87. So This is My Fault?

525 129 3
                                    

Green memiliki bentuk fisik yang nyaris mirip dengan Garda—ayahnya. Ia memiliki bibir atas yang tipis dengan bagian bawah yang terlihat kemerahan. Matanya sepekat malam, bulu matanya lentik yang bahkan lebih lentik dari milik Viora. Kulitnya putih bersih dengan beberapa bekas luka di kakinya. Wajahnya tampan dengan gigi-gigi kecil yang tumbuh menemani gusi merah mudanya.

Anak semanis ini, tega ditelantarkan oleh orang tuanya? Ranaya tidak ingin memiliki pikiran sejahat itu. Meski mertuanya sendiri telah menduga, Aretta yang mengunci anaknya di dalam lemari.

Ranaya selalu memiliki anggapan, pasti ada alasan masuk akal mengapa Green bisa ditemukan di lemarinya, bahkan dalam keadaan terkunci, selama nyaris 15 jam. Entah bisikan apa yang mendorong Ranaya untuk berniat membersihkan kamar Green kala itu, syukurnya nyawa anak ini bisa diselamatkan tepat waktu.

Ranaya mengecup jari mungil yang sedang ia genggam, Green masih tertidur damai dalam brankarnya. Setengah jam sudah dia berada di ruangan ini, belum ada tanda dia akan membuka matanya. Dokter bilang itu wajar terjadi untuk anak seusia Green, sistem tubuhnya memerlukan pemulihan untuk beberapa saat. Dia mengatakan Green pasti akan sadar dalam beberapa jam ke depan jika tidak mengalami keluhan lain.

Di sini, Ranaya bertugas menjaganya sampai sang kakek kembali. Pria tua itu belum kunjung menampakkan diri setelah pamit untuk mengabari Aretta. Ranaya berharap petugas yang berjaga di UGD memberitahu Mr. Ken bahwa Green sudah ada di ruang inapnya.

"Wah, ternyata sampai sekarang kamu masih suka bohong, ya?"

Ranaya menegang. Ia menoleh cepat ke belakang, hatinya tersengat mendengar suara Araka yang sedikit sinis dengan nada menyindir itu. Pria itu berdiri di ambang pintu melipat tangan, bersandar dengan tatapan lurus pada istrinya. Ia berjalan menghampiri Ranaya yang langsung berdiri dari duduknya.

"Hampir diterkam macan? Di hutan?"

"Ar, dengerin aku dulu—"

Araka menolak tangan Ranaya yang hendak menyentuh lengannya. "She's my daughter, and you didn't tell me about this? (Dia (pr) anak aku, dan kamu gak ngasih tau aku soal ini?)"

"Ar, situasinya gak memungkinkan."

"Situasi apa?" Suara Araka sedikit meninggi. "Soal pertengkaran aku sama Papa? Babe, kamu pikir meskipun aku punya masalah pribadi aku gak bisa peduli sama V?"

Ranaya bungkam.

"Kita udah gagal soal Arshaa, kamu mau kita mengalami kegagalan yang ke-dua? Kamu pikir kita belum bisa jadi orang tua yang baik buat anak-anak. Itu, 'kan, yang kamu jelasin ke Papa? Kar'na alasan itu kamu pilih lepasin Arshaa?" Araka menggeleng tak habis pikir. "You're a selfish mother. (Kamu ibu yang egois.)"

"Kamu pikir ngurus mereka sendirian gak capek apa? Jadi ibu itu susah, Ar!" balas Ranaya dengan nada tak kalah tinggi. Pandangannya sakit menatap Araka yang tega mengatakan itu. "Oh, jelas kamu gak bakal tau. Tiap hari aku cuma di rumah, di rumah, di rumah aja! Kerja juga nggak, 'kan? Gak kayak kamu. Kamu kira aku gak bakal secapek kamu yang kerja demi anak-anak kita. Anak kita luka dikit ... aku yang disangka gak becus. Asal kamu tau, aku kerja jagain anak-anak kamu selama 24 jam penuh! Sendirian! Kamu pergi dan pulang liat mereka masih dalam keadaan hidup. Say 'thank you' to me! (Setidaknya bilang 'makasih' ke aku!)"

"Oke, fine! Thank you! Makasih banyak udah jagain mereka! Tapi kamu tetep jadi ibu paling egois yang pernah aku liat. Kamu gak biarin aku jalanin peran sebagai seorang ayah. Bahkan untuk masalah V, aku harus jadi orang terakhir yang tau?! Apa kamu juga mikir aku gak siap jalanin peran ini? Buat jadi ayah V atau Archie? Kamu pikir aku kurang pantas jadi ayah mereka?" Araka menelan saliva bulat dan wajah yang menegang marah. "Setiap kali aku nyoba buat jadi yang berguna, kamu selalu nahan aku sama semua keputusan konyol kamu. Entah soal V ... atau Arshaa. Kamu tau, gimana rasa bersalah aku yang gak bisa becus melindungi mereka? Aku bahkan gak punya kesempatan jadi figur pahlawan buat anak-anak aku sendiri, you holding me! (kamu yang nahan aku!)"

MY STARGIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang