Lisa memandang sosok di hadapannya dengan wajah tak percaya.
Setelah mati-matian membawa lelaki berbobot 60 kilogram lebih menuju rumah sakit ini, lantas ia harus menyaksikan pemandangan yang membuatnya naik pitam.
"Noona, kenapa wajahmu mengerikan begitu?" Haechan mengelus dahi Lisa yang berkerut. Lelaki itu bahkan menutupi arah pandang Lisa dengan wajah menyebalkannya saat ini.
"Tentu saja aku kesal. Kekasihku sedang diraba-raba oleh gadis lain." Desisnya galak.
"Eh? Bukannya pura-pura?" Haechan berbisik di telinga Lisa yang tentu saja segera di dorong menjauh oleh sang kakak.
"Aku mulai mendalami peranku! Lagipula kenapa kau bisa datang bersamaan dengan gadis itu, sih?"
Haechan terlihat menggaruk tengkuknya, "Karena saat noona menelepon, aku sedang bertemu dengannya."
"Kenapa kau bertemu dengannya??"
"Kami teman semasa sekolah."
"Hah?? Kenapa–"
"Permisi." Gadis dengan rambut sebahu itupun menoleh ke arah Lisa serta Haechan tanpa melihat mereka langsung, "Bisakah kalian tidak berisik? Ada pasien yang sedang beristirahat disini."
Tentu saja Lee bersaudara segera menutup mulutnya dan membatu. Tatapan dan nada dingin dari gadis itu berhasil membuat keduanya tak bisa berkata-kata.
Namun bagi Lisa, peringatan itu hanya efektif selama beberapa detik saja, "Hei, kau yang seharusnya menyingkir. Dia kekasihku. Jangan melecehkannya dengan sentuhan dan pandanganmu itu." Pun Lisa menarik tangan gadis di hadapannya dan menggesernya dari sisi ranjang.
"Hah? Kekasih?" Demi apapun, pandangan meremehkan dari gadis cantik di hadapan Lisa ini sontak membuatnya ingin menghajar tepat diwajahnya.
"Ya! Lee Haechan, siapa gadis tidak sopan ini? Apa kau berteman dengan manusia yang wajah dan mulutnya tidak kontras begini?"
"Haechan-ah, siapa wanita lusuh ini?"
"LUSUH?!?!??!"
"Hei hei. Kalian berdua tenanglah. Kita akan di usir jika membuat keributan."
"Kalau begitu kau harus mengusir gadis ini."
"Kalau begitu kau harus mengusir gadis ini." Kata dua betina di hadapan Haechan secara bersamaan.Tentu saja sebagai satu-satunya lelaki yang sadarkan diri di tempat itu, ia harus berhasil menenangkan suasana, bukan? "Winter, dia ini kakakku, Lisa.", "dan Noona, ini Winter, temanku dan Jaemin semasa SMA."
"Huh? Jaemin mengencani orang yang lebih tua? Sampai tahap ini aku yakin kalian hanya berbohong."
"Cih, mau bagaimana lagi? Na Jaemin terpikat dengan pesonaku hingga ia tak mempermasalahkan usia sebagai penghalang kisah kasih kami." Lisa tertawa penuh kemenangan, meski dalam hatinya tentu ada perasaan sedih karena sudah berbohong hingga sedemikian rupa.
Gadis bernama Winter itupun kembali terkekeh, "Satu-satunya wanita yang layak serta pernah bersamanya adalah aku. Dan aku yakin Jaemin pun masih tak dapat melupakanku. Oh tunggu. Apakah kau gadis yang sama yang dicium Jaemin di pesta itu??"
"HAH?! DICIUM?!?!?!" Suara Haechan tak kalah tinggi dengan nada heran Lisa akan kalimat Winter.
"Tunggu. Maksudmu apa dengan kalimat pernah bersamanya?"
"Uh? Jadi hubungan kalian tidak seserius itu ya? Jaemin bahkan belum menceritakan mantan terindahnya kepadamu, Lisa U-N-N-I-E?"
"Mantan terindah?????" Jadi kau ini oknum yang membuat Jaemin tidak lagi berminat pada lawan jenisnya?! Ya jelas saja! Sifatnya seperti ini, Jaemin pasti sangat trauma!!! "Hal yang kutahu adalah Jaemin begitu sengsara dengan kisah cintanya hingga ia mengalami trauma dengan wanita. Untung saja ia menemukanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderwall
AdventureLisa, baru saja ditolak oleh seorang lelaki yang sering berkunjung pada tempatnya bekerja sambilan. Alasan yang diberi lelaki itupun begitu mencengangkan hingga ia memutuskan untuk melarikan diri pada detik berikutnya. Apa boleh buat, sang dewi kes...