Ancaman

614 45 2
                                    


" Ahhh " desahan Ariana terdengar panas, menguarkan gairah percintaan memenuhi udara sekeliling kamar, di atas ranjang yang berantakkan bergerak maju mundur mengikuti ritme gerakan Anjas di atas tubuhnya. Tidak lama Anjas ambruk di atas tubuh gadis itu, memeluknya erat dengan mata terpejam.

Ariana beringsut melepaskan belitan lengan kekar Anjas di tubuhnya, gadis itu turun dengan tuuh polos tanpa sehelai benang, menuju kamar mandi. Terdengar guyuran air dari pancuran, Anjas bisa mendengar apa yang di lakukan kekasihnya di sana.

Anjas mengangkat kepalanya saat tahu suara air berhenti, Arina muncul mengenakan bathrobe dengan rambut basah.

" Nggak pulang ? " tanya Ariana.

Mendengar itu Anjas menatap sang kekasih, alisnya terangkat sebelah.

" Kamu mau aku pulang ? "

" Ya biasanya kamu pulangkan, nanti Eyang kamu marah " Ariana berujar sinis dengan menekan kata eyang.

Anjas cemberut dengan wajah dingin.

" Aku mau nginep "

" Yakin ? "

" Yakin sayang " Anjas menepuk tempat di sebelahnya, menyuruh sang kekasih mendekat dengan tatapan mata dalam yang mampu membius Ariana, gadis itu seketika tersenyum. Ariana seketika mengingat percintaan yang panas sekaligus lembut beberapa saat yang lalu.

" Gimana fotonya ? kamu udah lihat ? " Ariana duduk di sisi ranjang, menyambar ponselnya di atas nakas, memainkan benda itu.

Mata Anjas bergerak seraya berpikir, jujur saja hingga saat ini ia sama sekali tidak tahu foto apa ayng di maksud Ariana, selaian ia merasa bahwa hal itu tidak terlalu penting, Anjas sepertinya tidak serius menanggapinya.

" Belum "

Anjas seketika bingung, melihat Ariana terkesiap, tubuh menegak tegang dengan mata melotot menatapnya.

" Tapi kenapa ada notifikasi Download ! " alih-alih bertanya meminta penjelasan pada Anjas yang menunjukkan raut wajah polos berlagak bodoh di mara Ariana, gadis itu lebih terdengar kesal menuntut jawaban.

" Maksud kamu apa sih "

" ANJAS ! AKU ITU NGIRIM FOTO AKU...KAMU NGERTI NGGAK SIH " Ariana kalap, ia berdiri menatap Anjas dengan amarah.

" Foto apa ? " Anjas bangkit terduduk, masih belum mengerti apa yang terjadi serta apa yang di permasalahka sang kekasih.

" Ishh---Anjing ! " Ariana berdecak dengan kaki menghentak lantai, gadis cantik itu sudah tak memikirkan penampilannya lagi. Ia geram karena Anjas benar-benar tidak peduli. Ariana mengotak-atik ponselnya, hingga benda itu berakhir menghantam dada Anjas akibat lemparan Ariana yang marah.

" Tuh--- itu semua wajah aku, juga wajah kamu, KITA HANCUR ANJAS ! " Ariana menjabak rambutnya frusatasi kembali duduk di sisi ranjang.

Anjas menelan ludah melihat tubuh atas Ariana yang terbuka tanpa di tutupi apapun, terpampang dalam sebuah gambar dengan begitu jelas, gadis itu dengan sadar mengabadikan tubuh telanjang dalam kamera ponsel. Dada Anjas berdesir kala menemukan gambar dirinya yang sedang tertidur, Ariana memeluknya dalam bidikan foto itu.

" Siapa yang download ? " tanya Anjas.

" Kok kamu tanya aku, itukan email kamu ? "

Anjas mengetatkan rahangnya, dengan bibir terkatup rapat, matanya tajam lekat seraya berpikir keras. Laptop ! sialan anak pembantu itu sangat kurang ajar, setelah memasuki kamarnya kemarin, kini memasuki ruang pribadinya yang penuh rahasia.

Pernikahan DYASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang