06. Closer To Him

973 134 12
                                    

Karena insiden kemarin malam Yoshi pikir Jihoon sudah biarkan ia mendekat jadilah siang itu Yoshi datang ke restoran untuk menemui Jihoon secara normal tanpa perlu menjelma jadi pelanggan namun saat ditanyakan ternyata Jihoon tidak datang bekerja dan sudah izin untuk libur sehari. Ryujin yang memberitahunya karena Ryujin lah yang pertama ia hadapi saat datang ke meja kasir. Gadis itu tampak tak begitu bersahabat dengan Yoshi namun tetap jawab pertanyaan Yoshi dengan sopan dan beritahukan di mana kemungkinan Jihoon berada saat ini.

"Mungkin dia lagi di pantai. Biasanya sih, kalau dia galau ya gitu. Samperin aja, kalau masih mau berjuang luluhin hatinya."

Tentu saja tak perlu dititah dua kali bagi Yoshi untuk segera beranjak dari restoran Ryujin dan pergi menuju satu-satunya pantai yang dapat ditempuh hanya dengan naik bus selama 15 menit, 4 kali berhenti menurunkan penumpang dan berakhir di sebuah halte bus yang di seberang jalannya sudah terhampar pasir kasar pantai yang panas. Yoshi berjalan hampir 18 menit lamanya mengelilingi pantai tersebut untuk menemukan Jihoon. Ia hampir menyerah, berpikir bahwa mungkin Jihoon sudah pulang sebelum ia sampai namun niatnya itu segera diputus begitu akhirnya temukan Jihoon yang sedang duduk di atas pasir sendirian dekat dengan deburan ombak yang sesekali membasahi ujung jari kakinya. Yoshi tak mengatakan apa pun dan hanya duduk bersisian dengan Jihoon, juga menjaga jarak sekurangnya 60 centimeter dari Jihoon.

"Hahhh, beneran stalker." Jihoon mendesis kesal. Ia jelas sadar Yoshi yang datang tanpa diundang dan duduk di sampingnya tanpa permisi.

"Kamu mau saya pergi?" Yoshi menolehkan wajah dan Jihoon justru memalingkan wajahnya darinya. Kepalanya diletakkan di atas lipatan tangannya di atas lutut. Jihoon tak menjawab, juga berikan tanda-tanda akan menjawab atau isyaratkan Yoshi untuk benar-benar pergi. Lagi-lagi, Jihoon buat Yoshi harus berpikir keras mengenai apa yang sebenarnya pemuda dengan tahi lalat di bawah matanya itu inginkan darinya.

Yoshi tetap di sana. Menunggu tanpa kepastian dalam ruang kesunyian yang hanya diisi oleh suara deburan ombak yang semakin tinggi. "Kamu bisa bilang kalau mau saya pergi. Tapi saya akan tetap tungguin kamu sampai kamu puas membuang waktu melamun di sini, karena sepertinya kamu cukup betah." Yoshi berujar pecahkan sunyi tanpa niat keluarkan Jihoon dari lamunan panjangnya.

"Om," panggilan itu sukses buat Yoshi menoleh dengan sebelah alis menukik. Jihoon masih sembunyikan wajah di dalam lipatan tangan, namun kini wajahnya menghadap Yoshi. Senyumnya sedikit terluas di balik lipatan tangan itu ketika melihat Yoshi yang merespon sedetik setelah dipanggil padahal baru semalam pria itu mengomel karena tidak suka panggil om. "Kenapa harus gue, dan bisa gak sih lo stop ngikutin gue gini," lanjutnya lagi berusaha sampaikan seberapa risih ia dengan sikap Yoshi.

"Karena saya suka kamu." Ungkapan itu mutlak buat Jihoon membatu namun tetap berusaha terlihat biasa saja di tengah getaran hatinya yang tiba-tiba. "Saya harus pastiin kalau kamu baik-baik saja dan selalu aman setiap saat." Jihoon masih diam, tak lagi dapat mendebat pernyataan yang sudah sempat Yoshi sampaikan padanya di malam kemarin itu.

Pupil matanya tak bisa diam ketika melihat Yoshi yang menegakkan posisi duduknya, membuatnya untuk sesaat berpikir bahwa Yoshi tengah bersiap untuk pergi namun pria penuh wibawa itu justru hanya mengubah posisi duduknya menjadi bersila. Jihoon sedikit mendengus menertawakan Yoshi yang sepertinya tak betah duduk lama dengan posisi yang sama.

"Oh iya, bukannya semalam saya sudah bilang ya, agar kamu merenungkan caramu memanggil saya? Kenapa masih tidak mengubahnya? Apa menurutmu begitu cara sepasang kekasih saling memanggil?"

Tawa Jihoon meledak seketika itu. Kalimat terakhir itu tidak dapat ia prediksi. Tawanya benar-benar puas sampai perutnya kram sendiri. Jihoon meluruskan kedua kakinya, sedikit menggeser mundur duduknya untuk menghindari pasir basah. Mata beningnya beralih menatap Yoshi. "Sepasang kekasih? Kita? Sejak kapan? Hahahahah..." Sarafnya serasa digelitik memikirkan kepercayaan diri yang Yoshi miliki untuk mengucapkan kalimat tersebut.

Alpha Bride [ yoshihoon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang