Malam masih berkenan menyelimuti bumi, namun penghuni dari rumah yang berada di tengah komplek itu tak kunjung beranjak ke tempat tidur. Masih sibuk menyelesaikan puing-puing kehancuran yang tersisa.
Tak terkecuali Ranaya yang membulatkan keputusan tinggal di rumah ibu angkatnya untuk sementara, pikirannya masih hanyut dalam amarah. Beruntung entah Araka atau Viora sendiri tak ada yang memaksanya untuk pulang. Bahkan salah satu dari dua orang itu ikut menginap di rumah Ny. Ella malam ini.
Ranaya membenarkan posisi tidur Viora di gendongan Zico, entah sejak kapan putrinya mulai akrab dengan pria itu. Padahal seingatnya, Viora selalu enggan diajak bersalaman dengannya.
Saat Zico berkunjung ke rumah pun, Viora selalu bersembunyi di kamar. Ia pasti akan berlari jika berpapasan dengan pria itu, terkecuali ... jika ada sang ayah atau sang ibu yang menemaninya, barulah Viora bisa sedikit berani.
Katanya, dia takut dengan puluhan tato bergambar menyeramkan yang menempel di beberapa bagian tubuh pria itu. Apalagi dengan adanya dua taring yang muncul saat Zico tersenyum, semakin membuat Viora takut saja. Jangan lupa dengan suaranya yang berat serta posturnya yang tinggi gagah. Jika tidak ingat ada hubungan keluarga antara Om Koko (Zico) dengan orang tuanya ... mungkin Viora mengira Zico adalah preman yang hendak menculiknya.
Tapi seharian ini, anak itu justru tak mau dipisah. Dari siang sampai malam selalu menempel, sehabis mandi pun yang dia cari selalu Om Koko. Entah apa yang Zico berikan sampai Viora mau mengusir rasa takutnya sendiri.
Ranaya bersyukur Viora akhirnya mau mendekatkan diri dengan pamannya. Akan menjadi lelucon para saudaranya nanti jika Viora terus bermain kucing-kucingan seperti yang sudah-sudah.
"Empat hari aja, gue gak enak sama Elena kalau V terus-terusan nginep di rumah kalian." Ranaya berkata. Usai bersusah payah mengiyakan ide Zico yang menawarkan Viora untuk menginap di rumahnya.
Zico hanya berinisiatif meringankan tanggungan Ranaya saja, sebab Viora juga tak mau diantar kembali ke rumah sang kakek. Masih banyak lubang yang harus Ranaya tutupi, Zico ingin Ranaya bisa fokus ke masalahnya sendiri tanpa memikirkan tanggung jawabnya pada anak-anak.
Sebab itu, Zico ingin membantu mengubur salah satu lubangnya —dengan menjaga Viora setidaknya untuk beberapa hari ke depan. Awalnya dia ingin mengajak Archie juga, namun Ranaya menolak sebab Archie masih harus membutuhkan ASI-nya.
Zico juga berkata, jika istrinya (Elena) tidak akan keberatan jika dia menjaga satu atau bahkan dua anak Ranaya sekaligus. Wanita itu juga menyayangi mereka.
"Kalau gitu, lo juga harus selesein masalah lo dalam empat hari, Nay. V bakal gue pulangin kalau keadaan mama sama papanya baik-baik aja."
Ranaya menatapnya. Ah ... dia benci senyuman miring itu. "Buat gue masalahnya udah selesai," ujarnya, telak.
"Nay, gue tau maksud tujuan lo apa. Tapi tolong, pikirin perasaan yang lain juga. Bukan cuma lo yang bakal ngerasa kehilangan di sini."
"Arshaa bakal baik-baik aja."
"Ini bukan cuma soal Arshaa." Zico menghela. "Tiga hari lagi Aretta berangkat ke Australi, kita masih punya waktu. Soal akta kelahiran itu masih bisa diubah, semua bisa diatur kalau lo mau ubah keputusan lo sekarang."
Ranaya melipat bibirnya hingga tipis, dia menggeleng dengan sisa-sisa tenaganya yang lemah. "Gue udah capek ngadepin ini semua, Zic. Kalau yang mereka mau itu Arshaa ... ya udah. Gue gak mau ngelawan keluarga Araka lagi. Yang terpenting sekarang gue masih punya Archie, gue dapet dukungan dari Mama, mungkin juga dari Araka, dan gue berharap lo ikut dukung keputusan gue. Gue nyoba buat berdamai sama keadaan gue yang baru, tolong hargai itu."

KAMU SEDANG MEMBACA
MY STARGIRL
RomanceRanaya kira, pernikahan itu sesuatu yang bisa ia jalani dengan modal nekat. Tapi, setelah Tuhan memberinya tiga buah hati yang manis, Ranaya berpikir prinsipnya mulai salah. Banyak lika-liku yang ia hadapi, sampai ia harus merelakan salah satu buah...