it ain't that easy

1K 210 43
                                    

Lisa tengah membekap mulutnya seakan suara menggelegar dapat menyeruak keluar dari dalam sana.

Ia kebingungan menatap sisi kanan dan kirinya yang begitu kontras.

Winter di depan sana, sudah membicarakan perihal kesalahan packaging yang dibuat oleh timnya. Wanita itu seakan mencari sosok familiar diantara tamu undangan.

Manik mereka saling bertemu. Keduanya jelas terkejut satu sama lain.

Winter terkejut melihat kehadiran Lisa disana. Sedangkan Lisa terkejut karena wanita itu menatapnya. Sementara Na Jaemin masih bermesraan dengan wanita lain dibalik balkon meski ciuman mereka sudahlah usai.

Kalimat Winter yang menggantung pun membuat semua orang kebingungan hingga berbalik mengikuti arah pandang sang ketua divisi.

Tentu saja hal itu mampu membawa jiwa sosiopat Lisa kembali tergugah. Ia benci diperhatikan oleh begitu banyak pasang mata. Kepalanya mendadak pening detik itu juga.

Syukurnya, Winter berdeham pelan untuk kembali melanjutkan kalimatnya -kembali pada topik pembicaraan dan mereview kesalahan yang dilakukan tim Lisa agar tak kembali terulang.

Lisa yakin, Winter lebih penasaran seputar mengapa Lisa bisa duduk disana ketimbang alasan mengapa bisa terjadi kesalahan cetak warna pada packaging mereka.

Jelas sekali si wanita salju terkejut melihat kehadiran Lisa yang seharusnya adalah Kim Seok-Jin. Mereka memiliki perjanjian tak tertulis yang tidak diketahui siapapun, dan kehadiran Lisa dapat merusak perjanjian itu.

Hei, bukan hanya Winter! Lisa pun sedang terkejut setengah mati saat ini!!

Selain karena tak menyangka jika Na Jaemin turut hadir, ia pun terkejut melihat apa yang baru saja terjadi di balkon tadi.

Na Jaemin benar-benar gila. Ia yang terburuk!!

Winter telah rampung dengan rentetan kalimatnya di depan sana. Wanita itu segera memberi Lisa tatapan penuh permintaan penjelasan seakan dirinya tak terpaksa datang kesana.

Ah, masa bodoh!!

Lisa, ia terlihat sudah berdiri dari tempatnya untuk menghampiri Winter. Begitupun sebaliknya. Kedua wanita itu berjalan ke sudut dan berbisik sembari menggenggam sebotol wine yang baru saja ditawarkan oleh salah seorang maid.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Kau pikir aku mau kemari jika bukan karena paksaan Seok-Jin, hah??"

"Jaemin ada disini."

"Aku tahu!"

Pun Winter segera menatapnya penuh tuduh, "Ia melihatmu?"

"T-tidak. Aku yang melihatnya."

"Dimana? Aku belum bertemu dengannya."

Tengkuk Lisa mendadak gatal dengan segala kebohongan yang terlintas dalam otaknya, "Di sekitar sana -tadi. Tapi aku segera berlari untuk bersembunyi." Bohongnya dengan gelagat meyakinkan yang dibuat-buat.

"Lantas sampai kapan kau mau disini?" Sang wanita salju melirik penuh sanksi ke arah Lisa. Sejujurnya Lisa sangat geram melihat sikap itu. Namun mengingat kejadian di balkon, rasa iba pun datang menutupi emosi sesaatnya.

"Iya. Ini aku pulang. Aku hanya ingin kau tahu jika timku hadir dalam acara malam ini. Aku tidak ingin Seok-Jin mengira aku mangkir dari titahnya dan berimbas pada ketenanganku esok hari." Ucap Lisa sembari meneguk gelas winenya hingga kosong dan memberikan benda itu kepada Winter kemudian, "Semoga malammu menyenangkan." Tambahnya sebelum melesat pergi.

Lisa merasa energinya habis setelah melihat potongan drama scene yang mampu mempengaruhi emosinya. Meski enggan mengakui, namun ada sedikit perasaan kecewa disana.

WonderwallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang