut bersemangat

" Iya, iya, nanti ya, kan Juan dua tahun lagi, Resky dua tahun lagi, dan Zul tiga tahun lagi! "

" Asik! "

Kayla yang melihat anak-anak bersemangat ikut bersemangat, dan menantikan di mana anak-anaknya lulus sekolah dan menjadi orang sukses kelak.

Waktu sore datang, Kayla masih kepikiran tentang Alvi yang pergi entah kemana. Dia merasa bersalah padanya, namun ia tak tahu harus bagaimana.

" Kemana Alvi ya? Dasar udah gede masih aja kayak anak-anak sifatnya. "

Tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu rumahnya. Kayla mengira itu Alvi, namun ia salah ternyata itu adalah Iqbal, Iqbal Dhiya Fakhri yang pernah ia temui saat pertama kali bertemu dengan anak-anak.

" Assalamualaikum Nadhifa. " Senyuman khas Kak Iqbal yang sudah lama Kayla tak melihatnya karena Iqbal pergi merantau selama beberapa bulan.

" Wa'alaikumussalam Kak Iqbal, ayo masuk. Gimana kak ngerantaunya, lancar? "

Anak-anak yang baru saja datang setelah melaksanakan sholat ashar di mushola segera memeluk Iqbal dari belakang " Kak Iqbal! "

" Hai anak-anak, gaiman kabar kalian, sehat? Kamu juga Nad, gimana kabarnya? " Iqbal segera membalikkan badan dan mengangkat anak-anak itu saecara bersamaan.

" Eh kak gak berat, ngangkat mereka semua? " Kayla lalu mendekat dan mengangkat anak-anak satu per satu dari tubuh Iqbal.

" Jadi gimana kabar kamu, Nad? " Iqbal segera melepaskan sepatu yang ia kenakan dan masuk kedalam sambil membawa sebuah tas jinjing besar.

" Wah Kak Iqbal bawa apa itu? " Resky yang penasaran lalu mengintip isi dari tas yang di bawa Iqbal

" Ini oleh-oleh buat kalian, coba buka! " Iqbal memberikan tas tersebut dan anak-anak merasa senang. Mereka membukanya dengan semangat.

" Alhamdulillah sehat kak, kalo kakak gimana? "

" Alhamdulillah, kerjaanku juga di sana semuanya lancar. Walaupun dulu masih belum terbiasa, tapi alhamdulilah sekarang mulai nyama dengan pekerjaannya. "

" Kak makasih banyak mainannya, kami suka! "

Iqbal tersenyum " Syukurlah kalo kalian suka, soalnya Kak Iqbal bingung harus pilihin apa buat kalian. "

" Oh ini, ada oleh-oleh buat kamu juga. " Iqbal memberikan sebuah kotak kecil yang membuat Kayla merasa keberatan.

" Eh gak usah kak, kakak bawa untuk anak-anak juga udah bikin aku senang jadi aku mah gak usah! " Tolak Kayla, namun Iqbal masih tetep kekeh memberikan kotak itu pada Kayla.

" Eh jangan gitu, terima aja ya Nad. Nanti di bukannya jangan sekarang! "

Kayla terpaksa menerimanya, karena jika ia tolak Iqbal akan terus memintanya untuk menerima oleh-olehnya " Yaudah, makasih banyak ya kak! "

" Iya, semoga kamu suka. Ingat jangan di buka sekarang nanti aja! "

" Iya kak. "

Mereka lalu berbincang dengan asik, hingga tiba-tiba Alvi datang ke rumah Kayla dan melihat Iqbal yang membenarkan jilbab Kayla " Jangan sentuh Kayla! "

Pesan dari penulis :

Hehehehe, udah bab 10 aja gak kerasa ya.

Btw Arigatou gozaimasu buat yang udah baca karya aku.

Hehehehe, gak nyangka aku bakalan kasih pemeran baru di bab ini.

Yakin ini mendadak banget.

Semangat terus ya baca Karya aku.

Karena aku akan menemani kalian selama 10 hari ke depan.

Jadi nantikan terus bab berikutnya.

Bab kali ini cuma 745 kata ingatkan ya!




Cinta Semanis GulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang