Prolog

1.7K 113 13
                                    

Sebuah ponsel berdering. Pemiliknya tak lain seorang gadis yang masih nyenyak dalam tidurnya.

"Duh.. siapa, sih? Masih pagi buta udah nelpon. Ganggu mimpi indah gue aja!"

"Halo.." gue pun ngangkat telepon dengan malas. Masih dengan posisi meluk bantal guling.

"Ca, cepetan, dong! Gue on the way rumah lo, nih. Jangan bilang lo baru bangun."

"Damn it! Udah pagi, ya?" batinnya.

"Aduh, Yon. Gue telat!"

Buru-buru gadis itu memutuskan sambungan telepon. Dia beranjak dari kasur super empuk katanya ini dan berlari menuju kamar mandi.

Fyi, di rumah dia setiap kamarnya ada satu kamar mandi. Jadi, dia tidak perlu lari cukup jauh.

***

Seorang pemuda menekan bel rumah sahabatnya. Niatnya untuk menjemput gadis itu. Sayangnya, gadis tersebut baru saja bangun tidur seperti kebiasaannya sehari-hari.

"Kalau dia telat, otomatis gue telat juga, dong," gerutunya pada diri sendiri.

"Eh, Mas Rion. Selamat pagi mas."

Wanita paruh baya itu menyadarkan pemuda yang bernama Rion itu dari lamunannya. Wanita paruh baya itu adalah Bi Sum, satu-satunya pembantu di rumah Jessa, sahabatnya. Kurang lebih sudah bekerja di sini selama 10 tahun.

"Eh, iya. Selamat pagi juga, Bi."

"Silakan masuk, mas. Pasti mau berangkat bareng non Eca, ya? Mas tunggu sebentar dan silakan duduk dulu. Non Eca lagi siap-siap di kamarnya."

"Iya, Bi. Makasih."

Rion tersenyum, lalu melangkah masuk. 

"Yuk, Yon buruan. 15 menit lagi, nih!" seru seorang gadis yang baru turun dari lantai dua.

"Yaelah, Ca, baru aja gue masuk. Baru 3 langkah udah diajak pergi lagi. Duduk juga belum."

"Rion, udah telat, nih! Perhitungan banget, sih, sampai langkah pun dihitung juga."

"Ya udah, deh, gue ngalah."

***

"Gila! Stres gue sama Pak Hams itu. Ngalur ngidul nggak jelas. Apalagi dia ngajarin fisika. Hello, gue nggak pinter dalam fisika," Jessa merasa kesal.

"Makanya jadi cewek pinteran dikit. Jangan kayak kebo mulu!" Rion mulai mengacak rambut Jessa.

Cewek yang memiliki nama lengkap Jessantya Breetha Khanza itu merasa kesal karena pony tail miliknya dirusak. Dia merupakan anak bungsu dari Sony Breecardo, seorang pengusaha sukses di Jakarta dan Ryana Khanza, seorang pemilik butik di Bogor.

Jessa memiliki seorang kakak yang super duper nyebelin baginya, bahkan lebih menyebalkan daripada Rion. Setidaknya, itulah opininya. Kakaknya bernama Jacob Breeco Khanza. Bisa dibilang ganteng dan incaran kaum hawa.

"Rada-rada mirip Taylor Lautner," pendapat Jessa.

Usia Jacob 2 tahun diatas Jessa. Sekarang dia kuliah di salah satu universitas ternama di Jerman.

Sedangkan sahabat yang di sebelah Jessa ini adalah Carrion Britman. Mereka bersahabat sejak kecil. Orang tua mereka pun bersahabat sejak dulu. Ayahnya Jeffery Attmanjhi dan sang ibu Saphyera Brittanya. Rion blasteran Indo-Jepang.

"Woi, ngelamun mulu. Yuk, pulang," Rion menepuk pundak Jessa.

"Astaga, Yon. Ngagetin gue aja. Untung gue nggak kena serangan jantung. Kebiasaan, sih, ngagetin gue."

"Hahah, kalo lo ngelamun, udah jadi tugas gue buat ngagetin," ledeknya sambil mencubit pipi Jessa.

"Aduh! Sakit tau. Dasar!" Jessa pun menoyor kepalanya itu.

"Ayo, masuk. Gue laper nih pengen lunch bareng mami tercinta."

Ternyata, dari tadi mereka sudah berada di depan Ferrarinya Rion. Well, maklum holang kaya.

"Heh, bengong lagi. Silakan masuk my princess."

Rion tampak mengulum senyum sembari membuka pintu untuk Jessa.

"Hahah, lo kayak supir gue aja. Nggak kayak my prince," ejek Jessa sambil menjulurkan lidahnya.

"Kurang ajar! Gue tarik pony tail lo ntar."

Tanpa pikir lama, Jessa langsung masuk dan Rion menutup pintunya. Raut wajah Rion seperti menahan kesal. Sementara itu, Jessa tertawa cekikikan.

***

Hai, guys. Ini pertama kalinya gue nulis cerita di wattpad.

Gimana prolognya? Maaf kalo ada kekurangan disana sini. Maklum pemula^_^

Gue harap kalian suka.

Jangan lupa vote and comment ya!:-*

JESSALEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang