Kucing dan Tikus

737 86 23
                                    



Bagi keluarag Adskhan, ini kali pertama mereka mengadakan perhelatan acara yang sangat-sangat sederhana, sangat tertutup, sangat singkat dan sangat tidak terencana. Tidak pantas untuk sebuah pernikahan, karena syukuran sang cucu saja di adakan di sebuah hotel bintang lima, di hadiri banyak kolega bisnis dan keluarga besar Ramelgia maupun Yashinta yang juga merupakan orang-orang penting.

Tapi Ramelgia sebagai pemimpin perusahaan di hadapan para beberapa karyawan dekatnya tetap menunjukkan wibawanya yang karismatik , menunjukkan wajah ramahnya, tersenyum singkat walau tidak menunjukkan kebahagian yang semestinya, melewati semua prosesi singkat itu dengan tenang baik air mengalir. Ketengan itu menular pada semua tamu yang hadir, para karyawannya itu menampilkan wajah sumringah, tanpa mengejek sedikitpun, tidak ada juga yang berani menyingung musibah yang akan membuat keluarga atasan mereka merasa malu. Sebaliknya orang-orang itu memberikan ucapan selamat, penuh pujian yang pantas untuk pernikahan anak muda, kemudian menikmati hidangan yang tersaji dengan hikmat.

Begitu pun Pramesti yang banyak diam, walau pun selama ini di kenal cerewet dengan wajah angkuhnya yang mengintimidasi tampak pasrah melihat sang cucu kesayangan akhirnya menikah dengan seorang pembantu, menuruti usulan menantunya yang masuk akal, walaupun murka, akhirnya ia menerima dengan ikhlas tragedi memalukan yang di lakukan Anjas,tak pelak karena Anjas anak laki-laki satu-satunya, penerus generasi Adskhan di perusahaan nanti.

Sama halnya dengan Pramesti, Ralfinna yang merupakan seorang dokter dan sudah menjadi seorang ibu di usianya yang masih muda, memiliki pemikiaran maju dan terbuka. Walau pun marah pada sang adik, ia tidak bisa menghakimi Anjas semaunya. Ketika ia mengabarkan hal ini kepada seluruh saudaranya di berbagai negara, semuanya setuju bahwa Anjas memang harus bertanggung jawab tidak peduli bahwa Dyas seorang pembantu atau cucu Bik Halimah sekali pun.

Lain halnya dengan Yashinta, yang selalu merasa benar dengan dugaanya Dia tidak pernah salah, tujuh belas tahun yang lalu saat Anjas berusia lima tahun harus di rawat di rumah sakit karena mengalami panas tinggi. Di rumah sakit itulah Pramesti tiba-tiab membawa wanita tua dan bayi merah baru saja di lahirkan, keduanya terlantar di ibu kota, setelah itu baru di ketahui bawah ibu sang bayi adalah wanita muda yang meninggal seusia melahirkan karena pendarahan. Yashinta menentang keras Pramesti yang hendak menanggung hidup dua manusia yang tidak tahu asal usulnya itu, tapi setelah ibunya itu menangis dan memohon di hadapan Ramelgia, Yashinta diam saja karena tidak ada satu pun yang berdiri di pihaknya. Tapi Yashinta bersikeras bahwa wanita tua asing itu harus bekerja di rumahnya dan sang bayi tidak boleh di perkenankan hadir dalam kehidupan mereka. Tapi siapa sangka bahwa firasat buruknya itu benar-benar terajadi hari ini, nyatanya mereka tidak dapat di hindarkan dari malapetaka.

Fisik Dyas yang begitu berbeda dengan Halimah mengundang tanya mengenai asal usul gadis itu berasal, Yashinta yakin Dyas di lahirkan dari wanita tidak jelas, mungkin seorang pelacur yang di hamili pria hidung belang yang memanfaatkan wajah rupawan untuk kesenagan tanpa mau bertanggung jawab sedikit pun. Latar belakang yang sangat mengancam untuk putranya yang kabarnya sangat mencintai gadis pembantu itu, bagaimana kalau Dyas membawa perubahan yang buruk pada Anjas yang mudah di manipulasi oleh cinta dan nafsu, membuat Anjas kian menurut pada gadis itu di lain sisi menjadi anak pembangkang dan susah di atur untuk keluarga, dan dampak buruk Dyas yang menyebar hingga ke dalam rumah dan seluruh anggota, apa tidak mungkin semuanya akan rusak dan hancur , sehingga mencipatakn masalah yang lebih rumit dan mengerikan.

Yashinta tidak akan membiarkan itu terjadi, dia akan berusaha keras untuk menyadarkan Anjas, membuka mata putranya itu dengan sada-sadarnya atas jalan yang di pilih, Anjas jangan sampai jatuh pada gadis tidak jelas asal usulnya. Yahinta menatap dalam dengan wajah dingin, duduk anggun di samping suaminya. Matanya memicing penuh selidik pada gadis yang terlihat lugu dan polos di samping putranya.

Pernikahan DYASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang