BAB 19

1.4K 123 11
                                    

   
Lisa duduk di kursinya dengan jay yang berada di seberang mejanya.

"Kami telah menghubungi adik adik Kai dengan menggunakan ponselnya, dan kami menyewa seseorang yang bisa menirukan suara kai dan mengatakan jika saat ini Kai memang harus pergi dari korea dan meminta pada adik adiknya untuk tidak lagi mencarinya, serta mengatakkan jika dia akan mengirimkan biaya hidup untuk mereka" jelas Jay dan lisa menyimaknya dengan serius.

"Lalu apakah mereka mempercayainya Jay?" tanya Lisa penasara.

"Iya Miss, mereka mempercayainya. Dan saya rasa masalah ini telah selesai" Ucap Jay sambil tersenyum.

"Huufftt.. aku Lega mendengarnya Jay, kau harus pastikan jangan sampai telat untuk mengirimi mereka uang, jujur aku merasa tak tega dengan keluarganya, tapi semuanya telah terjadi, jadi yang bisa kita lakukan hanyalah memastikan jika mereka tak akan kekurangan dalam mencukupi bebutuhan sehari harinya" ucap Lisa seraya menyandarkan tubuhnya ke kursi.

"Iya miss, saya akan pastikan untuk mengurus mereka" Sahut Jay.

"Baiklah kalau begitu kau boleh pergi sekarang" seru Lisa, dan jaypun segera bangun dari tempat duduknya dan berpamitan pada Lisa.

Lisapun mengantar jay hingga ke pintu ruangannya lalu lisa menuju ruangan jisoo. Di lihatnya Jisoo tengah serius di depan layar laptopnya.

""Bagaimana Li, apa Jay telah membereskan semuanya?" tanya Jisoo saat melihat Lisa yang memasuki ruangannya.

"Yaa begitulah Unnie, sekarang aku benar benar merasa lega" sahut lisa kemudian mendudukkan dirinya di depan jisoo.

"Kalau begitu apa kita bisa pergi sekarang" ucap jisoo sambil menutup Laptopnya.

"ayo kita pergi sekarang unnie" sahut lisa seraya bangkit dari tempat duduknya dan melangkah keluar dari ruangan jisoo dengan berjalan beriringan denngan Jisoo.

"Kau tau Li, Dady merasa puas dengan peningkatan pendapatan perusahaan kita di bulan ini" seru Jisoo

"Haah bukankah perusahaan kita memang selalu mengalami kenaikan di tiap bulannya Unnie" sahut lisa enag.

"Iya kau benar, tapi persentasenya meningkat pesat saat kau mulai masuk ke sini, karena sekarang kita telah berbagi tugas dan benar benar bisa menghandel pekerjaan secara maksimal" sahut jisoo sambil masuk ke dalam mobil.

"Dan tak terasa aku telah melewatkan waktu dua bulanku" gumam lisa sambil memasang sabuk pengamannya.

"Kenapa? apa kau gugup untuk bertemu calon mertuamu besok malam" ejek Jisoo.

"bukan begitu Unnie, aku hanya tak menyangka saja ahirnya kita akan memasuki satu tahap terahir hubungan kita bersama kekasih kita" sahut lisa sambil mengusap wajahnya.

"Apa kau masih belum siap lisa?" tanya Jisoo sambil menatap lekat wajah adiknya itu.

"Siap atau tidak bukankah aku tak bisa menghindar lagi sekarang Unnie" sahut lisa pelan.

"Percayalah Lisa, pernikahan bukanlah hal yang mengerikan, justru itu akan menjadi pembuktian terahirmu terhadap keseriusanmu pada Jennie" sahut Jisoo sambil menepuk pelan bahu Lisa.

"Aku tau itu Unnie, ahirnya aku akan memilikinya secara utuh dan sempurna" gumam lisa sambil tersenyum.

"Nah itu baru Lalisa Manoban yang ku kenal" seru jisoo sambil terkekeh.

"Apa kau juga telah siap memiliki anak seperti Jennie Unnie?" tanya Lisa tiba tiba yang membuat Jisoo terdiam.

"Aku telah membahas ini dengan Chae, dan dialah yang menginginkan mengandung anak kami nanti" sahut jisoo.

A Venom Of Light Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang