Prolog

3.4K 102 4
                                    


" Apa harus begitu ? " tanya Anjas dengan suara yang rendah penuh pertimangan tidak yakin dengan usul sang kekasih untuk merasa impas dengan menjebak Dyas sebagai hukuman karena telah berani memasuki kehidupan pribadinya .

" Iya kalau nggak begitu aku nggak tenang ! " Ariana mendesis, melihat sekilas ke arah Anjas, dengan tatapan skeptis. Kemudian kembali berjalan dengan wajah yang mengiringi langkah kaki penuh keresahan.

" Aku yakin dia nggak akan seberani itu "

" NJAS DENGAR AKU ! " Bentak Ariana, kakinya berhenti seolah perkataan Anjas seperti dinding yang membuatnya terbentur marah. " ...aku mau KAMU--- nurutin aku atau kita putus ! " ancam Ariana menatap tajam sang kekasih. Wajah cantik itu berubah kelam.

Anjas menghela napas kasar.

" Gimana kalau kita nikah, kalau foto itu kesebar status kamu aman "

" Nikah ? " Ariana tertawa suaranya terdengar sumbang dan putus asa, kemudian tawa itu berhenti tergantikan dengusan. Lalu hening bersamaan matanya yang menatap tajam ke arah Anjas. Dia mendekat ke arah sang kekasih yang sedari tadi duduk di sofa. Gadis itu merunduk memposisikan wajahnya mendekat ke arah Anjas agar sejajar. Tatapan mata keduanya bertemu.

" Kita masih kuliah Njas " Bisiknya.

" Seenggaknya aku tanggung jawab " ucap Anjas dengan nada pelan penuh keyakinan.

Ariana tersenyum. Masih menatap wajah kekasihnya, menyalam disana. meneliti keyakinan, yang membuatnya menelan ludah. Kemudian dia berdiri, menegakkan tubuh menjauh dan kembali berjalan mondar-mandir. Seolah keyakinan di wajah kekasihnya tidak mampu meredakan ketakutannya.

Anjas menelan ludah, dia kecewa.

" Makasih Njas tapi..." Ariana menghembuskan napas kasar " aku belum siap, bukan aku nggak cinta sama kamu, kita masih terlalu muda...aku mau lulus kuliah dulu...lagian akukan lagi fokus pemilihan gadis kampus ..." kemudian gadis itu berhenti, berdiri menatap Anjas. " Kamu ngerti kan ? "

" Ehm " gumam Anjas setelah menimbang ragu.

"Njas audisinya bentar lagi...kalau foto itu kesebar...hancur aku. semuanya hancur...reputasiku hancur " bibir Ariana bergetar, matanya berkaca-kaca, ketakutan membayangi wajah gadis itu. Kalau foto itu tersebar, hancur reputasi yang sudah melekat dalam dirinya selama ini, semua prestasi yang ia raih dengan kecerdasan dan kerja keras buyar tertindas aib memalukan yang tidak pantas. Ia terancam keluar dari kampus, parahnya dia akan di depak dari kandidat pemilihan ajang gadis kampus. Jangan sampai itu terjadi, mungkin dia akan bunuh diri jika itu benar-benar terjadi.

Mata Anjas menatap bertanya pada kekasihnya yang menjawab dalam keyakinan di sana dalam tatapan mata yang tajam dan dalam.

" Aku mau Dyas juga harus punya foto yang sama , jadi dia nggak punya alasan untuk nyebar foto aku ! "

" Nggak mungkin dia sebar ! "

" Aku nggak mau tahu ! "

" Dia itu hanya anak pembantu Ri , mana berani dia nyebarin...dia nggak ada urusannya sama kita " hanya itu yang keluar dari bibir Anjas, ada rasa penyesalan memalukan setelah mengatakannya. Merasa bingung kenapa dia memikirkan status keberadaan gadis yang sama sekali tidak dia kenal selain mengetahui sebuah nama dan keberadaanya sebagi pembantu, sekaligus anak tukang masak yang telah lama bekerja bertahun-tahun di rumahnya.

" SIAPA PEDULI ! yang aku tahu dia juga harus punya... " Ariana teriak putus asa.

" Gimana caranya ? "

" Aku akan sewa orang buat nidurin dia...tenang aja aku nggak akan ngelibatin kamu "

Anjas menahan napas, menatap nyalang ke arah wajah kekasihnya yang juga menatap tajam ke arahnya. Seolah dirinyalah yang mendapat ancaman itu, entah kenapa dia tidak setuju.

" Kita jebak dia di hotel, kasih cewek itu obat perangsang...terus kita videoin, aku merasa aman kalau kaya gitu---dia juga merasa terancamkan, nggak akan berani macam-macam sama kita "  

Pernikahan DYASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang