the girl who always smile

1.4K 268 7
                                    

"Unnie!!!"

Teriakan Ryujin membuat langkah Lisa berhenti tepat ketika ia hendak masuk ke dalam kelas selanjutnya.

"Apa unnie mengambil mata kuliah ini juga?"

Gadis bersurai cokelat itu tersenyum miris, "Tentu saja. Banyak mata kuliah yang harus kuulang."

"Bagus! Kita mengambil kelas yang sama! Sekarang mari kita masuk dan katakan kelas apa saja yang unnie ambil. Siapa tahu ada kelas lain yang sama denganku." Pun Ryujin segera menarik tangan Lisa untuk masuk kedalam kelas yang sudah terisi separuh.

"Wah, luar biasa. Na Jaemin dikelilingi oleh fansnya seperti biasa."

Manik Lisa segera mencari sosok yang baru saja disebut namanya oleh Ryujin.

Lelaki itu duduk di tengah ruangan dengan seorang lelaki yang tak kalah tampan dengannya.

Diluar itu, semua pandangan dari para betina sudah tertuju pada keduanya.

Beberapa dari mereka mengajaknya bicara dan terlalu kentara dalam menunjukkan ketertarikannya.

Kawanan sisanya, tentu hanya berani mencuri pandang dan mengharapkan imajinasi mereka menjadi nyata.

Ckck kalian semua melakukan hal yang sia-sia. Ia takkan tertarik meski kalian memakai rok mini seperti itu.

"Apa unnie tahu? Saat menginap 3 hari dua malam untuk orientasi angkatan baru, para gadis melakukan hal nekat hanya untuk mencuri perhatian Na Jaemin."

Lisa sedikit mengangkat alisnya disana.

"Mereka banyak melakukan hal gila seperti menahan Jaemin di kamar mandi untuk menyatakan cinta. Atau mengendap endap masuk ke dalam kamar lelaki hanya untuk mencuri foto tidurnya."

"Yang benar?"

"Aku bukan pembohong! Bahkan panitia, dosen, dan senior harus menghukum dan memberi peringatan pada para pelaku yang melewati batas."

"Kenapa bar-bar sekali?"

"Sangat! Aku sampai kasihan kepada Jaemin. Ia harus tidur dengan para panitia untuk menjaganya dari serangan betina gila. Seandainya unnie ikut, unnie akan melihat keseruannya."

"Tidak. Memikirkannya saja aku lelah. Aku bersyukur sudah mengambil keputusan tepat untuk tak turut serta dalam acara itu."

Jangan-jangan hal seperti inilah yang membuat Jaemin tidak menyukai wanita? Ckck sulit juga jadi orang tampan.

Kalau dipikir-pikir, Lisa yang sekarang pun tak masalah jika harus kembali bertemu dengan Na Jaemin.

Karena lelaki itu bersikap biasa seakan tak pernah ada yang terjadi, maka Lisa pun bertingkah demikian.

Untung saja Lisa menyatakan cintanya bukan kepada lelaki nyinyir yang suka bergosip.

Untung saja lelaki itu Na Jaemin.

"Ngomong-ngomong, siapa lelaki di sebelahnya?" Kata Lisa yang sedikit penasaran.

"Lee jeno. Tapi jika dibandingkan dengan Jaemin, lelaki itu sedikit kurang ramah." Ryujin menarik Lisa untuk duduk pada kursi yang berada di sudut kanan atas.

"Apa mereka sudah lama bersama-sama?"

"Maksudnya?"

Tentu saja rasa ingin tahu Lisa mulai menggema di dalam kepalanya, "A..maksudku, apa mereka sudah lama berteman?"

"Kudengar sih begitu. Sejak di bangku SMP."

WOW. Lebih lama dari masa pertemanannya dengan Haechan.

WonderwallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang