Ulang Tahun Anjas

1.5K 55 1
                                    

Malam hari yang cerah, di sebuah bangunan berwarna putih bertingkat dua menghadap jalan raya, jika akan melintasi jalan, pilar rumah sudah terlihat dari kejauhan, berdiri gagah menjulang mengapit lampu kristal yang menjuntai ke bawah menerangi balkon. Di masing-masing pilar, terdapat bangunan dengan jendela-jendal kaca berteralis hitam dengan hordeng abu-abu terlihat menyala karena cahaya terang dari dalamnya. Hanya sebatas itu saja pemandangan yang dapat dilihat setiap mata yang melintasi jalan bernama salah satu pahlawan nasional itu, selebihnya tertutupi pagar menjulang tinggi berwarna abu-abu berpagar kayu jati berwarna cokelat, beberapa petugas keamanan sering terlihat berjaga.

Pemilik rumah itu adalah Ramelgia Adskhan, seorang pengusuha keturunan turki, masih bersaudara dengan pemilik perusahan Adskhan.co Group Brother. Beberapa tahun belakangan, santer terdengar dari berita bisnis dan ekonomi Ramelgia memisahkan anak perusahaan sendiri di luar perusahaan keluarga. Ramelgia fokus pada perusahaan mekanik, alat berat dan industri pangan. Beberapa lahan pertambangan dan perkebunan sawit tersebar di seluruh provinsi di Indonesia di bawah nama perusahaannya. Salah satunya di Kalimantan merupakan pusat lahan terbesar dengan adanya pabrik minyak goreng.

Mungkin kalau dilihat dari luar siapa pun tidak akan tahu aktivitas di dalamnya karena tertutup pagar tembok tinggi, seisi rumah itu saat ini sedang menyiapkan pesta kejutan ulang tahun yang terbilang sederha, sangat sederhana jika dibandingkan dengan pesta-pesta sebelumnya. bukan tanpa sebab, karena yang berulang tahun bukan lagi anak-anak , tidak memperdulikan balon warna-warni, kebisingan suara terompet atau berapa tingkat kue ulang tahun. Yang dipedulikannya hanyalah hadiah yang akan didapatkan di usianya dua puluh satu tahun. Di umurnya yang sudah mengijak dewasa, sudah mengenal cinta, sudah berkuliah semester akhir, sudah memiliki kawanan dengan pergaulan yang luas dan berani. Si putra bungsu keluarga Adskhan, yang paling di sayang, di manja, dikabulkan apapun permintaanya. Satu-satunya pangeran diantara empat putri di istana itu.

Para putri-putri yang sudah tumbuh dewasa , sudah tinggal dan berkembang di berbagai negara untuk mengejar cita-cita dan menetap karena menikah. Ralinsyah dan Raflesia keduanya berkuliah di Melbourne, bekerja dan menetap lama, resmi berimigrasi ke negeri kanguru setelah menemukan pasangan hidup masing-masing. Ralfinna adalah satu-satunya putri keluarga Adskhan yang menetap di Indonesia setelah menikah, bekerja sebagai dokter di rumah sakit milik keluarga suaminya. Sedangkan sang putri bungsu Rantrisa belum menikah, penggila seni, berkuliah di Inggris dan bekerja di Tate Modern sebuah galeri seni kontemporer terbesar di pusat London.

Walau perusahaan sang ayah besar dengan masa depan yang menjanjikan, tampaknya semua putri-putri di keluarga Adskhan tidak ada yang tertarik mencelupkan tangan untuk bergabung. Keempat bersaudari itu memberikan semua tanggung jawab perusahaan dan warisan keluarga pada satu-satunya laki-laki yang sedang berulang tahun malam ini. Karena itulah untuk menyenangkan sang bungsu, ke empat putri keluarga Adkshan rela terbang dari negaranya masing-masing untuk berkumpul di rumah orang tua mereka demi memperlihatkan rasa cinta kepada saudara laki-laki dan bungsu mereka, Anjas Ralhasya Adkshan.

" Get off my case " gerutu Anjas kali ini dengan suara tinggi, Kepalanya bergerak mengelak menahan kesal saat Raltrishia yang paling merasa dekat, berani menarik Airphone yang melingkar di kepala si bungsu yang saat ini sedang serius bermain PS dari layar komputer, permainan itu terhubung pada beberapa teman.

" Make your own sandwich " ucap Trishia tak mau kalah, menikmati kekesalan Anjas. Gadis itu sedari tadi membujuk Anjas keluar dari kamar untuk bergabung bersama keluarga, karena pesta kejutan sudah di persiapkan.

Anjas tidak peduli, tatapan matanya tajam menatap layar komputer menampilkan game perang itu, sesekali rahangnya mengetat setiap kali hendak mengshoot lawan mainnya. Kadang berteriak mengeluarkan kata-kata kotor yang didapatnya dari teman sekolah, dan semenjak berkuliah kata-kata kotor itu terdengar keren dan ada saja bahasa baru yang keluar dari mulutnya. Kali ini dia berdecak, karena sedikit terganggu dengan guncangan tangan kakaknya di pundak.

Pernikahan DYASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang