"Maksudnya bagaimana?" Lisa menarik kerah baju Jaemin dengan kedua tangannya. Hidung mereka sempat bersentuhan karena tarikannya terlalu kencang.
Bukan jawaban yang Lisa terima, namun sebuah helaan nafas terdengar jelas dari Jaemin seakan Lisa memberinya sebuah sakit kepala, "Ayo ke rumahku saja. Noona tidak ingin melihat Leo?"
"Tidak." Gadis bersurai cokelat itu segera menepis tangan Jaemin yang meraihnya, "Jelaskan dulu. Apa maksud dari ciumanmu dan kalimat tadi? Gadis yang kau sukai lewat?? Yang mana? Kau pernah menyukai seorang wanita?"
"Noona, ayolah. Aku hanya bercanda. Kenapa kau jadi serius begini?"
Sungut di kepala Lisa semakin menguap saat mendengar kalimat lelaki di hadapannya, "Bercanda? Bagian mana yang kau buat bercanda?!"
"Tentang gadis yang kusukai. Kau ini benar-benar mudah dibohongi."
Lisa terdiam beberapa detik sebelum melepas cengkeramannya dari kerah Jaemin. Entah mengapa, ia begitu kesal dengan kalimat yang dilempar lelaki itu tepat di depan wajahnya, "Lalu kenapa kau menciumku? Lagi??"
"...karena noona menciumku lebih dulu."
"Tapi aku hanya membalas perbuatanmu di pesta itu!"
"Lantas aku membalasmu lagi. Kenapa? Noona mulai menyukai ciumanku? Ingin membalasnya lagi? Bagaimana kalau kita ke apartmenku saja agar lebih leluasa melakukan pembalasan-pembalasan itu."
Lihatlah lelaki ini. Dengan kurang ajarnya mengulas senyum jahil ke arah Lisa dan menyentuh bibir gadis di hadapannya yang wajahnya pun sudah berubah merah.
Tentu saja kemarahan Lisa terlalu mendominasi untuk membuatnya terlena. Ia pun mengangkat ransel untuk memukul lelaki itu keras-keras, "Kurang ajar!!" Dasar homo tidak tahu diri!!
Dengan emosi yang bercampur rasa malu, Lisa memilih untuk meninggalkan Na Jaemin disana.
Lagipula, Kenapa lelaki itu selalu seenaknya?
Kenapa lelaki itu selalu mempermainkannya?
Sejak kapan Lisa jadi wanita bodoh yang gampang terperdaya?Berbagai pertanyaan dan kekesalan telah memenuhi isi otak Lisa. Sosoknya yang menghilang di balik gedung pun sudah tak terlihat lagi dalam pandangan Jaemin.
Di sisi lain, Lisa tak tahu jika lelaki itu sungguh menyesal untuk hal yang telah ia lakukan, yaitu.. berbohong kepadanya.
🐈⬛
"Noona."
Seperti biasa, Haechan membuka lebar pintu kamar Lisa untuk segera masuk tanpa permisi ataupun mengetuk terlebih dulu.
Gadis bersurai cokelat yang sedang mengunyah camilan sembari membaca novel itupun tak memindahkan maniknya hanya untuk menatap sang adik.
"Noona!" Kali ini Lee Haechan sudah duduk di samping kakaknya, membuat suara mengganggu dengan berulang kali memanggil Lisa yang sama sekali tak diindahkan si pemilik nama.
Paham jika Lisa sedang malas menanggapinya, Haechan pun segera merebut novel yang menyabotase konsentrasi sang kakak untuk ia sembunyikan di balik punggung. Tentu saja hal itu menciptakan efek samping berupa sungut di kepala Lisa.
"Apa sih??"
"Apakah noona sedang bertengkar atau melakukan hal aneh lagi kepada Jaemin?"
"Hah?" Bahkan raut wajah Lisa sudah mencerminkan keheranan tanpa ia harus mengatakan kalimat ini.
"Iya. Apa kalian bertengkar? Atau noona melakukan perbuatan tidak sopan lagi kepadanya??"

KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderwall
AventuraLisa, baru saja ditolak oleh seorang lelaki yang sering berkunjung pada tempatnya bekerja sambilan. Alasan yang diberi lelaki itupun begitu mencengangkan hingga ia memutuskan untuk melarikan diri pada detik berikutnya. Apa boleh buat, sang dewi kes...