Lisa menggigit bibirnya dengan gelisah. Maniknya pun mendelik serius seakan memastikan sesuatu.
"Kenapa noona menatapku seperti itu, sih? Baru sadar jika aku tampan?"
Kalimat tidak tahu malu Haechan berhasil membuatnya sedikit lega. Kekhawatiran akan informasi yang bocor seputar perundungan beberapa hari lalu nampaknya masih aman.
"Jaemin tak mengatakan sesuatu?" Katanya sembari mengaduk supnya yang sedari tadi hanya dimainkan saja.
"Jaemin? Mengatakan apa?"
Kali ini dadanya terasa benar-benar lega. Na Jaemin tidak memberi tahu sang adik mengenai peristiwa itu.
"Ada yang noona sembunyikan dariku?"
"Tidak." Jawabnya secepat kilat.
Tentu saja gerak-gerik sang kakak semakin membuatnya curiga, "Apakah noona melakukan hal aneh selama aku pergi?"
"Tidak."
"Jangan-jangan noona melecehkan Jaemin lagi ya?!"
Berbeda dengan jawaban sebelumnya, kali ini Lisa terlihat menjeda kalimatnya dan berpikir beberapa saat, "T-tidak." Aku hanya menciumnya di pipi, kok!
"Wah! Lihat! Lihat! Tidak bisa kupercaya. Apalagi yang noona lakukan padanya?!"
"Ah, aku bisa terlambat." Dalih Lisa sembari meraih ransel di sebelahnya. Ia pun segera berpamitan kepada sang ibu dan berlari pergi meninggalkan Haechan yang memanggil namanya berulang kali.
Seorang gadis semampai bersurai cokelat yang digerai sedang berlari terburu-buru saat ini.
Berusaha melarikan diri dari sang adik, dan menenangkan pikirannya yang semakin hari semakin tidak waras.
Sneakers hitamnya menapak pada aspal yang keras. Langkahnya pun semakin cepat saat melihat bus yang akan dinaikinya hendak menutup pintu.
"Nyaris." Katanya saat berhasil masuk ke dalam armada yang akan mengantarkannya pada tempat tujuan.
Selagi ia mengambil tempat kosong di sudut bus dan merasakan semilir angin dari jendela yang tidak di tutup, Lisa kembali bermain dengan pikirannya.
Tentang bagaimana ia dan isi kepalanya dibuat kacau oleh lelaki yang bahkan tidak tertarik dengannya, dengan kaumnya.
Tidak biasanya ia seceroboh ini.
Maksudnya, Lisa memang seperti ucapan Haechan. Ia penyuka lelaki tampan. Tapi bukan berarti ia akan menyukai setiap pria tampan yang hadir di hadapannya. Ia tak akan semudah itu jatuh hati pada siapapun dan sembarangan mengungkapakan perasaannya.
Selama ia hidup, Lisa hanya pernah dua kali mengungkapkan perasaannya. Yang pertama kepada mantan kekasihnya yang saat ini entah masih hidup atau tidak. Dan yang kedua adalah Na Jaemin.
Lisa mengingat kembali, mengapa ia menyukai lelaki itu.
Tentu saja karena kesan pertama lelaki itu sangat luar biasa. Selain memang karena mengantongi predikat kerupawanan di atas rata-tara, Na Jaemin berhasil mencuri perhatian Lisa yang seharusnya terkategorikan wanita acuh yang kadang bahkan tidak sadar dengan sekelilingnya.
Kala itu, saat Lisa masih bekerja sambilan di cafe, Na Jaemin berhasil mencuri ruang dihatinya yang memang sudah lama tidak diisi.
Na Jaemin selalu berkunjung di saat Lisa mendapat shift malam (yang akhirnya Lisa tahu bahwa Haechan lah yang meminta bantuan Jaemin untuk memantaunya). Tapi sebelum Lisa mengetahui fakta itu, Jaemin selalu ada di sudut cafe itu. Datang dan pulang di jam yang sama. Memesan menu yang sama, hingga Lisa tanpa sadar selalu memperhatikan sudut dimana lelaki itu berada.
![](https://img.wattpad.com/cover/316419266-288-k670052.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderwall
MaceraLisa, baru saja ditolak oleh seorang lelaki yang sering berkunjung pada tempatnya bekerja sambilan. Alasan yang diberi lelaki itupun begitu mencengangkan hingga ia memutuskan untuk melarikan diri pada detik berikutnya. Apa boleh buat, sang dewi kes...