12. DUA BELAS

148 31 28
                                    


Pearl kini tengah duduk di bangku taman, dibawah pohon paling rindang disana. Novel horor, itu yang sekarang sedang asik dibaca gadis itu. Memang selain mengisi waktu luang dengan beladiri, Pearl juga sering mengisi waktunya dengan baca novel horor.

Dirga, cowok itu sekarang mencari udara segar di taman, mengedarkan pandangan berharap tak ada satupun makhluk yang akan mengganggunya istirahat.

Pandangan Dirga terfokus pada satu-satunya siswi yang kini berada satu tempat dengan dirinya.

Seperti biasa, ia langsung menempati bangku yang sedari tadi mencuri pusat perhatiannya.

Pearl menoleh sekilas sebelum lanjut membaca novel. Kali ini Pearl malas menanggapi cowok ini, mungkin saja kalau Pearl tak menghiraukan, Dirga akan pergi.

Ternyata dugaan Pearl salah, cowok itu tetap setia duduk disisinya. Namun tetap saja, Pearl sama sekali tak peduli, ralat sebenarnya Pearl mencoba tak memedulikan.

Dirga mengintip isi novel yang dibaca cewek itu. Sama sekali tak ada respon dari Pearl, sepertinya ia benar-benar berniat tak mengacuhkan Dirga.

"Ini ntar si ceweknya kesurupan" Celetuk Dirga memberitahu salah satu bocoran dari cerita ini.

Pearl berdecak "Bisa diem gak sih?"

"Gak bisa" balas Dirga seraya memasang tampang jahil "gimana dong?"

"Duduk mah duduk aja, gak usah spoiler" Ceplos Pearl, mulai jengkel dengan keberadaan Dirga.

"Ngomel mulu, nanti cepet tua loh"

Pearl tak memberikan respon apapun, cewek itu malah lanjut membaca. Tak ada gunanya kalau menjawab omongan Dirga, cowok itu sangat menyebalkan.

"Malah dicuekin, gak denger omongan gue kah?" Tanya Dirga, masih menatap Pearl.

"Kenapa lo nempel mulu sih?"

Dirga tersenyum tipis mendengar omongan barusan.

Karena lo berbeda, Pearl. Batin Dirga.

Ingin sekarang rasanya cowok itu mengutarakan isi hatinya, tapi mungkin ia akan menunggu waktu yang tepat.

Pearl mendengus, lalu beranjak dari duduknya, langkah demi langkah diraih untuk menjauh dari Dirga.

Dirga membuntuti Pearl, cowok itu memutar otaknya, apa yang akan ia lakukan agar Pearl tak menjauh?

Terlintas lah satu ide dikepalanya, Dirga tau apa yang harus dilakukan. Cowok itu memulai siasatnya.

Dirga menjerit pura-pura kesakitan "Aduh, sakit banget"

Pearl menengok kebelakang, terlihat Dirga yang mengelus-elus dahi.

Pearl berusaha untuk tak acuh, akan tetapi Dirga terus mengerang. Cewek itu menghela napas sebelum berpaling.

"Mana yang sakit?" Tanya Pearl.

Dirga tersenyum tipis, menunjuk jidatnya "Ini nih, sakit banget"

"Terus, gue harus ngapain?" Tanya Pearl lagi.

"Tiupin dong" balas Dirga.

"Gak" tolak Pearl cepat, dan berlalu pergi.

"Yah ditinggal"

...

Saat ini Dirga, Devan, Dan Reyga tengah berkumpul di rumah Devan. Dua cowok itu asik bermain game, berbeda dengan Dirga yang sejak tadi sibuk sendiri menggambar sosok cewek yang sangat manis dipandangannya.

Cantik!! Batin Dirga, membayangkan seseorang itu. Cewek dengan tatapan tajam, bermanik biru safir, bersurai blonde, dan yang paling diingat Dirga, cewek itu selalu angkuh dihadapannya.

LAURENCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang