29. Jenguk

10 2 0
                                    

HATCHI!

"Law sakit juga?" tanya Sabo. Law menoleh, iris abu-abunya menangkap keberadaan teman-teman sekelas [Name]. Ia mengenal Sabo karena ia pernah menanyakan [Name] padanya. Sebagai adik yang menyayangi kakaknya, sudah tentu Law memikirkan tingkah [Name] di kelas.

"Biasanya anak kembar tuh suka kompak, ya?" tanya Koala, tatapannya tertuju ke arah Sabo kemudian beralih pada Law.

"Ini juga kompak. Bedanya Law cuma bersin-bersin," jawab Rosinante. Ia berdiri untuk mengambilkan air kepada keempat teman [Name] sekaligus menaruh es krim di freezer.

Cavendish menatap kesal ke arah Law. Saat tatapannya bertemu dengan tatapan Law, pemuda itu menjulurkan lidah, mengejek. Law hanya mengabaikannya.

"Anak kembar itu lucu. Saling terhubung satu sama lain," kata Isuka.

Mendengar ucapan itu, Cavendish jadi ingat masa lalu di mana ia membenci [Name] karena mirip dengan Law. Sekarang, Cavendish malah merindukan [Name] saat menatap Law, sebagai anak kembar, mereka memang memiliki kemiripan.

Rosinante kembali. Ia membawa empat gelas air berwarna oranye, katakan bahwa Rosinante membawa jus jeruk atau semacamnya untuk mereka. "Om, kalau kita lihat [Name] enggak pa-pa?" tanya Koala.

Rosinante menganggukkan kepalanya. "Boleh, mau sekarang langsung atau tunggu beberapa menit kemudian?" tanyanya.

"Beberapa menit kemudian boleh? Kami haus, terima kasih untuk minumannya, Om!" kata Cavendish. Rosinante tertawa kecil. "Khusus untuk kamu, panggil saya Papa," tegurnya.

Sabo yang meminum jus jeruk terkejut hingga ia menyemburkan minuman itu tepat ke wajah tampan Cavendish. "Gila, maju ke kecepatan 1000 kilometer perjam, bukan lampu hijau lagi ini!" batinnya.

Law sudah lama menghilang, ia masuk ke kamar adiknya. "Om mending ke kamar, teman-teman [Name] mau jenguk ke sini."

"Kamu bujuk dia makan," titah Doflamingo. Law menganggukkan kepalanya, ia mengambil sepiring makanan di tangan Doflamingo dan duduk di tepian ranjang. Ia menaruh piring tersebut di nakas dan memegang lengan [Name].

"Tidur?"

"Enggak," jawab [Name]. Suaranya terdengar cukup aneh karena salah satu lubang hidungnya tersumbat.

"Temen-temen lo datang, mereka mau jenguk ke kamar." Law memberi tahu, [Name] membalasnya dengan anggukan kepala saja.

Law menatapmu dengan tatapan sendu. Ia menyibak helaian rambut yang menutupi wajah sang kakak kembar, menyelipkannya di belakang telinga. "Cepat sembuh, nanti bisa makan es krim lagi," katanya.

"Hm.."

Mendengar keramaian, Law menaruh telunjuk di depan bibirnya. Seketika keempat temanmu langsung bungkam. Ia berjalan dengan pelan ke kamarmu dan iba melihat dirimu terbaring di ranjang dengan selimut yang hampir menutupi seluruh tubuh.

"Jangan berisik," kata Law. Ia kemudian meninggalkanmu dan teman-temanmu.

"Meskipun Law adik, ternyata Law lebih nyeremin dari [Name]," kata Koala dengan suara pelan. Isuka tersenyum, ada-ada saja temannya yang satu ini.

Ibu BendaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang