Prolog

7.1K 396 4
                                    

Hello Semua,

RESTRAINT akan mulai saya upload hari selasa,  22 May 2023, jadwal tayang hari Selasa, Kamis dan Jumat.

Silahkan masukkan di rak biar nggak ketinggalan.

Xoxo

Asoka Biru

****************************************

Badanku menggigil. Setiap suara tembakan yang terdengar membuatku terlunjak. Orang-orang berkata bahwa kamu akan melihat kilas kehidupanmu ketika kematianmu sudah dekat. Aku sedang melihatnya sekarang. Kilas kehidupanku, seolah seperti filem hitam putih, terpampang di kepalaku. Adegan demi adegan berkelebat. Aku bisa merasakan ribuan kecup sayang yang diberikan oleh Mama, kesabaran dan hangatnya Papa ketika beliau mengajariku naik sepeda untuk pertama kalinya, bahkan tangis Mama ketika melepaskanku untuk bekerja di tempat ini. Aku bahkan bisa merasakan airmata beliau yang terasa hangat di jemariku. Aku bisa melihatnya, seolah itu baru kemarin terjadi.

"Alina, look at me." Sebuah suara menarikku ke alam sadar. Suara milik seorang lelaki bermata zaitun yang berdiri di depanku. "I will get you out of here," katanya. Dia menelangkupkan kedua tangannya di kedua telingaku. Mencoba membendung suara tembakan yang terdengar bagaikan dentuman meriam di luar sana.

Aku memandang wajahnya, ke kedua mata berwarna zaitun yang sedang menatapku. Bagaimana kisah kami begitu singkat. Seandainya kami bertemu sebelum ini. Seandainya kami berada di tempat lain yang dipenuhi bunga dan sinar matahari. Tetapi kami berada di tempat ini, di tengah jerit manusia yang sedang meregang nyawa.

"I love you," ucapku. Karena mungkin aku tidak akan mempunyai sisa hari untuk mengatakannya. Karena mungkin besok, atau bahkan satu jam nanti tidak akan pernah terjadi, karena mungkin nyawa yang sekarang bersemayam di tubuhku tidak akan ada lagi di sana.

"I love you." Aku mengulanginya. Lebih keras dari sebelumnya. Mungkin kebersamaan kita tidak terlalu lama, tetapi aku ingin dia tahu bahwa aku mencintainya. Lelaki yang telah menamkan bibit cinta yang kini tumbuh berkembang di sudut hatiku. Aku akan membawanya, walaupun nyawaku nanti tak lagi bersarang di tubuhku. 

Mata zaitun yang sebelumnya tampak tergar itu mulai berkaca. "I love you more than anything," ucapya lirih.  Dia meraup bibirku, melumatnya seolah ini adalah hari terakhir kami di dunia. Karena mungkin esok itu tidak akan pernah datang. Tidak untukku. Tidak untuk kami.

RESTRAINTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang