chapter 32

1.5K 85 0
                                    

Zoya kini berada di balkon kamar miliknya yang menghadap gedung gedung tinggi, ia memikirkan bagaimana jika ia meninggal untuk kedua kalinya yang ia pikirkan bukan dirinya melainkan keluarga nya dan orang terdekat nya

"Dri maafin gue yang ga jujur sama lo" Ucapnya sendu sembari memandang langit yang mendung seperti hatinya

"Huftt, mungkin gue bisa ikhlas tapi gimana sama mereka? Gue kasi tau kebenarannya aja belum"

"Untung aja acara sekolah dicepetin jadi gue bisa cepet cepet kasi tau kebenaran bahwa gue bukan jiwa asli Michael"

Airmata zoya kini jatuh memanasi pipi mulusnya ia menangis tiba tiba ada tangan kekar yang memeluknya dari samping

"B-bang kara? " Ucapnya gugup

"Iya ini aku" Ucapnya sambil tersenyum

"Bang kara denger semuanya? " Tanyanya kembali terisak

"Iya aku tau semuanya, walaupun jiwa kamu bukan jiwa Michael zoyara algantara tapi raga kamu miliknya" Ucapnya lalu mengeratkan pelukannya

"Bang kara mau marah sama aku ya? Karena aku jiwa Michael gaada hiks"

"Sebenernya berat buat nerima ini semua, aku kira Michael udah nerima aku sebagai abang sepenuhnya waktu pertama kamu curhat curhat sama aku disitu aku udah mulai aneh dari sikap kamu aku juga tau ko zelden ini juga bukan jiwa aslinya"

"Maaf ya gara gara adek aku kalian jadi keseret ke dunia novel ini" Lanjut nya

"B-bang kara ternyata udah tau bahwa ini semua fiksi? "

"Ya, dulu aku juga pernah mengalami transmigrasi dan untungnya aku bisa balik ke raga ini "

"Bang zoya boleh tau kisahnya? "

"Boleh"

Flashback

Saat itu Bagaskara sedang berkumpul bersama teman temannya di kota yang ia tempati dulu saat itu ia izin untuk pulang guna mengerjakan tugas yang lupa ia buat

"Gue duluan dulu ya, gue lupa tugas kampus belum gue kerjain"

"Oh iya bro hati hati"

Bagaskara keluar dari cafe yang biasa ia dan teman temannya gunakan untuk menongkrong ia kemudian berjalan menuju parkiran untuk mengambil motor miliknya

Namun pikirannya sudah tak enak dan isi hatinya mengucapkan agar tak pulang sekarang namun Bagaskara tetaplah Bagaskara yang kekeh atas pendiriannya

Ia mengemudi kan motornya membelah jalanan malam dihari itu sialnya ada seseorang yang mungkin salah sasaran dan menembak perut Bagaskara, ia terjatuh dari motornya dan tersungkur mencium aspal

"Arghh sial" Ucapnya sebelum kesadarannya hilang

Untung saja ada mobil polisi yang sedang berpatroli malam disana mereka menemukan Bagaskara yang sudah terbaring lemah di aspal dengan darah yang bercucuran serta motor yang ia naiki terjatuh dan rusak

"Pak menepi sebentar, sepertinya ada yang menjadi korban penembakan "

Sontak polisi yang mengemudikan mobil polisi tersebut menepikan nya dijalanan yang sudah sepi, mereka turun dari mobilnya lalu segera menghubungi ambulans

Tak lama ambulan datang mereka dengan cepat menggotong Bagaskara kedalam ambulans sesampainya dirumah sakit ia langsung dilarikan ke UGD dan saat itu pula ia dinyatakan koma rumah sakit yang berada di kota nya

Polisi segera menghubungi keluarga Bagaskara menggunakan handphone Bagaskara yang kebetulan tidak dikunci

"Halo apa benar ini dari keluarga Bagaskara? "

Transmigrasi ZoyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang