Lisa merasakan pening karena terbentur dengan kepala salah seorang pria berpakaian hitam yang menangkapnya.
Pun ia segera bangkit dari baring yang tertutup tanaman semak untuk memandang apa yang sedang terjadi di hadapannya.
Mobil berwarna hijau itu terlihat mundur dengan tergesa-gesa hingga menabrak beberapa mobil yang terparkir disana pula.
Bunyi alarm bersautan akibat benturan itu. Beberapa orang mulai mendekat, namun Lisa tak sempat memperhatikan kepergian sang tersangka yang sudah melesat hilang.
Cairan merah kental sudah mewarnai warna abu aspal jalanan.
Na Jaemin tertutupi oleh tiga tubuh yang juga tergeletak lemas di atasnya.
Lisa berteriak histeris. Pemandangan seperti ini seharusnya tak pernah disaksikan oleh mata kepalanya sendiri kecuali dari layar televisi.
Dengan segera, ia menghampiri empat sosok yang terbaring di jalanan. Entah siapa yang terluka parah, yang pasti cairan merah itu semakin nyata dan menyala.
"Tolong panggil ambulance!!" Pekik Lisa pada pria berpakaian hitam yang menyelamatkannya.
Lisa menghampiri keempat orang itu untuk membaringkannya satu persatu dengan bantuan lelaki berpakaian hitam yang tengah menelepon 911.
Jaemin menjadi incaran utama Lisa. Ia segera mengecek bagian mana dari lelaki itu yang terluka parah. Terpantau, pada kening dan kaki Jaemin terdapat luka sobek disana. Pun Lisa segera membuka cardigannya, merobeknya menjadi dua dan berusaha menghentikan pendarahan lelaki yang kini tak sadarkan diri dalam dekapannya.
Sembari terisak, Lisa memanggil nama Jaemin berkali-kali dengan harap lelaki itu membuka mata.
Lisa dan lelaki berpakaian hitam yang menolongnya itupun saling mengecek darimana asal darah yang menggenang deras.
Usai dengan Jaemin, pun Lisa mengecek satu orang lagi untuk melakukan hal yang sama, yaitu membalut luka yang terbuka.
Kerumunan manusia mulai mengerubungi tempat kejadian seperti lalat bersarang. Namun tak satupun dari mereka yang mendekat untuk membantu meski melihatnya terisak sembari berusaha menghentikan pendarahan dari para korban.
Hingga beberapa menit kemudian, ambulance telah terdengar dari kejauhan dan mengambil alih semua yang terjadi di tempat kejadian.
Lisa, dengan tubuhnya yang bersimbah darah entah milik siapa, hanya merengek nyaring sembari mengikuti kemana arah Jaemin dibawa.
---
"Noona lihat sendiri jika manusia itu bisa melakukan hal sekejam ini, kan?! Kumohon, berhentilah mencari gara-gara." Haechan, mencengkeram erat pundak sang kakak yang menatapnya nanar.
"Justru karena ia bisa melakukan hal seperti ini maka aku semakin ingin mengentikannya! Untuk semua tindakan gila yang ia lakukan pada Jaemin, apa kau tak ingin menjebloskannya ke penjara?!"
"Wanita itu selalu menggunakan orang lain dalam melaksanakan rencananya! Jangankan menjebloskannya ke penjara, mendapatkan bukti jika tangannya kotor pun akan sulit bagi kita."
Lisa mengangguk paham, "Benar. Kita harus mencari bukti."
"Noona pikir semudah itu??!"
"Aku akan menjebaknya."
Haechan tertawa tak percaya, "Noona, aku dan Winter sudah berusaha melakukannya sejak dulu. Tapi apa? Kami selalu menggigit jari di ujung hari! Wanita itu memiliki kekuatan untuk menutup mata semua orang dengan kekuasaan dan uangnya."
"Tapi-"
Haechan memeluk erat sang kakak sembari menggeleng cepat seakan tidak menerima sanggahan lain, "Kumohon. Aku tidak ingin noona terluka."

KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderwall
AdventureLisa, baru saja ditolak oleh seorang lelaki yang sering berkunjung pada tempatnya bekerja sambilan. Alasan yang diberi lelaki itupun begitu mencengangkan hingga ia memutuskan untuk melarikan diri pada detik berikutnya. Apa boleh buat, sang dewi kes...