07. Tanggungan

32 9 0
                                    

Berjalan menuju loker, kamu mendapati Cavendish yang sedang mengotak-atik loker milikmu. Ia sedang berusaha membukanya ternyata.

Pertama, kamu bukanlah tipe gadis yang suka melabrak seperti di drama. Kamu lebih suka memantau, memotret diam-diam untuk mengumpulkan bukti, barulah kamu akan mempermalukan pelaku di hadapan umum.

Berbeda dengan Law yang abai apapun yang terjadi pada lokernya, meskipun dia tahu siapa orang yang suka mengacak-acak lokernya.

Siapa lagi kalau bukan dari penggemar dan si Tiang Rambut Kuning itu?

Merogoh ponsel di dalam tas, kamu mengklik aplikasi kamera. Kamu pun diam-diam memotretnya. Entah apa yang Cavendish masukkan ke dalam lokermu. Kalau dia memasukkan hal buruk, kamu akan mencukur botak rambut kuning yang mulai gondrong itu.

Tapi, hal itu tidak terlihat sama sekali. Koridor juga sepi, jadi tidak ada orang yang menegurnya.

Setelah Cavendish pergi, barulah kamu beraksi. Kamu membuka loker. Pertama-tama, kamu berpikir, bagaimana bisa Cavendish membuka lokermu yang dikunci? Apakah dia seorang hengker? Mengadi-ngadi sekali.

Kedua, bagaimana bisa dia MENEMPELKAN FOTONYA SENDIRI DI LOKERMU?!

Kamu berkali-kali melihat nama yang tertempel di loker, loker nomor 14 sudah jelas loker milikmu! Di sana juga sudah tertulis dengan font Italic Bold dengan huruf kapital semua bahwa loker itu milikmu!

Apakah Cavendish ingin orang-orang mengira bahwa kamu tergila-gila padanya?!

"[Name], kamu suka Cavendish? Kamu bucin sama dia sampai fotonya dipasang kayak gitu?"

Sudah terduga hal ini akan terjadi. Kamu emosi. Kamu mencabut foto itu dan merobeknya kemudian membuangnya ke tong sampah. Kalau perlu dibakar sekalian. Bocah pirang narsis itu perlu diberi pelajaran! Setelah merampok pulpennya hingga di tempat pensil Cavendish penuh pulpen miliknya, bocah pirang itu ingin membuatnya terlihat seperti orang gila juga!

"[Name], kamu—"

"Mana Cavendish?!" tanyamu tidak santai.

"Aku tidak tahu. Aku bukan ayahnya."

"Tapi, lo temen deket dia! Astaga! Cowok kuning itu beneran mau gue cukur rambutnya! CAVENDISH! BODOH! TOLOL!"

"Gue kira dia ngomong ke gue.." gumam Sabo, terkejut kala kamu menyebut 'cowok kuning' di sana. Sebab Sabo juga dipanggil seperti itu oleh teman lamanya, Koala.

×××

"Nah, teman-teman! Karena Cavendish adalah anak orang kaya, sehari diberi uang seratus ribu dan kata ayahnya harus habis, bagaimana kalau selama sebulan penuh uang kas dibayar oleh Cavendish? Dua kali lipat! Jadi dalam seminggu, masing-masing dari kalian membayar kas dua ribu, tapi dibayar oleh Cavendish! Mengerti tidak?!"

Cavendish pundung di pojokan. Sudah diomeli di kantin, dibijek-bijek, sekarang diperintah untuk menanggung kas anak-anak satu kelas. Perihal menempelkan selembar foto dirinya di loker.

Memang benar, perempuan itu sulit!










***
"Tersisa berapa uangmu hari ini?"

"Habis, Pa."

"Tumben."

Gimana gak habis? Orang gue bayar kas 80 ribu.

… uang jajan gue.

Ibu BendaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang