بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
"Meminta maaf yang baik itu adalah mengubah diri kita menjadi lebih baik."
****
Happy reading semuanya, bantu tandai kalau masih ada typo
*****
Aisyah terbangun dari tidur, saat tenggorokan nya terasa begitu kering. Wanita itu, lalu menyalahkan lampu kamar. Kemudian turun kebawa mengambil air, kebetulan air minum di kamar sudah habis.
Setibanya di dapur, Aisyah langsung mengisi gelas agar segera kembali keatas, matanya sudah sangat berat, hanya untuk mengambil minum saja. Saat hendak naik ke atas, tiba-tiba telpon rumah berbunyi. Membuat Aisyah sedikit terkejut.
Sempat Aisyah tidak menghiraukan, tubuhnya hanya informasi segera ke kasur, namun rasa penasaran membuatnya terpaksa mendekat.
"Halo," Aisyah mengangkat telpon.
"Halo umi, bisa datang kerumah. Arsyi kejang-kejang..."
"Hah?!"
Tut!
"Halo, mas Ilham! Arsyi kenapa?" Tanya Aisyah seketika kantuknya lenyap mendengar kabar kurang mengenakan itu.
Aisyah mencoba untuk menelpon kembali, sayangnya ponsel sang suami sudah tidak aktif.
Perasaan Aisyah menjadi tidak karuan, keringat dingin menjalar keseluruh tubuhnya, Aisyah bingung harus apa sekarang. Arsyi, putrinya kejang-kejang. Sedangkan posisinya tidak berdekatan dengannya.
"Ya allah, gimana ini..."
Sementara di sisi lain, Gus Ilham membanting ponselnya, saat baterai nya sudah habis. Gus Ilham mengacak-acak rambutnya frustasi.
Ia lalu mengangkat tubuh Arsyi yang masih saja kejang-kejang. Menyelimuti tubuh anaknya itu dengan selimut. Kemudian Gus Ilham membangunkan Arsya.
"Arsya! Arsya!" Panggilnya.
"Huaamm!" Lenguh anak laki-laki itu terusik.
"Bangun nak, kita kerumah nenek!"
"Aca masih mau tidur..." rengek anak itu sambil mengecap matanya.
Gus Ilham terpaksa mengangkat tubuh Arsya, menggendong anak itu di belakang punggungnya. Setelahnya, Gus Ilham bergegas turun ke bawah menuju ndalem.
Tibanya Gus Ilham disana, ia langsung mengetuk pintu rumah. Tok! Tok! Tok!
"Assalamualaikum, umi!"
"Umi!" Panggil Gus Ilham sangat keras.
Arsya sampai terganggu dengan suara abahnya itu, membuatnya terbangun. "Loh, kenapa Aca jadi melayang?" Gumam anak itu.
"Umi!"
"Waalaikumsalam, Ilham?" Umi Maryam terkejut melihat Gus Ilham berdiri sambil menggendong dua anaknya.
"Umi, Arsyi..."
"Astagfirullah, Arsyi!" Umi Maryam mengambil Arsyi dari gendongan Gus Ilham. Lalu, pria itu membawa Arsya masuk dan merebahkan tubuh anak itu diatas sofa.
"Di sini dulu ya, sayang."
"Kenapa?" Tanya Abi Syakir baru datang menyusul.
"Tolong jaga Arsya, abah. Ilham mau ke rumah sakit sama umi dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisyah Aqilah || TERBIT
Narrativa generaleGUS ILHAM MY HUSBAND 2 Dijodohkan saat libur semester? Menikah dengan orang yang tidak kamu cintai, tidak menentukan kehidupan mu akan suram. Aisyah Aqilah, contohnya. Setelah kisahnya selesai bahagia. Kini ia hadir menyambung kisah lama bersama su...