Anjas dan Gisca

606 19 0
                                    


Di perjalanan Dyas sudah tidak tahan lagi, ia sudah merana merindukan Anjas menunggu-nunggu kehadiran pria itu, rasanya sangat menyesakkan. Dan perasaanya jauh lebih buruk karena Sofia akhir-akhir ini tidak datang menemuinya.

" Mana Tante Sofia ?" tanya Dyas akhirnya.

" Kenapa ? " tanya Thomas terkesan biasa saja.

" Om kok nggak sama Tante ?"

" Kami putus " kata Thomas pelan, sambil terus menyetir. Mobil berbelok memasuki kawasan apartemen, melambat seiring mendekati lobi utama.

Dada Dyas sesak, sakit karena kepergian Anjas atau ia menyayangkan berakhirnya hubungan Thomas dan Sofia. Dyas baru mengenal keduanya, tapi rasanya seperti orang tua kandung sendiri. Bersama Sofia, Dyas merasakan kasih sayang seorang ibu, Sofialah yang Dyas lihat sebelum menutup mata di kamar mandi dulu, Sofialah yang merawat Dyas di rumah sakit dan Sofialah yang membujuk Dyas untuk menerima apa pun pemberian Thomas, Sofialah alasan Dyas berada di sini.

" Kenapa ? " kata Dyas merebak air matanya bercucuran.

" Saya belum siap nikah " kata Thomas dingin.

Dyas memalingkan wajahnya, baru menyadari mobil sudah berhenti.

" Siapa lagi yang kamu sakiti, Ibu, aku sekarang Tanta Sofia ? " Dyas menekan dadanya.

" Dengar dulu Dyas "

" Nggak mau dengar apa pun ! " bentak Dyas.

Dyas menghambur keluar mobil, membanting pintu sambil menangis, berjalan cepat karena tidak bisa berlari membawa perut besarnya. Meniti dua undakan anak tangga menuju lobi, Dyas menoleh ke samping, begitu bayangan tinggi abu-abu melintas di sudut matanya, muncul dari belakang. Mengusap matanyanya kalau saja ia salah lihat, pandangannya kabur karena air mata.

Dyas masih mengingat jelas, postur tubuh pria itu, mereka sering melakukan hal-hal intim dulu, dan pria bertubuh jangkung, mengenakan hodie abu-abu dan training sewarna itu melangkah tegab masuk ke dalam lobi apartemen. Dyas bahkan masih meghapal langkah-langkah pria itu berjalan, Dada Dyas sesak sekaligus panik karena pria itu kian menjauh. Dyas kembali turun, menyusul pria itu.

" ANJAS " Dyas menjerit, memegangi bagian bawah perut berjalan cepat. Terus berteriak memanggil nama pria yang sangat di rindukannya. Tapi pria itu tidak menoleh.

Dyas kesulitan berjalan, perut dan dadanya terpantul-pantul menuruti langkah kaki menuruni tebingan menuju basemant.

" ANJAS " Dyas tidak putus asa berteriak, tidak peduli jika yang di kejar tidak menoleh, ia yakin itu Anjas, pria yang dia cari selama ini.

Kaki Dyas melompat mencapai jalanan rata, parkiran gelap penuh mobil dan motor, tidak memperdulikan kandungannya, Dyas nyaris berlari.

" ANJAS " Dyas masih berteriak tidak peduli suaranya sudah serak , meneriakan nama pria yang sangat dicintainya . Jika benar itu Anjas, Dyas akan mengungkapkan perasaanya, bahwa ia menderita karena penyesalan dan rasa bersalah, Dyas ingin menerima ajakan Anjas yang memintanya kembali waktu itu.

Saat ia hampir sampai, menggapai pria berhodie abu-abu itu. Langkah Dyas berhenti, setelah ia amati seorang gadis di depan sana, di samping mobil, berdiri semampai berpenampilan seksi mengingatkan Dyas pada Ariana, tapi bukan, karena gadis itu adalah Gisca yang juga menatapnya, melewati bahu pria berhodie. Tampak kebingungan.

" Anjas " panggil Gisca di depan sana pada pria berhodie.  

******

Sudah ada di karyakarsa ya gaesss 

Pernikahan DYASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang