bagian 09 : Irt

45.6K 4.9K 659
                                    

Assalamualaikum semuanya, aaa akhirnya bisa update lagi :) pokoknya kalian harus komen yang banyak, ngga boleh mager!

Assalamualaikum semuanya, aaa akhirnya bisa update lagi :) pokoknya kalian harus komen yang banyak, ngga boleh mager!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Setiap orang mempunyai takdir dan beban masing-masing dengan berat yang berbeda-beda. Bahkan Jodoh, rejeki, serta hidup dan matinya tidak ada benar-benar sama. Maka jika terus di banding-bandingkan tentu saja tidak akan ada habisnya,"

'Ilham Syakir Vernando'

____________________________________

Pagi harinya Aisyah sudah disibukkan dengan pekerjaan rumah tangganya. Seperti saat ini, ia sedang memasak sambil mesin cuci bajunya berputar mencuci semua baju yang ada di dalamnya. Pekerjaan sekali mendayung dua samudra yang dilampaui.

"Umi!" Arsyi berlari menghampiri Aisyah dari dapur.

"Jangan lari-lari Arsyi, nanti jatuh!" tegur Aisyah, langsung saja ia mendekap tubuh putrinya.

"Aci mau bantu," ujarnya.

"Mau bantu apa?"

"Macak!"

"Yang benar ngomongnya. MaaaSaaak!"

"MaaaCaaak!"

"Ssss!"

"Esssss!"

"Yaudah terserah Arsyi aja," Aisyah pasrah.

"Mau bantu umi!" Ujar Arsyi lagi.

Aisyah lalu mengangkat tubuh putrinya agar duduk di kursi. "Jangan sentuh apa-apa, oke?"

"Ini apa umi?" Tanya Arsyi menunjuk buah tomat. Karena dari dasarnya Arsyi ini susah diatur, baginya larangan adalah aturan, ia pun menyentuh berbagai macam jenis apa saja yang membuatnya penasaran.

"Tomat!" Ucap Aisyah.

"Oh! Tomat!"

Aisyah hanya tertawa ringan menanggapi anaknya, ia pun sibuk memotong tempe.

"Kalo ini umi?" tunjuk Arsyi pada bumbu-bumbu dapur.

"Ini apa?" Tanya Arsyi mengangkat sebatang cabai.

"Eh jangan sentuh cabe nya, nanti mata Arsyi perih loh,"

"Aduhh!" Arsyi meringis sambil mengecap matanya. "Pelihh, umi!"

"Tuh kan, umi bilang apa juga!"

"Aaa! Mata Aci, umi!" Pekik Arsyi saat matanya semakin perih.

Dengan segera Aisyah membawa Arsyi ke wastafel untuk mencuci matanya anaknya yang terkena jahe.

"Hiks..mata Aci!"

"Iya nak, jangan nangis makanya. Nanti tambah sakit,"

"Hiks..."

Aisyah Aqilah || TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang