Bab 4

39 35 10
                                    

Alvi langsung bergegas menuju tempat kerjanya, seperti biasa dia merasa di sana bagaikan neraka. Tapi entah kenapa hari ini rasanya berbeda, hari ini rasanya sangat bahagia hingga pekerjaan yang biasa ia kerjakan terasa lebih mudah.

" Kok rasanya hari ini pekerjaan serasa lebih mudah dari biasanya? " Alvi tersenyum, dengan semangat mengerjakan semuanya, hingga dia yang biasa lembur hari ini selesai dengan cepat.

" Udah waktunya pulang, oke semuanya aku pulang duluan ya! "

" Gak lembur Vi? " Dendi teman sekantor Alvi sekaligus teman lembur yang sering lembur bersama.

" Alhamdulillah udah selesai semua, aku pulang duluan ya, semangat buat semuanya! " Alvi langsung pergi dan bergegas pulang ke rumah Kayla.

" Eh aku lupa udah janji sama anak-anak mau beliin makanan enak, tapi apa ya? " Alvi yang di tengah perjalanan memberhentikan motornya di sebuah pasar.

" Emm, martabak aja kali ya? " Alvi menghampiri penjual martabak yang cukup ramai, sehingga dia harus menunggu. Tanpa terasa Alvi yang berniat sampai di rumah Kayla pukul 7 malah sampai pukul 8 karena sangking ramainya pembeli di sana.

" Astaga udah bahagia gak lembur, malah harus ngantri di sana, tapi gak papa demi anak-anak! " Alvi segera menyalakan motornya dan bergegas ke rumah Kayla.

Tok, tok, tok.

" Assalamualaikum! "

" Wa'alaikumussalam, kak Alvi datang! " Anak-anak langsung menyambut Alvi dengan riang.

" Loh kalian belum tidur? Udah malem loh! " Alvi yang bahagia sekaligus khawatir takut anak-anak tidur kemalaman.

" Kami nunggu Kak Alvi! " Anak-anak langsung memeluk Alvi yang baru sampai di sana.

" Kak Alvi jadi terhura, eh terharu! " Alvi mengusap air matanya yang sedikit keluar lalu mengeluarkan martabak yang tadi ia beli " Nih sesuai janji Kak Alvi kemarin, Kak Alvi bawain martabak spesial! "

" Wah asik! " Juan langsung mengambil martabak dan berlari

" Hei Juan tunggu, jangan di makan sendirian kami juga mau! " Semuanya mengejar Juan yang berlari, tawa Juan membuat anak-anak yang lain kesal.

" Anak-anak berhenti, nanti kalian jatoh! " Kayla berusaha menghentikan anak-anak yang berlarian.

" Ketangkep kamu Juan! " Alvi lalu mengangkat Juan yang tadi berlarian " Mau lari kemana kamu! "

" Hahahaha, ampun kak, ampun, hahahaha! " Alvi terus mengkeleteki Juan, semuanya tertawa gembira, hingga suara tawa mereka terdengar ke rumah tetangga.

Tok, tok, tok.

" Assalamualaikum Kayla! "

" Wa'alaikumussalam, eh bu Arum, ada perlu apa ya? " Kayla yang sedikit khawatir berusaha untuk tetap tenang.

" Kayla lagi ada acara ya? Rame amat, tapi maaf ibu mohon kalian jangan keras-keras suaranya! " Ibu Arum memohon pada Kayla.

" Maaf bu, saya minta maaf jika mengganggu waktu istirahatnya! " Kayla merasa bersalah kepada ibu Arum

" Ya sebenarnya gak papa juga kalo lagi ada acara, tapi ibu mohon kalian jangan terlalu berisik ya, kalo begitu ibu pulang ke rumah. " Ibu Arum pergi dan membuat Kayla merasa bersalah.

" Kalian semua, jadi gak enak sama tetangga! " Semuanya terdiam, dan Kayla hanya bisa menggelengkan kepalanya " Yaudah kalian gak mau makan martabaknya? Nanti keburu dingin loh. "

Semuanya lalu bergegas mengambil martabak berebutan dengan riang " Bilang apa ke Kak Alvi? "

" Terima kasih Kak Alvi! " Semuanya makan martabak dengan lahap, Kayla merasa bahagia melihat anak-anak begitu ceria.

" Kamu gak makan Kayla? " Alvi mendekati Kayla sambil membawa sepotong martabak " Nih, jarang-jarang loh makan martabak. "

" Eh aku udah kenyang, tapi kalo di paksa boleh juga! " Kayla menerima martabak yang diberikan Alvi dan memakannya dengan mengenang kenangan manis.

" Kamu inget gak Vi pas sama bu Asih dulu? "

" Iya kita juga dulu jarang banget makan makanan kayak gini, paling pas di kasih sama tetangga atau pas ibu di kasih bonus! " Alvi ikut mengenang kenangan lama yang membuat dia merasa kembali ke masa lalu.

" Yah kapan ya kita bisa kumpul lagi, sama Nila, sama Yusuf, terus gimana kehidupan mereka? " Kayla merasa sedih mengingat keluarga kecilnya dulu pergi menuju masa depan masing-masing

" Ya kita doain aja, semoga mereka bahagia! " Alvi lalu pergi menghampiri anak-anak yang sibuk makan martabak dengan lahap " Anak-anak kita tidur yuk, udah malem nih, kalian gak boleh begadang nanti sakit loh! "

" Iya Kak! " Semuanya lalu membersihkan sisa-sisa makanan dan pergi ke kamar mandi untuk gosok gigi.

" Semuanya sudah siap menuju pulau? " Alvi yang berkhayal menaiki kapal dengan anak-anak di belakangnya pergi menuju kamar.

" Berangkat Kak! "

" Siap, berangkat! "

Kayla teringat akan masa lalu yang bahagia, namun kehidupan kali ini berbeda, kehidupan yang dulu dengan sekarang, sekarang teman-temannya dulu sudah menempuh jalannya masing-masing.

" Ah kangen sama mereka! "

Alvi menghampiri Kayla yang sedang menghirup udara malam di luar " Lagi ngapain, gak tidur? "

" Lagi nyari angin. " Kayla menatap bulan yang bersinar terang

" Angin aja di cari, tapi aku nggak! "

" Dih apa sih! Jangan aneh-aneh deh. " Kayla masuk ke dalam rumah karena udara yang mulai makin dingin " Kamu mau nginep lagi, Vi? "

" Kayaknya iya, soalnya udah malem juga nih nanti takut ada apa-apa! "

" Dih dasar lebay, yaudah aku siapin kamarnya ya. " Kayla lalu meninggalkan Alvi yang sedang di luar

" Iya. "

" Gimana ya caranya aku dapetin dia, apa aku minta bantuan anak-anak. " Alvi yang masih berusaha mengambil hati Kayla, merencanakan sesuatu di dalam otaknya yang penuh dengan adegan romantis yang di bantu oleh anak-anak.

Cinta Semanis GulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang