Setelah sekian hari Viora dirawat di rumah sakit, akhirnya Ratu Jahe Emprit kita kembali ke kerajaannya. Ia kini berada di gendongan Araka, merangkul erat leher ayahnya. Green juga berada di gendongan sang bibi, mengalungkan tangannya di leher wanita itu. Mereka berjalan bersama menuju latar kediaman Axellez setelah keluar dari mobil.
Pintu besar itu membuka kuncinya dan menampilkan Ny. Ella yang sedang menggendong Archie. Wajah anak itu tak kalah bahagia melihat siapa yang datang. Mengingat sang ibu harus menjaga kakaknya, dan Archie yang tidak bisa terlalu lama berada dalam cuaca luar. Bocah itu harus menahan rindunya pada sang ibu. Hanya sesekali ibunya pulang, itu pun hanya cukup untuk membersihkan diri dan memompa ASI.
Ny. Ella tersenyum merekah menyambut mereka semua, beliau menggeser tubuhnya mempersilakan kelimanya untuk masuk. "Nay, bawa anak-anak ke kamar, ya. Mereka pasti capek."
Ranaya mengangguki ucapan sang ibu. Ia saling memandang dengan Araka sejenak, kemudian mereka beranjak ke lantai atas. Meninggalkan Ny. Ella dan Mr. Ken yang saling menanyakan kabar cucu mereka.
Ranaya membawa Green ke kamarnya. Kamar itu telah didekorasi ulang dengan beberapa perabotan yang ditambah dan diganti. Ranjang bayi yang Green tempati sebelumnya kini berubah menjadi tempat tidur anak yang terbilang luas, lemari yang menjadi TKP Green masuk rumah sakit juga sudah dipindahkan. Ada satu set meja belajar dan mainan yang berjejer rapi menjadi pajangan di dinding, juga aneka buku menggambar yang masih kosong.
Ranaya menurunkan Green yang terlihat antusias ingin menjelajahi nuansa baru kamarnya. Ia juga baru dipulangkan dari rumah sakit hari ini, hari di mana Green seharusnya pulang digunakan anak itu untuk menemani Viora sampai kakaknya benar-benar membaik. Green ingin Viora tidak merasa kesepian selama dirawat di sana. Dia tahu rasanya bagaimana.
Ranaya ikut tersenyum melihat Green yang melompat-lompat dengan riang di atas kasurnya. Anak itu terlihat lebih ceria setelah keluar dari rumah sakit. Ranaya mendekat dan Green langsung melompat ke gendongannya. Mereka tertawa bersama, Ranaya membawanya berputar hingga tawa anak itu semakin menggelegar.
"Mama itu apa?"
"Apa, Sayang?"
Ranaya mengikuti arah tunjuk Green yang mengarah ke luar jendela, sambil tersenyum Ranaya memberitahu ada kejutan yang Araka siapkan begitu anak-anak pulang dari rumah sakit.
Green menjerit girang melihat bak pasir dan sebuah trampoline berukuran besar berada di taman belakang mereka sekarang. Green belum pernah melihat dua benda itu sebelumnya, pasti baru dibangun saat ia masih berada di rumah sakit kemarin.
"Green mau main di situ?"
Green menoleh pada bibinya dan mengangguk antusias.
"Tapi kita ganti baju dulu, oke?"
Green mengangguk lagi dengan lebih semangat.
Ranaya membawanya untuk berganti ke baju rumahan yang lebih santai. Ia berpesan untuk tidak membiarkan butir pasir masuk ke mata atau mulutnya. Dalam artian, Green harus berhati-hati saat bermain di bak pasir itu. Ada satu ART di bawah sana yang akan mengawasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY STARGIRL
RomanceRanaya kira, pernikahan itu sesuatu yang bisa ia jalani dengan modal nekat. Tapi, setelah Tuhan memberinya tiga buah hati yang manis, Ranaya berpikir prinsipnya mulai salah. Banyak lika-liku yang ia hadapi, sampai ia harus merelakan salah satu buah...