Lucas×Melanie|26

2.8K 102 0
                                    

Melanie tersenyum senget melihat artikel yang baru dikeluarkan. Terlihat jelas namanya dan perihal dirinya yang berhenti secara mengejut.

"She must be frustrating right now. I told her to not play with me. " Melanie tergelak perlahan. Dia tahu semestinya ibu tirinya tengah menggila sekarang bila dapat tahu dia berhenti dari dunia model.

"She can't control me anymore. It fun!  I'm going crazy now! " Melanie mengambil telefonnya.

"Kay! It over now! Jumpa kau dekat tempat biasa malam ni! "
.
.
.
.
.
Kayla memandang jengkel kearah Melanie yang sedang mabuk teruk.

"Haish! Dia memang paling teruk. Hey, berhenti minum lah! " Kayla merampas wine di tangan Melanie.

"Ish, kau pahal!" Melanie cuba merampas balik. Kayla memberikan wine kepada Cavin yang berada disebelahnya.

"Sam, kau tengok je dah kenapa?! Hold her! " marah Kayla.

"Ah, ye ye! " Samuel terus memegang kemas bahu Melanie.

Mereka bertiga memandang kearah Melanie yang separuh sedar.

"So, macam mana ni? Dia mabuk teruk ni. " soal Cavin.

"Haish minah ni! Sejak bila jadi peminum ni! Kau tak jaga dia ke kat sana hah?! " Kayla memandang Samuel tajam.

"Asal aku pulak? Takkan 24 jam aku kena perhati dia? Aku pun ada hal aku! " Samuel menjeling Kayla.

"Eh jangan nak gaduh pulak! Sekarang siapa yang nak tumpangkan Mel? Aku ada hal, so aku tak boleh. " Cavin awal-awal lagi dah menolak.

"Aku pun tak boleh, aku ada janji dengan abang aku. " tolak Kayla.

Mereka berdua memandang Samuel. Samuel memandang serba-salah.

"Aku pun ada hal dengan daddy aku. Korang pun tahu dia macam mana. "

Kayla mengeluh. "Habis macam mana? "

"How about Lucas? Kita call dia, kau ada simpan nombor dia? " cadang Cavin.

"Dia kan dah tukar nombor. Aku pun dah tak jumpa dia lepas kejadian tu. Tapi aku rasa Melanie ada nombor Lucas. " ujar Samuel.

Kayla terus menyelongkar beg tangan Melanie. Dia mengambil telefon Melanie dan meng'on'kannya.

Kayla mengeluh. "Need password. "

"Bodoh! Finger print kan ada! " cemuh Samuel.

"Kau bodohkan aku! " Kayla bangun ingin memukuli Samuel tapi Cavin menghalang.

"Sudahlah! Cepat buka phone dia. " arah Cavin.

Kayla menurut, dia menggunakan jari Melanie untuk membuka telefonnya. Setelah di'on, dia menelefon Lucas.

"Hello? Lucas? "
.
.
.
.
.
Melanie mencelikkan matanya. Dia mendudukkan dirinya. Melanie menyentuh kepalanya yang terasa pening. Dia berkerut melihat sekeliling yang sedikit asing baginya.

"Bilik siapa ni? "

"You're awake? "

"Haish! Terkejut aku! You! " Melanie terkejut melihat Lucas di pintu.

Lucas hanya mendiamkan diri.

"Kenapa I dekat sini? Apa yang terjadi? " soal Melanie keliru.

"Again and again. You drunk. Can you stop drink? "

"I asking you, why I'm here. Not to hear your complaint. That is not your problem anyway. "

Terjungkit kening Lucas mendengar balasan Melanie. Dia berjalan mendekati Melanie.

"That's probably not what I want to hear. Do you not understand my question? Want me to repeat again? "

"What do you mean? " Melanie bingung.

Lucas mencengkam dagu Melanie. "These sexy lips. You are not allowed to wear red color" Lucas menyapu lipstick merah dengan jarinya.

"This body. Didn't I warn you? Don't dress such a whore again. Your body belongs to me. Only I can see this through." Lucas mengoyak kasar dress seksi milik Melanie. Melanie hanya statik tak bergerak. Dia lupa.

Lucas menolak Melanie kasar sehingga terbaring. Melanie hanya tenang memandang Lucas. Dirinya seakan tidak kesah diperlaku sebegitu.

"I'll make you remember all my rules. I've told you not to mess with me. You should remember, you're only belong to me! You're mine and only mine! Fucking mine! Take this as your punishment, babygirl. "

"Do it. This is my fault anyway."
.
.
.
.
.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
𝐇𝐑│Matthew's Queen ©️Where stories live. Discover now