bab 48

616 67 9
                                    

" mba mira,

" emm mas panggil mira saja yah mas,

" oh maaf maaf' baik mir,

" iya mas rasanya saya seperti tua sekali di panggil mba'

" haha maaf ya mir' oh iya saya mau tanya mira,,

" tanya apa yah mas' silahkan jika saya bisa jawab saya akan jawab' emm ta,tapi,,

seakan paham maksud dari mira' laki-laki tersebut langsung memotong perkataan mira' yah betul sampai saat ini baik mira atau laki-laki tersebut tak pernah membahas masa lalu mira' dirinya tulus membantu mira tak ada niatan untuk mengusik masalalu mira' dirinya tau setiap manusia pasti memiliki masa lalu yang pahit,

" kamu tenang aja mir' saya tidak akan menanyakan apapun yang membuat kamu tidak nyaman'

mira bernafas lega bukan tak ingin menceritakan masa lalunya pada laki-laki yang sudah menolongnya' mira hanya belum siap untuk kembali mengingat dosanya' saat ini mira benar-benar ingin memperbaiki dirinya dan ingin segera meminta maaf pada mantan suaminya, kana ayu dan bintang yang pernah ia sakiti hatinya dulu'

" em mau nanya apa,,

" mir' maaf sebelumnya jika saya lancang menanyakan ini' apa kamu ingin bisa melihat lagi'

mira terdiam dengan perkataan laki-laki tersebut apa dirinya pantas mendapatkan penglihatannya kembali' sedangkan dirinya belum tenang' karena belum mendapatkan maaf dari mew kana ayu dan bintang'

" ma,mas apakah pantas untuk saya yang seorang pendosa mendapatkan kebaikan ini,

" tidak ada yang tak mungkin mir' bagaimanapun masalalu kamu' saya yakin saat ini kamu lagi berusaha menjadi orang dengan fersi yang lebih baik lagi' saya melihat itu semua dari kesungguhan hati kamu yang berusaha untuk berubah' saya yakin kamu wanita baik-baik,

" nyatanya tidak seperti itu mas'

" semua hanya masalah waktu mir' kamu sedang berusaha kan'

mira mengangguk haruskah mira merasakan kesempatan melihat lagi,

" tapi saya ingin menghukum diri saya mas' dan tuhan memberikan saya karma yang mas lihat saat ini'

" dan kamu tau kamu juga berhak mendapatkan kesempatan kedua mir'

" pantaskah seorang pendosa seperti saya mendapatkannya mas'

" tentu karena tuhan maha pemaaf' saya akan mencarikan pendonor mata' kamu harus mempersiapkan hati hem' ada nia saat ini sebagai tanggung jawab kamu yang harus kamu jaga dan rawat nia masih sangat kecil dan muda dia masih butuh sosok kaka seperti kamu,

" kamu benar mas aku ga mau nia malu memiliki kaka yang cacat'

" tidak seperti itu bagaimanapun kondisi kamu' dia pasti akan menerimanya, tapi apakah kamu tidak ingin melihat wajah cantik adikmu,

" mau mas'

" baik kalau begitu saya akan mencarikannya untuk kamu'

" mas tapi,,

" tidak perlu khawatir saya yang membiayainya,

" tidak mas tidak' saya mohon untuk kali ini Jangan' biarkan saya yang mengumpulkan uangnya sendiri,

" mir pendonor mata itu tidak mudah kita harus mencari yang cocok' dan jika itu ada pasti banyak yang menginginkannya' dan itu akan membutuhkan waktu yang lama lagi jika harus menunggu,

" tidak apa mas berapa tahunpun akan aku terima,

" begini saja kamu bisa pakai uang saya dulu' jika sudah ada kamu bisa membayarnya kapanpun mir'

" mas saya sudah banyak berhutang Budi sama kamu'

" mir' saya mohon jangan tolak niat baik saya,,

" tapi mas,

" pikirkan nia,

" emm ma,mas,,

" masa depan kalian masih panjang mira,

" hem baiklah mas dan sekali lagi terimakasih' mas bumi sudah baik sama saya,

" tidak masalah mir saya tulus membantu mu,,

" baik mas'

" bagus mira kalau begitu saya ingin keluar dulu ada sedikit urusan' kamu tidak apa sendiri sebentar lagi nia pulang,

" tidak apa mas' terimakasih sekali lagi,

" sama-sama mir' kalau begitu saya permisi,

" iya mas,

..

..

" bagaimanapun masa lalu mu, saya yakin saat ini kamu sedang berusaha menjadi lebih baik lagi,

..

..

..

..

" mas kamu ada terapi hari ini'

" iya sayang' em kalau kamu sibuk gapapa sayang mas bisa sendiri ko'

" ayu bisa mas' walaupun sibuk tapi kewajiban ayu sebagai istri harus tetap jalan kan'

deg,,,sakit tentu saja,, apa ayu menerimanya atau bersikap baik padanya hanya karena status dan kewajiban' bukan rasa cinta yang tulus kah' lalu apa bedanya bukankah itu jauh lebih baik' tak ingantkah dulu dirinya malah melakukan hal kejam pada anak dan istrinya dulu' tapi jika boleh jujur rasanya sakit berstatus tapi hanya karena anak dan tanggung jawab' jika di pikir lagi dulu dia bahkan melakukan hal lebih buruk dari ini'

berstatus tapi tanggung jawab sebagai ayah dan suami tak ada' karena terlalu fokus pada kekasih gelapnya dulu'

..

..

..

..

" loh kamu disini bum'

" eh iya kamu sedang apa ayy'

" ini aku lagi nemenin mas rafel terapi'

" bagaimana perkembangannya,

" sudah jauh lebih baik kemungkinan mas rafel bisa kembali jalan bum' kamu ngapain kesini,

" em aku ada sedikit urusan ayy,

" emm sibuk banget si pengusaha ini' mamah sama papah sehat kan,

" sehat ko' kamu kapan-kapan pulang kerumah yah mamah kangen tuh,

" Salamin sama mamah yah nanti aku sama bintang kesana,

" ok' kalau begitu aku pergi dulu salam untuk rafel ya,

" iya nanti aku salamin,

" iya by,

" by by,

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

ASISTEN YANG MENGGODA,,, ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang