"Kes keluarga dia udah pulang sama si selebgram itu."
Ramon menatap dari jendela mobilnya pada pekarangan rumah.
Di sisi Kesya. Dia yang membereskan pakaian, memutuskan sambungan dari Ramon.
"Lihat deh Kes."
Kesya menatap pada handphone Ara, memperlihatkan Selie yang berbicara sendiri pada penggemar media sosialnya. Menjawab dan bercerita di depan ponsel. Nge-live. Mengalihkan pandangan, Kesya bersuara.
"Rial udah sebarin video itu Sas ?" tanyanya pada terarah pada Sasa.
"Katanya malam ini Kes."
"Video apa kalian maksud ?"
Kesya lupa ada Rani. Membuat cewek itu bingung sendiri, ia ingin ceritakan pasti saja akan di batalkan oleh Rani. Diam sebentar. Ara mendahului bicara.
"Video Kesya sama Raha."
"Eh iya btw gimana jalan-jalan lo sama Raha ?"
"Gak spesial ya ?"
"Gak spesial ?" ulang Kesya. Raut wajahnya sayu menatap Ara.
"Lihat ekspresi lo di cermin. Dan jawabnya juga gak sesenang pengen mengenal lebih dalam Raha. Udah kenal malah gitu ekspresi lo."
"Dia ngebosenin. Gue gak suka."
"Gamblang banget lo ngomong." Sasa terrenyah tawa.
"Lo bawain ya ke rumah. Dokter mau ketemu gue." Kesya menatap pada tasnya. Lalu melenggang pergi lebih dulu.
Di lorong itu Kesya bertatap dengan seorang bocah tersenyum jahil padanya. Kesya mengabaikan namun beberapa saat ingin melangkah masuk ke ruang dokter, bocah itu berlari mengelilingi tubuhnya.
Kesya terbawa pusing sendiri, di antara ingin menghentikan dan membiarkan beberapa saat.
"HEI—!" Kesya menghela nafas berat menggantung bentakannya, bocah itu juga berhenti dari berputar. Bola matanya melotot tajam pada manik bocah itu yang polos. Sumpah bocah itu ganteng juga tapi menyebalkan. Di mana orangtuanya?
Dan kenapa Kesya jadi sial belakangan ini ? Jadi sering bertemu anak kecil.
Wajah bocah itu tak kunjung menangis. Kesya lelah sendiri melotot. Menghela nafas lirih, ia beranjak ingin masuk namun bocah itu malah berdiri di ambang pintu yang ingin di buka Kesya.
"Anak siapa sih nih !?" Kesya menatap kanan kirinya depannya dan ke belakang. Ada orang berlalu lalang namun bukan dari si pemilik bocah itu.
"Ponakan gue Kes."
Kesya terlonjak saat berbalik badan lagi. Reno sudah berada di hadapannya. Sejak kapan?
"Serius ?" tanya Kesya. Kesya tersenyum simpul ingin menyentuh si bocah itu yang berlari langsung ke belakang tungkai Reno. Seperti bocah yang takut pada monster.
Reno juga seketika tertawa. Bersuara mengejek. "Dia takut sama lo."
"Ini yang gue bilang lo gak bisa punya anak."
"Lo gak bisa membujuk si bocah."
"Gue yang minta buat isengin lo."
"Mata lo itu juga biasa aja." Maksudnya Reno sudah pasti menyudutkan Kesya untuk tidak melotot.
Kesya salah tingkah dan malu juga kesal sendiri. Berdecih ia berucap asalan menyahut sebelum masuk begitu saja ke ruangan. "Gue gak suka bocah nakal."
*
"Ishh pengen gue gebuk mulutnya."
"Siapa ?"
"Pas jalan sama Raha, gue ketemu bocah yang ngatain gue tante. Apa setua itu muka gue ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Myosotis
Teen Fictionseperti makna dari bunga myosotis, dia yang tak ingin dilupakan. 2023finish-